Chapter 2. Rutinitas

554 122 8
                                    

Senin pukul lima pagi, Jaehyuk sudah beberapa kali bolak-balik dari walk in closet. Ia sedang packing seperti biasa, walaupun tanpa bantuan Asahi -karena kekasihnya itu sedang sibuk memasak di dapur.

Sudah hampir dua minggu Jaehyuk dipindahkan di kantor cabang baru, yang letaknya ada di Bandung. Meskipun tidak selamanya, agaknya pulang-pergi Jakarta-Bandung masih harus Jaehyuk tekuni hingga tiga atau empat bulan kedepan.

Alasan Jaehyuk dipindahkan ke Bandung karena kantor cabang baru itu belum mempunyai anggota departemen tetap yang bisa mengontrol proses berjalannya perusahaan. Maka, beberapa pegawai dari kantor Jakarta ditugaskan untuk menjaga stabilitas performa perusahaan baru di Bandung lewat pindah kerja sementara.

Katanya sih, paling lama empat bulan. Dan untungnya, Jaehyuk dipindahkan bersama Haruto. Jadi ia punya teman yang bisa diajak gantian menyetir selama perjalanan. Keduanya di iming-imingi posisi kepala departemen begitu nanti kembali ke Jakarta.

Biasanya, keduanya akan pergi ke Bandung hari senin pagi, atau kadang dini hari. Lalu, jum'at malam baru akan kembali pulang ke Jakarta. Sedangkan, di Bandung keduanya diberi fasilitas akomodasi dalam bentuk apartemen.

Meskipun hanya Jaehyuk yang pindah, mau tidak mau keseharian Asahi juga ikut berubah. Akhir pekan yang biasanya dipakai keduanya untuk berpacaran, kini harus direlakan untuk menyiapkan kebutuhan Jaehyuk seminggu kedepan.

Apalagi, kondisi rumah Asahi dan Jaehyuk kini begitu penuh. Dalam ruang tamu, terdapat belasan boks berisi amunisi pindahan Haruto.

Pada akhirnya, Haruto memilih pindah di salah satu unit apartemen yang juga Asahi dan Jaehyuk tinggali, di lantai yang sama pula. Alasannya, karena apartemen lama Haruto telah habis sewa tahunannya, dan laki-laki jangkung itu lebih memilih pindah apartemen dibanding harus memperpanjang masa sewanya kembali.

Sedangkan, apartemen Asahi dan Jaehyuk merupakan apartemen yang menjanjikan. Letaknya di pusat kota Jakarta dan dekat dengan kantor, itu yang paling penting bagi Haruto si tukang mepet kalau berangkat kerja.

Saat bel depan berbunyi, Asahi langsung beringsut kedepan, membuka pintu setelah memastikan bahwa Haruto yang berada di depan interkom rumahnya.

"Pagi, Ruto." Sapa Asahi ceria. Haruto nampak segar, terlihat jelas sudah selesai mandi dan sudah siap berangkat, meskipun hanya memakai setelan hoodie dan celana kain longgar.

"Pagi, Sa." Jawab Haruto sambil merapikan sepatunya di almari sepatu rumah Asahi dan Jaehyuk. "Jaehyuk mana?" Tanya Haruto kemudian.

Asahi menunjuk walk in closet dirumah keduanya, "Biasa. Paling masih packing," Jawabnya acuh sambil melanjutkan acaranya memasak.

Tinggal memasukkan baguette yang sudah diberi olesan butter dan irisan bawang putih kedalam oven dan voila! Garlic bread dan creamy chicken soup sudah cukup untuk menghangatkan perut Jaehyuk dan Haruto di pagi hari ini.

"Nih, lasagna. Dibikinin Bunda gue. Kemarin dikasi dua, yang satu buat lo aja deh. Lo kan suka makan beginian, kalo gue sih makan beginian nggak ada kenyangnya." Ujar Haruto, memberikan Asahi lasagna dengan suhu hampir beku yang ada dalam mangkuk kotak alumunium foil yang aman untuk dipanaskan.

Iya, Asahi bisa kenyang hanya karena makan lasagna sepiring kecil. Atau, spaghetty aglio olio di restoran yang menurut Haruto porsinya lebih sedikit dari nasi kucing. Berbeda sekali dengan Haruto dan Jaehyuk yang makannya banyak, kalau kata Asahi, isi perutnya seperti karung beras kosong.

"Owww thank youu," Sambut Asahi ceria. Ia memasukkan lasagna yang Haruto berikan kedalam kulkas. Asik! Nanti malam ia tidak perlu ribet memasak sepulang dari kantor.

Haruto tidak langsung duduk di meja makan, atau berada di sekitar dapur karena takut mengganggu Asahi. Sebagai alih-alih, laki-laki dengan perawakan tinggi kurus itu memilih mengintip Jaehyuk yang kini sedang memasukkan pakaian kedalam koper berukuran mini.

"Lama banget buset," Sapa Haruto mengagetkan Jaehyuk. "Mau dibantuin?" Tawarnya formalitas.

"Kalau gue jawab iya, emangnya dibantuin?" Tanya Jaehyuk pada Haruto.

Yang langsung dibalas tawa renyah Haruto, "Ya enggak lah gila aja lo!" Katanya lantang.

"Haruto, Kak Jaehyuk, sarapan." Ucap Asahi menghampiri keduanya.

Jaehyuk dan Haruto langsung menuju meja makan, melihat tumpukan garlic bread dalam piring di tengah dan panci berisi creamy chicken soup yang asapnya mengepul di udara.

"Yuk, To. Hajar!" Ajak Jaehyuk usai mengambil piring kecil di rak dapur.

"Lo nggak sarapan?" Tanya Haruto pada Asahi karena laki-laki itu hanya minum segelas susu dingin.

Asahi menggeleng, "Nggak. Masih jam lima lebih sepuluh, nih. Abis ini aja mau tidur lagi nanti bangun jam sembilanan soalnya baru ngantor jam sepuluh." Cerita Asahi berurutan.

Haruto tersenyum renyah, "Kantor abis buang gue sama Jaehyuk ke Bandung makin longgar begini ye, biasanya aja jam delapan udah harus nangkring di kubikel." Jawabnya disetujui Jaehyuk dengan anggukan.

Asahi ikut tertawa, "Ya soalnya kalian berdua kerjaannya dikantor gangguin atasan mulu! Jadi dibuang kan!" Jawabnya iseng.

Jaehyuk langsung menepuk lengan Asahi pelan, "Awas ya, kamu. Bandung penduduknya cakep semua tau, Sa." Katanya memanas-manasi Asahi.

Yang dipanasi tidak menjawab, malah Haruto menyahut, "Masalahnya yang cakep mau nggak sama lo?" Katanya mengejek.

"Brengsek!" Gumam Jaehyuk pura-pura sebal.

...

Pukul sembilan lebih empat puluh menit, Asahi sudah duduk diam di kubikelnya. Selain Jaehyuk dan Haruto yang dipindahkan sementara, suasana kantor tidak ada yang berubah.

Di departemen Asahi, masih ada Jihoon, dan satu anak baru bernama Yoshinori. Selain itu, tidak ada perubahan yang cukup berarti.

Asahi masih sibuk membuat planning departemen tiap bulannya, lalu secara aktif berkomunikasi dengan departemen yang lain demi kelancaran proses pekerjaannya.

Di departemen ekspor dan impor, ada beberapa perbedaan yang signifikan. Karena kehilangan dua anggota selama empat bulan kedepan, mau tidak mau pekerjaan departemen makin menumpuk.

Hyunsuk, yang sementara mengambil sebagian besar jobdesk, sering kali terlihat lembur di kantor ditemani jihoon, kekasihnya.

Psssttt. Tolong jaga rahasia ini karena hanya Asahi dan Jaehyuk yang tau bahwa Hyunsuk dan Jihoon menjalin hubungan lebih dari seorang teman.

Sekarang masih hari senin, yang artinya dalam lima hari kedepan Asahi hanya akan bertukar kabar dengan Jaehyuk lewat pesan atau telpon saja.

Setidaknya, rutinitas ini yang akan menemani Jaehyuk dan Asahi. Keduanya masih beradaptasi, meskipun rutinitas keduanya terus berlalu tanpa henti.































TBC.

Masih chapter pembuka, belum masuk konflik sama sekali. Rencananya, aku memang baru masukin konflik di chapter 6. Semoga chapter ini tidak mengecewakan.

Radin wuf you!

Remuk Redam (Jaesahi/Hasahi/Hajeongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang