Chapter 5. Banyak Ragunya

430 86 32
                                    

Akhir pekan seperti biasanya, Asahi sibuk menyiapkan beberapa makanan untuk menyambut Jaehyuk pulang. Agaknya, kepulangan Jaehyuk hari ini sedikit berbeda dibandingkan biasanya.

Selain karena terakhir kali keduanya sedikit bersitegang karena ketidakselarasan tujuan, juga karena beberapa hari yang lalu ulang tahun Jaehyuk terlewat begitu saja.

Asahi memang mengucapkan, meskipun hanya lewat sebuah pesan suara, tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu dihabiskan berdua. Tahun ini, Jaehyuk harus rela ulangtahunnya berlalu begitu saja di tempat kerjanya yang jauh disana.

"Kak Sahi, kuenya mau ditata di meja sekalian apa nanti aja?" Tanya seseorang membuyarkan lamunan Asahi yang sempat melalangbuana.

Itu Jeongwoo, yang kebetulan sudah hampir tiga hari menginap di apartemen Asahi karena sedang melakukan penelitian di salah satu kampus Jakarta untuk thesisnya.

Asahi yang menyarankan lebih dulu agar Jeongwoo tinggal dirumahnya. Lagipula, satu kamar dirumahnya selalu kosong karena Asahi dan Jaehyuk selalu tidur dalam satu kamar yang sama.

"Nanti aja, deh. Kak Jaehyuk suka makan kue pas baru keluar dari kulkas, dingin-dingin gituuu," Jawab Asahi selagi meletakkan mushroom sauce buatannya kedalam mangkok kecil.

Hari ini, Asahi menyiapkan beberapa jenis makanan untuk menyambut Jaehyuk yang barusaja pulang dari luar kota. Salah satu menu yang Asahi siapkan adalah steak, makanan kesukaan Jaehyuk.

Untung saja, bel rumah berbunyi tak lama setelahnya. Karena Asahi masih sibuk menata piring di meja makan, Jeongwoo langsung setengah berlari menuju pintu depan.

Jeongwoo termangu beberapa saat begitu membuka pintu dan menemukan sosok selain Jaehyuk berdiri begitu tegap dihadapannya.

Karena sosok laki-laki itu beberapa sentimeter lebih tinggi dari Jeongwoo, mau tidak mau membuat Jeongwoo mendongakkan sedikit kepala agar pandangannya sejajar.

"Boleh masuk, nggak? Jaehyuk masih ambil laundry dibawah," Ucap laki-laki itu pada akhirnya, membuat Jeongwoo mau tidak mau menggeser sedikit badannya agar celah pintu yang ia tutupi terbuka lebih lebar dari sebelumnya.

"Eh, Haruto. Kamu udah kenal sama Jeongwoo belom?" Tanya Asahi begitu melihat Haruto memasuki rumahnya.

Yang ditanya menggeleng, masih dengan wajah datarnya meletakkan belanjaan diatas dapur. "Ini, Jaehyuk yang beli." Ujar Haruto.

Asahi mengangguk mengerti, "Jeongwoo, bantuin nata ini dong," Panggil Asahi mau tidak mau membuat Jeongwoo mendekatinya.

Bagaimanapun, kedatangan Jeongwoo kali ini adalah sebagai tamu. Maka dari itu, ia mengeluarkan seluruh isi belanjaan untuk ditata dalam kulkas. Ia melepas satu persatu tag harga sebelum mencuci sayuran dibawah air mengalir.

"Kenalan dulu, gih." Ucap Asahi, sambil menyiapkan container untuk menyimpan bahan makanannya dalam kulkas.

Haruto mengambil sebuah apel diatas piring, lalu menggigitnya karena lapar perutnya tak tertahankan. "Haruto," Ujarnya sopan, sambil mengulurkan tangan berniat mengajak lawan bicaranya bersalaman.

Pemuda berkulit sedikit tan itu mengangguk, "Jeongwoo," Balasnya malu-malu. Karena tangannya masih basah usai mencuci sayuran, ia tak membalas uluran tangan Haruto, "Tangannya masih basah," Jawabnya.

"It's okay," Balas Haruto santai, meraih tangan basah Jeongwoo untuk ia ajak bersalaman.

"Ruto, tolong ambilin pemanggang, dong." Ucap Asahi menginterupsi, menunjuk pemanggang daging yang ada diatas rak piring.

Remuk Redam (Jaesahi/Hasahi/Hajeongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang