Akan jadi chapter yang panjaaaaaaang, mengandung adegan eksplisit dan mungkin boring. Jadi, sebelum baca aku saranin cari posisi yang nyaman dulu. Jangan lupa play musiknya yahhhh 😊😊😊 Gogogooooo~
...
Jaehyuk mengendap masuk kedalam rumahnya seperti seorang pencuri. Dengan kaki setengah berjinjit, Jaehyuk berhati-hati agar kakinya tak menendang furnitur rumah yang kini gelap gulita ini.
Pukul satu malam, atau lebih sedikit, Jaehyuk akhirnya berada dirumahnya setelah hampir dua minggu ditelan pekerjaan yang begitu menyiksa.
Saking menyiksanya, Jaehyuk siap jika Asahi akan memakinya habis-habisan begitu kekasihnya itu menyadari ia pulang beberapa menit kedepan.
Pasalnya, sudah tiga hari ponsel Jaehyuk hilang bersamaan dengan ulang tahun Asahi beberapa hari yang lalu. Maka, jangankan mengucapkan selamat. Memberi kabar Asahi saja tidak Jaehyuk lakukan.
Ketika berada didepan pintu kamarnya, Jaehyuk mulai sibuk mengeluarkan lilin dan korek api dari saku jasnya. Sambil menyalakan flash ponsel untuk membantu melepas selotip yang melingkari box kue ulang tahun Asahi, Jaehyuk berdebar saking gugupnya.
Sebuah napas berat Jaehyuk ambil sebelum membuka pintu kayu dihadapannya. Untungnya, meskipun lampu tidur mati, ada cahaya oranye yang menyinari wajah Asahi dari lampu tidur kecil diatas nakas.
Jaehyuk duduk dengan kedua lutut menempel pada lantai. Dengan tangan kiri membawa kue, tangan kanan Jaehyuk mulai menyusuri rambut depan Asahi yang sedikit menutupi rupawan wajahnya.
"Asa, Sayang," Panggil suara lembut Jaehyuk yang memanggil Asahi sambil mengusak pundaknya pelan. Mau tidak mau, Asahi yang begitu nyenyak tertidur sedikit terganggu karenanya.
Sayup-sayup, Asahi membuka kedua matanya. Ia berkedip beberapa kali sampai bayangan kabur dihadapannya membentuk sosok yang benar-benar nyata.
Ini benar Jaehyuk, sedang berlutut dilantai sambil membawa kue lengkap dengan sebuah lilin dibagian atas, masih menggunakan setelan kerja lengkap. Bahkan, jas dan dasinya masih rapi tersampir dibadannya, meskipun rambutnya agak berantakan.
"Selamat ulang tahun," Bisik Jaehyuk ditelinga Asahi lalu mencium pipi Asahi sekali, sembari mengelus pinggir rambut Asahi yang tidur miring ke kanan hari ini.
Dengan punggung tangan yang terkepal, Asahi mengucek kedua matanya pelan sambil beringsut duduk diatas ranjang mengumpulkan nyawa.
Jaehyuk yang senyumnya makin cerah ikut duduk miring didepan Asahi, sebelah kakinya naik keatas ranjang, menggunakan pahanya sebagai tumpuan lengannya yang membawa kue.
Agaknya, Asahi masih setengah sadar, cukup lama menatap Jaehyuk, hingga sosok berpakaian kantor itu tersenyum sambil mengusap pipi Asahi dengan jempolnya, "Selamat ulang tahun, Sayang." Katanya menyadarkan.
Dengan wajah cemberut, Asahi akhirnya menatap Jaehyuk lamat-lamat, "Kak Jaehyuk nggak ngucapin ulang tahuuuun, harinya udah lewaaaat," Rengeknya kesal dengan mata berkaca.
Duh, kalau Asahi sudah merengek begini, Jaehyuk mana tega.
"Maaf ya, dari kemarin hectic banget nyiapin acara hari ini biar beres cepet, taunya tetep lelet juga kelarnya." Jawab Jaehyuk merasa bersalah.
Awalnya, Jaehyuk menyangka kalau ia menyiapkan bahan rapat dengan sesempurna mungkin, ia paling tidak bisa menemui Asahi pada makan malam. Atau, ia tidak perlu menghabiskan waktu hingga dua minggu untuk project sialan yang ditugaskan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remuk Redam (Jaesahi/Hasahi/Hajeongwoo)
FanfictionRutinitas yang berputar begitu saja menjadikan apa-apa yang seharusnya indah jadi membosankan. Yang tadinya dilalui dengan suka cita, kini dihabiskan dengan penuh luka. Asahi X Jaehyuk X Haruto bexgonisaur's proudly presents Remuk Redam Start 26-06...