Setelah judge yang pergi meninggalkan sanji disana, pria itu segera melangkah pergi kekamarnya, "mama, ayah akan menyayangi sanji sebentar lagi, lihat saja" Ungkap sanji saat memegang kalung peninggalan ibunya.
-14 years old
"Sanji" Panggilan dari Dr. Hiluluk membuat sanji tersadar dari lamunanya, wajah lesu pria itu beralih pada mata dokter yang menatapnya iba
"Tidak apa-apa dokter, katakan saja" Ungkap sanji ketika Dr.Hiluluk hanya diam menganalisis wajahnya
Hiluluk beralih pada obat dimeja sanji, "berhenti mengkonsumsi ini" Kata hiluluk, sanji menatap obatnya, dia mendapatkan itu dari ruangan ayahnya
"Itu hanya obat tidur, tidak masalah kan" Kata sanji ketika Hiluluk berniat membawa obat tersebut
Hiluluk memberikan sebuah pensil kepada sanji, pria itu hanya terdiam melihat hiluluk yang sibuk menggambarkan sesuatu di sebuah kertas
Mata sanji meredup perlahan, "sanji, obat tidur bukan sesuatu yang bisa kau konsumsi, kau masih muda sanji, tolong hargai hidupmu" Ungkap Hiluluk kemudian menyerahkan kertas bergambar potret ibunya
"Kau boleh menyimpan ini, tapi sebagai gantinya minum obat yang kuberikan jangan sampai lupa, dan berhenti mengkonsumsi obat tidur" Ujar Hiluluk kemudian pergi meninggalkan ruangan sanji
Sanji menghentikan langkah hiluluk sebelum berhasil keluar dengan panggilannya, "dokter" Hiluluk menoleh kearah pasiennya, sanji mengangkat obat yang diberikan hiluluk padanya
"Bukankah pasien harus tahu apa penyakitnya" Ujarnya, hiluluk menatapnya dengan wajah masam, pria tua itu memilih memutar langkahnya keluar
"Tidak sanji, anak kecil tidak wajib tahu, aku akan menemui ayahmu" Ungkap hiluluk, sanji menaruh obatnya kemeja dia melihat kedua telapak tangannya, "Heh, separah apa itu?" Dengan tawa pedih sekali lagi pria itu mengeluh kepada hidupnya.
Waktu yang berjalan begitu cepat membuat sanji tumbuh menjadi anak remaja yang sekarang harus selalu pergi kesekolah disetiap pagi, dan belajar ketika malam
Pria itu tidak mengharapkan apa-apa lagi, dia hanya lelah menjalani kehidupan yang monoton. Sanji meminum obatnya di pagi hari, setidaknya dia sudah berjanji pada hiluluk jadi harus dilakukan bukan?
Tangan sanji meraih tasnya dan segera pergi kesekolah, seperti ritual sanji akan pergi ke UKS setiap pagi sebelum masuk ke kelas
"Sanji" Panggilan ivankov dibalas tatapan dari sanji, ivankov mengeluarkan obat merahnya tangannya sudah bersiap untuk mengobati luka diwajah siswanya itu
Sanji meletakkan tasnya, dan duduk dihadapan ivankov. Wanita paruh baya itu mengajukan pertanyaan padanya, "kali ini siapa?" Ungkap ivankov ketika melihat bibir sanji yang bengkak
Anak itu mengeluarkan kotak makan dari tasnya, "sensei, ini untukmu" Ujar sanji ketika meletakkan kotak biru kemeja
Ivankov tersenyum, "kau mencoba mengalihkan pembicaraan sanji" Sanji terus
diam ketika ivankov membujuknya untuk bicara"Baiklah-baiklah, akan aku katakan jika sensei memberi tahu ku ini obat apa?" Kata sanji sambil mengeluarkan obat dari sakunya
Wajah ivankov masam ketika melihat obat yang diberikan sanji, "kau sakit?" Tanyanya, sanji dengan cepat menggelengkan kepalanya
Tangan sanji beralih pada kotak obat, dia membereskannya, "sanji, milik siapa ini?" Ivankov kembali bertanya dengan mengangkat obat ditangannya
Sanji melirik sekilas, "ibuku" Ivankov menatapnya tak percaya, wanita paruh baya itu selalu tau jika sanji dikucilkan keluarganya, namun dia tidak pernah tau apapun tentang ibu sanji
Ivankov menghela nafasnya, "ini untuk penderita hipertensi sanji, apakah ibumu sakit?" Sanji membeku sejenak dari gerakannya dia menoleh kearah ivankov
"Tidak sensei, ibuku tidak sakit, aku hanya menemukannya" Ujarnya yang diakhiri dengan senyuman, mata ivankov meragukan perkataan siswanya, namun dia mencoba mempercayainya
Wanita itu berdiri dari tempat duduknya dia membuka jendela untuk mencari udara, "jadi katakan padaku" Ujar ivankov
Sanji mulai membuka mulutnya, "aku bertengkar, bukan dipukul" Jawaban sanji membuat ivankov menatap siswa tersayangnya itu
Dengan cepat ivankov melemparkan sebuah makanan kepada sanji, "kau meningkat" Ujarnya tertawa, sanji hanya menatapnya bingung bukankah dia seharusnya dimarahi?
--------
Sanji berjalan ke ruang kelasnya, hari ini ketika pelajaran dimulai gurunya memperkenalkan murid baru, dia seorang wanita dengan penampilan yang sederhana dan sedikit pendiam mungkin
"Ini y/n teman baru kalian, tolong akrablah dengannya" Ujar Alhena selaku wali kelas sanji
Mata sanji beralih pada siswi baru itu, dia menatapnya karena samar-samar sanji mengingat bahwa dia pernah mendengar nama itu
Alhena menunjuk kursi disebelah sanji untuk tempat duduk y/n, langkah y/n segera beralih kesana, namun sanji mengacuhkannya tidak peduli, lagian mau murid baru ataupun lama mereka pasti tidak akan bisa dekat dengan sanji, jadi buat apa berusaha
Tatapan sanji yang mengarah pada jendela harus dialihkan karena alhena memanggilnya, "Sanji! Kau bertengkar lagi?!" Tanya alhena, wanita paruh baya itu selalu saja melihat wajah ataupun bagian tubuh lain sanji terluka ketika bertemu dengannya
"Ya" Jawaban singkat sanji berhasil membuatnya keluar dari kelas dan berdiri disamping pintu kelasnya
Y/N menatap langkah anak yang keluar dengan wajah dan langkah santainya, jika dilihat lagi sepertinya dia pernah melihat pria itu, tapi dimana? Dengan rambut kuning dan alis yang melingkar bukankah itu terlihat khas sekali.
Bel istirahat hari itu berbunyi lebih cepat dari biasanya, sanji melangkah kedalam setelah lelah berdiri dalam kediaman. Y/N terlihat dikerumuni beberapa orang, untuk seorang siswi baru itu adalah hal yang wajar
"Y/N, kau tau pria yang dibelakang itu?" Y/N mengangguk ketika pudding menunjuk seorang pria berambut kuning yang sibuk dialam mimpinya
Pudding memberikan sebuah kotak makan pada y/n, "berikan ini padanya" Ungkap pudding setelah membuat y/n menerima kotak makan tersebut
Mata y/n menatapnya dengan penuh kebingungan, "mengapa harus aku?" Tanyanya ketika merasa bahwa dia sedang dipermainkan
Kepala pudding dengan cepat bergeleng dan kedua tangannya membentuk silang, "ini ritual meluluhkan tuan muda" Ungkap pudding dengan dua jari peacenya
Mulut y/n terbuka karena tawanya, 'apa mereka bilang? Ritual? Ritual macam apa ini' batinnya
Mata gadis itu menyapu semua wanita disampingnya, matanya seolah bertanya 'apakah benar ini ritual?'. Hanya karena komunikasi mata tersebut y/n tau bahwa kelas ini memang memiliki ritual yang aneh
Langkahnya mendekat kearah sanji yang sedang tertidur, hari itu semilir angin disiang hari terasa sejuk dan hangat, suasana yang mendukung untuk mengistirahatkan fikiran
Jari-jari y/n mengetuk meja yang ditumpangi oleh kepala pria itu, sanji membuka matanya dan menatap seorang wanita dihadapannya, pria itu tidak berniat mengangkat kepalanya
Matanya yang seolah bertanya 'kenapa?', membuat y/n tanpa sadar memberikan kotak makan ditangannya, sanji menatapnya datar, lagi?
"Hey ladies, apa kalian tidak lelah memberikan kotak makan setiap hari?" Kalimat tanya sanji mengarah pada sekumpulan wanita dipojok sana yang sibuk menyaksikan y/n dan sanji
Y/N mengangkat tangannya dan segera meraih rambut pria itu, "tidak kusangka ternyata benar benar halus" Kalimat yang seolah tidak memiliki kesalahan membuat sanji menampilkan wajah masam
"Tanganmu, perhatikan itu" Ungkapnya ketika mencekal pergelangan tangan y/n yang sibuk mengusap rambutnya
Gadis santai tersebut hanya terkekeh, dia paham sekarang mengapa para gadis suka menggoda sanji, bagaimana itu tidak ketika respon sanji terlihat sangat....imut mungkin?
Sanji terlihat seperti manusia tsundere. "Baiklah maafkan aku, ini tuan muda makanannya" Ujar y/n kemudian meletakkan kotak makan dan mengalihkan langkahnya
Saat itu tanpa sanji sadari, dia memiliki satu penggemar baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE A WISH, SANJI
Fanfiction[Complete] Vinsmoke Sanji adalah seorang remaja laki-laki yang selalu mengharapkan kebahagiaan, apakah sanji dapat mendapatkannya? Vinsmoke Sanji- Y/N📌 📍Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi author📍 [One piece- Eichiiro Oda] cover: celeboom on t...