BAB 6: Festival

829 135 43
                                    

Gadis dengan tampilan nuansa coklat tersebut kini dikirim kembali ke sisi sang pujaan hati, keduanya hanya diam sebelum akhirnya pergi untuk melihat-lihat festival. Setelah beberapa tahun bersekolah disana keduanya baru menyadari bahwa sekolah mereka sangat besar, memang aneh.

BAB 6: -16 years old

"Kau mau es krim?" Tanya sanji ketika gadis disampingnya itu hanya diam memandangi gerobak es krim yang penuh dengan kerumunan orang. Y/N memandang sanji sebentar kemudian mengalihkan langkahnya pergi dari daerah tersebut, tentu saja sanji juga mengikutinya, mau bagaimanapun gadis itu memegang jari-jari sanji terlalu erat seolah tidak mau memisahkannya

Keduanya terus berjalan memutari festival hari itu, bertemu dengan berbagai macam pertunjukkan dan berbagai macam makanan serta banyaknya orang-orang yang berkunjung dari luar sekolah, langkah mereka akhirnya berhenti di lapangan basket. Y/N duduk dibawah pohon besar didekat lapangan sedangkan sanji pergi mencari minuman karena gadisnya itu terlihat lelah setelah mengitari festival, "sudah kuduga daripada es krim berjalan berdua dengan sanji lebih menyenangkan" Ungkap y/n ditengah istirahatnya

Sanji datang dengan dua botol air putih ditangannya, dan sebuah pita yang terselip dijari-jarinya, "itu untuk apa?" Gadis itu bertanya karena penasaran mengapa seorang seperti sanji membeli pita, untuk apa?. Sanji menoleh ketika y/n bertanya padanya, pria itu tersenyum kemudian mengadahkan tangannya, "beri aku itu" Kalimat yang keluar dari mulut sanji berhasil membuat y/n terdiam tidak paham

"Ck, maksudku ini" Sambung sanji, tangan pria itu menyahut pita rambut gadisnya, tangannya mulai merangkai tiga pita merah, kuning, dan unggu, tidak penting tentang warnanya tapi pita yang dirangkai mulai membentuk sebuah gelang

Gadis dihadapan sanji terkekeh karena mulai paham maksud pria tersebut, "Sanji...jangan bilang kau juga mau membuat label?" Tawa y/n pecah saat itu karena melihat wajah sanji yang merah malu. Sanji meletakkan gelangnya dipergelangan tangannya, "aku tidak punya papan kecil seperti milikmu yang bisa ditulis, jadi berikan aku satu benda berharga yang bisa digantung disini" ungkap sanji setelah beberapa saat

Y/N mulai memikirkan hal apa yang dia miliki untuk digantung disana, gadis yang polos tanpa perhiasan itu mulai mencari-cari apa yang dia punya, hingga akhirnya keluar sebuah lingkaran kecil dari sakunya

"Sejak kapan kau punya cincin?" Pria itu heran karena gadis dihadapannya kini mengeluarkan cincin dengan inisial, bukankah itu benda mahal yang amat sangat penting untuk sebuah identitas?

Wanita itu terkekeh, "Ini diberikan oleh ayah, hanya saja aku tidak suka menggunakan cincin itu menganggu, tapi jika cincin darimu mungkin akan kupakai" Goda y/n, sanji hanya berdehem paham sifat gadisnya

Dengan hati-hati dan penuh kesabaran, sanji mengaitkan cincin milik y/n dengan gelang yang dibuat olehnya, gadis itu terus menatap jari-jari sanji yang menari diatas sebuah pita, setelah terkekeh dia menghentikan gerakan tangan sanji

"Daripada gelang, pakai saja cincinnya" Kalimat itu keluar begitu saja hingga menghentikan jari sanji yang sibuk. Pria itu menoleh menatap sang gadis, tidakkah y/n paham jika memberikan cincin itu bukan sekedar label

"Pakai saja, jarimu bahkan tidak lebih besar dari milikku, jari yang cantik dan melentik panjang, seperti tangan seorang pangeran, setidaknya itu muat jika dipasangan ke jari manismu"  Ujarnya. Sanji bukan lagi terdiam, pria itu bahkan merah seperti tomat, pria mana yang tidak bahagia jika diperlakukan seperti ini, sekali lagi sanji memasang senyumnya, entah kenapa dia merasa beruntung

Panggilan dari pudding menghentikan suasana romantis itu, wanita yang melambaikan tangannya dengan beberapa temannya memanggil y/n, festival adalah hal yang paling menyenangkan dihabiskan bersama teman-teman, "Sana, pergilah, aku akan menunggu sepulang sekolah, habiskan waktumu bersama yang lain, itu tidak bisa diulang kau tau" Ungkap sanji, gadis itu bangun dari duduknya dan berdiri tegap menarik sanji yang masih bersender pada pohon

MAKE A WISH, SANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang