BAB 6: Si putra kedua

730 119 30
                                    

Gadis dengan pita dan baju bernuansa coklat itu paham bahwa, kebersamaan dan keseruan seperti ini belum tentu dia temui kembali, setidaknya dia tidak menyesal mengenal mereka.

BAB 6: -16 years old

Sanji menatap langit yang mulai menyatu dengan warna matahari, dia berdiri di ujung gerbang sekolah menunggu sang gadis yang sibuk bermain bersama temannya, tangan sanji menelusuri semua saku yang ada dibadannya, mencari obat yang harusnya dia bawa

Aktivitas nya membeku ketika gadisnya itu tiba dihadapannya, wajahnya terlihat bahagia setelah berjumpa dengan teman sebayanya, rambutnya yang mulai terurai dan pita yang semakin turun kebawah seolah bisa jatuh kapan saja

Y/N meraih tangan pria berambut pirang tersebut, dengan tenang wanita itu terus memperhatikan lingkaran yang melingkar dijari sanji, semakin dilihat semakin lebar senyumannya

Keduanya keluar menggunakan sepeda, pria berambut pirang itu bertanya kemana gadisnya ingin pergi, sedangkan si gadis mengatakan untuk mengantarnya ke sebuah makam. Lucu...mereka berdua selalu saja berakhir bersama didepan sebuah gundukan tanah

Sanji memarkirkan sepedanya, kemudian langkah kakinya mulai cepat untuk menyusul gadis yang sudah jauh dari hadapannya. Mereka berhenti di sebuah pohon, ya, pohon beringin, pohon rimbun yang menemani suka, duka, tangis, dan tawa.

"Tidakkah kita harus merencanakan kencan lain? Ini menyenangkan hanya saja, wajahmu terlihat buruk sanji" Ujar y/n, sanji berdehem kemudian menatap kearahnya. Kepala pria itu mengangguk mengiyakan, seolah lelah dengan segalanya kini kepala tersebut bersender pada bahu gadisnya.

Satu jam berlalu dalam heningnya suasana, hari yg mulai gelap dan hanya tersisa suara menyedihkan dari sebuah makam. Sanji terbangun dengan nafasnya yang tersenggal, dia meraih tubuh gadis disampingnya dan mendekapnya, seolah butuh pegangan pria itu mengatur nafasnya perlahan, dadanya terlihat sangat sakit, dan yang lebih menyakitkan adalah pria itu menepuk keras dada bidangnya seolah mengembalikan sesuatu

Setelah cukup tenang wajahnya terlihat tidak ingin ditanya, hal itu membuat y/n hanya dapat diam dan menepuk punggungnya pelan.

Diperjalanan kembali y/n yang berada didepan untuk mengayuh sepeda, sanji terlihat tenang menikmati angin yang perlahan menerpa wajahnya

Keduanya turun didepan restoran Baratie, y/n berjalan dengan terburu-buru didepan semua pelanggan, hal itu membuat banyak orang memperhatikannya. Gadis itu meninggalkan sanji didepan restoran karena pria tersebut terlihat pucat untuk orang yang sehat

Keadaan dapur mulai ikut kacau karena y/n kesana kemari berlari mencari ayahnya, tidak hanya lari, mulut wanita itu juga berjuang memanggil sang ayah

Beberapa menit kemudian satu orang menenangkannya, dia memberi satu gelas air pada y/n, bukannya diminum langkahnya malah kembali cepat menuju keluar

"Sanji!" Panggilan dari gadis itu membuat sanji yang menunduk kembali mengangkat wajahnya dan menatap kearahnya

Tangan besar milik sanji menangkap gelas yang diberikan y/n untuknya, tanpa basa basi pria itu meminumnya perlahan.

Malam yang datang dengan cepat menyapa kusamnya hari ini, seorang gadis yang terus bertekuk lutut dihadapan pria yang sedang duduk mengatur nafas

Pria itu hanya diam, matanya merah, wajahnya pucat, dan keringatnya yang bercucuran. Padahal sudah cukup lama waktu berlalu untuk membuatnya tenang, namun sanji tetap saja menunjukkan wajah menyedihkan

Beberapa menit kemudian zeff keluar menemui mereka, y/n menatap kesal ayahnya karena menghilang saat dia mencarinya, gadis itu terbiasa mencari ayahnya ketika mengkhawatirkan sesuatu

MAKE A WISH, SANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang