BAB 8: Happy Birthday

496 76 31
                                    

Apakah lukamu sebesar itu sanji? Apa itu menyakitkan?

- 18 years old-

Ini awal bulan baru, waktu ketika kau lahir didunia ini, bulan dimana kau menyapa keluargamu sanji. Bulan indah ketika ibumu bersyukur atas kehadiranmu, benar-benar waktu paling mengkilap diantara waktu lain

Lama, aku cukup lama mengenggam tangan itu, menariknya menyusuri taman rumah sakit, lucu sekali sanji...

Mengingat bahwa awal tahun kemarin tepat pukul dua belas malam aku mendapat kabar buruk darimu, dan sekarang 1 Maret aku masih membawamu berjalan-jalan diatas tanah rumah sakit ini

Cukup lama untukmu sembuh sanji, satu bulan bukan waktu singkat tapi kau melewati dua bulan disini, entah apakah itu akan selesai

Sanji berjalan dengan nyaman, pria itu mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, dia mulai berani bertemu orang baru, walaupun cukup lama untuknya melakukan hal itu. Butuh satu bulan untuk sanji memulihkan ketakutannya, dan sekarang itu pulih, walaupun tidak benar-benar pulih

Pria itu mengobrol dengan anak kecil yang memakai baju pasien sepertinya, mereka berbicara cukup lama, entah apa yang sanji bicarakan dengan pria kecil itu

Aku menatap langit malam yang penuh bintang, memikirkan semua rutinitasku yang mulai berganti, menemani sanji digedung berbau obat telah menjadi keseharian yang tidak pernah kulewatkan

"Aku tidak punya itu" gumam sanji ketika berdiri disebelahku, aku sontak melihat apa yang dibawa anak kecil itu, ya...hanya sebuah truk mainan kecil

Tangan sanji kugenggam, mulutku membuka kalimat tanya untuknya, "apa yang tidak kau miliki sanji?"

Sanji melirik sekilas, bibirnya membuka suara setelah sesaat hanya diam melihat kebawah, "mainan, ayah tidak pernah membelikannya untukku," kata sanji

"Kau mau? Besok akan kubawakan, kau mau apalagi hm?" Sahutku, judge benar-benar orangtua yang tidak masuk akal, bisakah seorang pria dewasa yang usianya hampir menyentuh 18 tahun mengatakan bahwa dia tidak pernah memiliki mainan?

"Anak itu berkata dia disini bersama ayahnya, dia bilang ayahnya membawakan sup ayam untuknya," sambung sanji, dia berkata sambil menatap pria kecil disana

Aku ikut menatap kearah anak itu, mungkin sanji iri karena anak itu memiliki seorang ayah yang menyayanginya, tatapan sanji yang seolah mengharapkan menjadi pria kecil tersebut

Semakin aku melihatnya semakin aku menyadari bahwa sanji benar-benar mengharapkan cinta seorang ayah.

Cukup terlambat untuk membuat judge berperilaku baik kepadanya, setelah penolakan sanji terhadap ayahnya saat itu membuat judge tidak datang kerumah sakit hingga saat ini, bahkan ketika keadaan sanji memburuk pria paruh baya tersebut hanya mengirim anak-anaknya

Hal yang berbeda adalah kehadiran reiju yang tidak pernah kosong, saudara wanita sanji tersebut hampir setiap hari datang menyapa adik ketiganya, sanji juga mulai menerima kehadiran reiju secara perlahan-lahan

3 putra kembar judge lainnya juga sering berkunjung walaupun tidak sesering reiju, mereka hanya datang membawa buah ataupun mengupas buah untuk sanji

Sanji cenderung menerimanya, tapi tidak pernah menyentuh buah-buahan yang diberikan ataupun dikupas oleh salah satu saudara kembarnya

"Apakah kau mau bertemu ayahmu sanji?" Tanyaku, melihat reaksi sanji cukup terkejut dengan pertanyaanku membuatku segera ingin menarik kalimat itu, walaupun itu terhenti

Anggukan dari sanji yang sesaat kemudian ditutup dengan kepalanya yang menggeleng, entah apa maksudnya dia mengangguk untuk 'iya' dan menggeleng untuk 'tidak'

MAKE A WISH, SANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang