NORMAL POV:
Tak terasa, waktu terlalu cepat berlalu.Terhitung sekarang sudah 1 bulan 1 hari, Clava Adeline sudah menempati tubuh Alunna.
Jika di tanya, apa kah Clava keberatan menjadi Alunna. Jujur saja, Tidak.
Jika di tanya apakah ia senang? Tentu saja senang,. Bagaimana tidak, sehabis sarapan, ia akan di beri kan coklat panas, lalu akan ada waktu camilan, dan ia akan di suguhkan dengan berbagai macam olahan coklat, saat makan siang, dessert yang menemani adalah kue coklat, begitu pun makan malam. Mana mungkin ia tidak senang.
Jika di kehidupan yang dulu, ibu nya selalu meneriaki nya jika ia memakan coklat. Atau bahkan memukul nya.
Tapi kini?
Kini ia merasa seperti di surga.
Bahkan sekarang ia sedang duduk di taman sambil meminum segelas coklat panas di temani dengan coklat berbentuk beruang kesukaan nya.
Kalau tahu begini kenapa tidak dari dulu saja ia di tabrak mobil? Itu lah isi pikiran aneh Alunna.
"Eh..itu kelinci punya siapa?" Gumam Alunna, saat tidak sengaja melihat seekor kelinci putih imut yang nyasar ke taman paviliun Lily.
Dan itu sukses membuat Alunna penasaran.
Dengan penuh pertimbangan, Alunna berpikir keras.
"Kejar atau tidak? Kejar atau tidak?" Tiba tiba ia menggeleng.
"Jika aku tidak mengikuti kelinci itu. Aku bisa mati penasaran." Akhirnya, dengan tekad bulat, Alunna memutuskan untuk mengejar kelinci itu.
Jika tidak ada yang mengakui kelinci itu, kan lumayan. Bisa di masak buat makan malam nya. Pikir nya sih begitu.
Sebelum mengejar kelinci itu. Alunna memutuskan untuk mengisi tenaga. Ia dengan cepat menghabiskan coklat panas nya, lalu membawa dua buah coklat di masing masing tangannya. Tadi nya mau semua sih, tapi ia ingat kalo tangan nya itu jadi mungil sekarang.
Dengan senyum licik, Alunna berlari mengejar Kelinci putih itu. "Hey makan malam ku! Kamu mau kemana?!!" Seru Alunna.
Jika kelinci itu bisa berbicara. Mungkin kelinci itu akan berteriak, kalau senyum Alunna itu seperti senyuman seorang psikopat.
Dengan langkah yang semakin cepat. Alunna berteriak. "Ayo main dengan ku! Aku ini baik loh!"
"Ayo dong. Sebelum kamu ku lempar dengan sepatu ku!" Ancam Alunna, Karna ia kesal, kelinci itu bukan nya menurut dengan nya, malah semakin laju lompat nya.
Hingga tanpa ia sadari ia masuk ketaman yang berbeda dengan taman yang ada di kediaman nya.
Alunna berdecak kesal. "Kemana sih makan malam ku itu? Cepat sekali dia lari." Gumam nya. Ia mencoba membuka semak semak di taman.
Mungkin jika ada orang yang melihat, mereka akan berpikir jika Alunna adalah pencuri. Tapi orang yang berpikir seperti itu dapat di pastikan orang gila. Karna, pencuri bagian mana yang seimut Alunna?! Mana tega mereka menuduh Alunna sebagai pencuri.
Tapi untung lah tidak ada orang disini.
Setelah beberapa lama mencari. Alunna menatap taman yang ia datangi. "Sialan. Ini di mana?" Batin nya.
Alunna menatap sekitar nya dengan seksama. "Ini bukan taman paviliun ku." Ucap nya pelan.
Kemudian ia memasang wajah kesal. "Ini gara gara kelinci putih itu. Jika aku benar-benar menemukan nya, aku akan benar benar menjadikan nya makan malam!" Seru nya.
Tak mau menyerah. Alunna berusaha mencari jalan keluar. Tapi? Tapi! Kenapa taman ini sangat luas.
Karna tak kuat terus berjalan. Alunna memutuskan untuk duduk sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunna: The Princess
Fantasy(ON GOING) (REVISI) Maaf ya teman-teman kalau penulisannya masih berantakan. My first story hihi ^^ --o0o-- "kau mau ini??" "tapi ada syarat nya.." "untuk hari ini dan seterus nya panggil aku Ayah." "bagaimana??" --o0o-- "Adik kecil.. panggil aku ka...