Alan sedari tadi mengawasi gerak-gerik Alunna yang tampak sangat energik, tanpa kenal kata lelah. Ia berlari ke sana ke sini.
Ia mengusap wajah nya lelah. Ini karna semalaman, ia berlatih bersama dengan Aiden, kakak nya.
Alunna berbalik memperhatikan kakak nya. Ia kemudian berlari mendekati Alan, yang nampak sangat lelah. "Kakak, apa kakak lelah? Atau apa kakak sakit?" Tanya nya khawatir.
Alan menggeleng. "Tidak. Aku hanya sedikit lelah saja."
Alunna menatap Alan dengan khawatir. "Kalau begitu ayo kembali saya." Ajak nya.
Alan kembali menggeleng. "Tidak. Kembali saja bermain." Ucap nya.
"Benar tidak pa-pa yah? Jika kakak sakit, aku akan memukul kepala mu." Ancam Alunna dengan sungguh-sungguh.
Alan mengangguk. Ia mengusap kepala Alunna, sebagai balasan 'aku baik baik saja.'
Alunna menikmati usapan Alan di kepala nya. Ia jadi suka di usap kepala nya, apa lagi oleh Alan. Entah kenapa rasa nya seperti kau sangat di sayangi, dan Alunna merasa seperti di lindungi.
"Alunna. Jangan main terlalu jauh, oke."
ALUNNA POV:
A
ku menatap kakak ku yang manis dengan khawatir. Muka nya seperti tidak pernah tidur selama bertahun-tahun.
Karna aku adalah adik yang perhatian, jadi aku bertanya pada nya. Apa dia sakit? Dan aku mengajak nya kembali. Tapi ia tidak mau, ya sudah. Aku kembali bermain di sini saja.
"Baiklah kakak. Jika merasa tidak enak badan, bilang pada ku yah." Ucap ku perhatian.
Kemudian aku kembali bermain di sekitar patung naga yang super duper besar.
"Kira kira berapa banyak uang yang di habiskan untuk membuat patung naga ini yah?" Gumam ku sambil menyentuh pinggiran pagar yang mengelilingi patung nya.
"Mata naga itu saja terbuat dari berlian."
Aku meringis sembari memegang perut ku yang keroncongan. "Aku lapar..." Rengek ku pelan.
Padahal sebelum datang ke sini, aku sudah makan dua buah steak yang enak. Tapi ini bukan lapar belum makan makanan berat, ini lapar belum makan coklat.
Aku merogoh kantung yang ada di gaun ku. Tapi sia-sia. Tidak ada coklat di dalam nya.
"Rasa nya aku bisa pingsan, tenaga ku habis." Ucap ku dengan suara yang lemas.
Kemudian sebuah ide muncul di otak pintar ku. "Aku harus minta ke Pixy!"
Kemudian aku berdecih. "Tapi Pixy tidak ada di sini." Dengan sebal aku menendang batu kecil di bawah kaki ku.
"Menyebalkan!"
Aku menatap ke arah langit yang mulai berubah senja. "Apa tuhan tidak ingin mengadakan hujan coklat?! Tolong siapapun berikan aku coklat."
Aku berjalan menuju pohon yang lumayan rimbun. Dan duduk bersandar di batang pohon nya.
Semilir angin senja membuat ku yang sedang uring uringan terbuai. "Aku ngantuk. Padahal aku baru tidur tadi." Ujar ku.
"Jika aku menutup mata ku sebentar, tidak akan mati kan?" Gumam ku dengan kesadaran yang sudah setipis kesabaran ku.
...
Aku tidur.
Aku menguap. Lalu menatap ke sekitar ku, ternyata aku sudah tidak di taman lagi. Pasti kak Alan sudah membawa ku kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alunna: The Princess
Fantasía(ON GOING) (REVISI) Maaf ya teman-teman kalau penulisannya masih berantakan. My first story hihi ^^ --o0o-- "kau mau ini??" "tapi ada syarat nya.." "untuk hari ini dan seterus nya panggil aku Ayah." "bagaimana??" --o0o-- "Adik kecil.. panggil aku ka...