02

22.4K 2.6K 14
                                    

CLAVA/ALUNNA POV:

"Sial..! Perut aku akan membunuhmu kalau aku bisa."

Suasana hening sesaat. Kemudian mereka semua terkekeh melihat kejadian tadi.

Rasa nya, aku ingin membentur kan kepala ku sendiri ke dinding, lalu mati. Habis, aku malu sekali.

"Ya ampun.. ternyata putri kecil kita lapar.." ucap salah satu pelayan.

"Putri ingin makan apa,hm??" Tanya pelayan itu.

"Mulut ku pahit kalau tidak makan coklat, apakah aku boleh minta coklat?" Batin ku.

Ini kesempatan langka, aku tidak boleh menyia-nyiakan nya. Aku bisa minta sepuluh truk coklat tidak yah?

Dengan memasang wajah sok manis ku. Aku menatap mereka satu per satu. "Em..itu..aku, apakah boleh aku makan coklat?" Tanyaku dengan wajah yang memohon.

Aku tersenyum licik dalam hati. Aku yakin! Sangat sangat yakin! Mereka tak bisa menahan keimutan ku! Hahahah...

'sial..kenapa putri kecil ini sangat imut.'

'aku ingin mimisan."

'ibu...!!'

Itulah pekikan dari para pelayang yang melihat keimutan ku.

Sekarang terbukti aku itu sang~at imut asal kalian tahu.

Hei!! Aku tidak sombong tahu..aku hanya menyampaikan ke.nya.ta.an

Sekarang, aku adalah Alunna Natasha Alexander, putri bungsu keluarga kekaisaran, aku di karuniai wajah imut yang bisa membuat orang yang melihat ku mimisan. Dan aku akan melanjutkan hobi makan coklat ku!

Cokelat yang lezat, aku akan memakan kalian semua!

Mata ku berbinar. Ini sangat sangat mewah. Ini hanya makanan loh, tapi jiwa miskin yang ada dalam diriku sangat bergetar. Apa kah benar aku boleh memakan ini?

"wah..." ucap ku kagum.

Aku sangat terpukau melihat banyak makanan lezat nan mewah di depan ku. Rasa nya aku ingin menangis.

Terlebih! Ada bagian meja yang khusus di tempatkan untuk makanan penutup, YANG TERBUAT DARI COKLAT. Astaga! Coklat coklat itu terlihat sangat menggoda. Aku ingin memakan nya sekarang juga...

Mata ku berkaca kaca melihat coklat coklat itu. Lihat! Ada permen coklat, brownies coklat yang ku pastikan akan meleleh jika di belah...

Dan aku bahkan hampir meneteskan air liur nya, Ingat!! Hampir!! Bukan sudah meneteskan air liur nya.

Aku itu sekarang adalah putri, ingat putri!! Ia harus menjaga tata Krama nya.

"Selamat makan putri kecil." Ucap para pelayan.

"Selamat makan!!" Ucap ku dengan semangat membara.

Tanpa basa basi lagi. Tangan ku langsung mengarah pada brownies coklat.

Tapi...

"Tunggu..! Putri anda tidak boleh memakan coklat kalau anda tidak menghabiskan daging ini." Salah satu pelayan memberi peringatan.

Gerakan tangan ku terhenti. Aku menatap sinis mereka semua. Siapa mereka yang bisa menghentikan ku memakan coklat ku?

Tapi bukan nya takut, kenapa mereka malah menutup wajah mereka.

"Astaga tuan putri. Anda sangat imut." Ucap seorang wanita, yang tadi Kutanya nama nya adalah Pixy.

"Tapi anda tetap tidak boleh memakan hidangan coklat nya sekarang! Anda harus memakan bubur itu terlebih dahulu!" Ucap kak Pixy dengan tegas.

Yah...dari pada tidak memakan hidangan coklat ku. Lebih baik aku memakan bubur yang ada di hadapan ku. Seperti nya juga, bubur itu terlihat lezat. Apa lagi, perut ku sangat lapar.

Aku menghela nafas berat. "Huft..baiklah.." walaupun dengan berat hati kerena harus menunggu untuk memakan coklat nya, tapi tidak apa apa!

Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Makan bubur dahulu, makan coklat kemudian....

Bubur dengan toping daging iris dan jagung. Aku memakan nya dengan sangat lahap, sangat lezat. Tak buruk!

Aku sudah tidak peduli dengan tata Krama sebagai seorang tuan putri. Urusan perut nomor 1!

Dan dalam sekedip mata, bubur dengan porsi lumayan banyak tersebut habis, tentu saja sudah ku makan semua.

Pixy mengelap mulut ku yang sedikit kotor dengan sapu tangan.

Aku mengusap perut ku, rasa nya perutku sudah sedikit gemuk, karna terlalu kenyang.

Pixy yang melihat aku kekenyangan kemudian berkata. "seperti nya tuan putri sudah sangat kenyang yah?" Tanya nya.

Aku mengangguk. "Iya. Bubur nya sangat lezat." Balas ku.

Pixy mengangguk paham. "Lebih baik coklat nya di makan nanti saja. Tuan putri sudah sangat kenyang." Ucap nya pada pelayan yang lain.

Aku yang tadi nya bersandar pada kursi, reflek bangun. "Tidak! Tidak boleh!" Seru ku.

"Aku ingin memakan nya."

Pixy menatap ku dengan khawatir. "Tapi putri. Anda sudah cukup kenyang. Itu tidak baik." Ucap nya mencoba membujuk ku.

Aku berusaha melindungi coklat coklat ku dengan menghadang nya dengan tangan ku.

Aku menggeleng. "Tidak! Selalu ada tempat di perut ku untuk coklat coklat lezat ini." Ucap ku tak mau di bantah.

Pixy dan yang lain nya akhirnya mengalah. "Baiklah tuan putri. Anda boleh memakan nya. Hanya kali ini!" Ucap Pixy dengan tegas.

Aku menyengir lebar. Ini sudah seharusnya.

"Baik baik. Aku tidak akan melakukan nya lagi lain waktu." Ujar ku.

Tanpa banyak omong. Aku langsung menyambar brownies yang sedari tadi menggoda ku.

Saat ku belah brownies nya. Benar saja! Selai coklat di dalam nya meleleh.

"Astaga! Apakah karna aku seorang putri. Coklat yang di gunakan adalah coklat kualitas premium limited edition?!" Batin ku berseru kegirangan.

Aku kemudian menyuap kan brownies itu. Dengan penuh perasaan, aku mengunyah nya.

"Lezat sekali." Pekik ku riang.

Pixy dan yang lain nya, hanya tersenyum tipis menyaksikan ku memakan coklat ku. Dan memilih untuk membersihkan kamar yang tadi ku pakai buat makan.

Sembari terus memakan camilan Ku. Aku menatap kamar yang akan menjadi milikku mulai sekarang.

"Seperti nya aku akan menikmati menjadi Alunna mulai sekarang." Gumam ku sembari mengunyah cookies.

Kemudian aku termenung. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan Alunna yang sungguhan? Apa dia mati karna terjatuh? Atau malah nyasar di tubuh ku?" Aku menggigit bibir ku, gerakan refleks saat aku berpikir dengan keras.

Kemudian aku menggeleng. "Aduh, jangan sampe deh. Walau bagaimanapun, dia adalah anak berusia enam tahun, jika tiba-tiba masuk ke tubuh ku yang berusia tujuh belas tahun, aku yakin dia akan sangat shock."

Tanpa memikirkan nya lebih lanjut. Aku lebih memilih menjalani takdir yang ada. Karna mau bagaimana pun juga, jiwa ku sudah berada di raga Alunna. Mau di pindahkan juga tidak bisa, kecuali aku bunuh diri, lalu mati. Kalau begitu, bukan nya jiwa ku berpindah ke tubuh asli ku, tapi jiwa ku akan terbang menuju surga.

Alunna: The Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang