Satu bulan telah berlalu sejak masa promosi nct. Bagaimana dengan promosinya? Lancar? Sangat. Banyak penghargaan yang mereka raih, bahkan masuk ke billboard. Kepuasan yang sangat besar serta rasa syukur dirasakan oleh semua member dan manager. Bahkan pihak SM sekalipun. Sebab dengan combeback NCT itu, saham mengalami kenaikan yang cukup pesat. Berbagai pujian mereka dapatkan.
Promosi sudah usai. Saatnya mereka kembali sibuk dengan jadwal unit dan pribadi masing-masing. Jika Jaemin sibuk dengan UNICEF-nya, Jeno sibuk dengan unit dream. Dream dipilih kembali mejadi brand ambassador salah satu produk kosmetik yaitu candylab. Tentu dengan komposisi dream yang terbaru.
Jaemin sudah kembali ke Eropa. Renjun sudah kembali ke China. Haechan mulai sibuk dengan unitnya, NCT 127. Setelah berkumpul, mereka kembali terpisah. Menyisakan kenangan manis yang menjadikan semangat mereka. Sama-sama berjuang dan bertahan agar bisa mengulang kembali kenangan manis itu di masa mendatang.
"Jeno hyung! Apa tidak mau mampir dulu? Aku lapar" ucap Jisung dengan cengirannya.
Member lain pun menggelengkan kepala tak habis pikir dengan Jisung. Padahal tadi saat di lokasi pemotretan tersedia banyak makanan. Dia juga makan cukup banyak.
"Tidak boleh! Aku lelah. Kalau mau, pesan antar saja" sahut Chenle tak terima.
"Di dorm saja. Biasanya kan bibi memasak" ucap Jungwoo
"Sepertinya tidak. Karena kita pulang malam jadi aku bilang pada bibi tadi pagi untuk tidak memasak. Biasanya kalau kita pulang kan pasti lelah dan langsung tidur" ucap Jeno
"Kenapa tidak buat ramen saja? Kau kan punya banyak persediaan mie instan" sahut Lucas
"Jangan, dia sudah banyak makan mie akhir-akhir ini. Pesan antar saja. Atau mau kupesankan?" tanya Jeno
"Ne! Juseyo!" ucap Jisung semangat
"Mau makan apa?" tanya Jeno
"Masakan Jaemin hyung" ucap Jisung
Jeno yang awalnya sibuk bermain ponsel sontak terdiam. Hanya sebentar, lalu kembali memainkannya.
"Mana bisa. Jaemin tidak disini. Minta yang bisa aku turuti saja" ucap Jeno
Jeno secara tak sadar menjawabnya dengan nada yang cukup ketus. Membuat suasana menjadi hening seketika. Jisung sadar kalau dia salah. Membawa nama Jaemin bukan hal yang baik saat ini. Jeno, Haechan, Jaemin, dan Renjun masih memiliki rasa tak terima sebab keempatnya dipisahkan. Pemberontakan atau penolakan tak ada, tapi dari sikap mereka nampak jelas. Meski begitu keempatnya tetap bersikap profesional dalam pekerjaan.
Jeno sadar kalau dia membuat salah. Bukan salah Jisung sebenarnya karena dia punya hak untuk menyebutkan nama itu. Hanya saja, setiap dia sedang lelah, pasti pikiran negatif selalu memenuhi kepalanya.
"Andai saja kami tak dipisah, mau selelah apapun rasanya pasti akan menyenangkan. Sekarang, kalau aku lelah, tak ada yang bisa jado sandaranku. Terlebih aku adalah leadernya" batin Jeno
"Yo Man! What's up"
Jisung mendongak lalu menatap Jeno begitu mendengar suara itu. Mmember lain pun juga ikut menatap Jeno. Jeno sendiri fokus dengan ponselnya yang menampilkan video call. Yap! Itu Jaemin. Ada nama Renjun juga. Namun sepertinya belum diangkat. Haechan tidak Jeno hubungi sebab dia tahu Haechan sedang ada jadwal saat itu.
"Anakmu merindukan masakanmu. Apa yang harus kulakukan?" tanya Jeno
Suara tawa Jaemin terdengar keras. Membuat Jeno, Jisung dan Chenle tersenyum. Chenle dan Jisung bergerak dan mendekat ke Jeno. Tidak peduli kalau mereka sedang di mobil dengan kondisi jalan yang cukup ramai.
"Jaemin hyung!" teriak Chenle
"Jangan teriak" ucap Jisung kesal.
Perjalanan itu mereka habiskan dengan bertelepon dengan Jaemin. Secara bergantian mereka berbicara, meski lebih di dominasi oleh Chenle, Jisung, dan Jeno. Jisung juga sepertinya melupakan soal makanannya. Meski begitu manajer tak mungkin membiarkan mereka tanpa makan. Jadi manajer sudah memesan makanan lebih dulu agar mereka sampai bersamaan dengan datangnya pesanan makanan. Lagipula mereka juga sibuk dengan Jaemin. Panggilan baru berakhir kala mereka sudah sampai di dorm dan Jaemin juga harus melanjutkan jadwalnya.
Jeno dan member masuk dan langsung menyerbu makanan yang baru saja sampai. Saat sedang makan, Jeno merasakan ponsel di sakunya bergetar. Dia merogohnya dan membaca pesan yang masuk.
Jaeminie❤️
Aku tau kau punya banyak cerita. Mian tadi kita tidak bisa banyak bicara. Usahakan tidur lebih awal jadi nanti saat aku hubungi lagi kau masih bisa beristirahat. Aku hubungi lagi setelah jadwalku selesai. Jaga kesehatanmu Jeno-ya! Saranghae💚❤️
Jeno yang membaca pesan itu sontak tersenyum. Sepertinya Jaemin paham kalau Jeno mau bercerita. Hanya saja tidak mungkin tadi sebab ada member lainnya. Jeno ingin menceritakan harinya pada Jaemin. Menceritakan bagaimana kesulitannya sebagai leader dream.
Jeno menurut. Memilih tidur lebih awal agar nanti bisa bicara dengan Jaemin. Meski mendengar Jaemin yang cerewet adalah kesukaannya tapi dia juga tak sebodoh itu untuk membuat tubuhnya sakit. Terlebih sekarang posisinya sebagai leader. Tanggungjawabnya bertambah besar.
***
Jaemin baru menghubungi Jeno dini hari. Sekitar pukul 4 pagi. Dimana normalnya member masih tidur atau kadang malah baru tidur. Bisa juga sudah bangun kalau ada jadwal pagi. Jeno mencuci mukanya lebih dulu dan Jaemin setia menunggu dari seberang telepon. Setelah Jeno berhasil mengumpulkan kesadarannya, barulah dia bercerita. Jeno tidak bodoh untuk tetap di dorm dan membiarkan member mendengarnya seandainya saja ada yang terbangun. Jeno turun ke lobby dormnya. Karena masih pagi, pasti gedung dormnya masih sepi.
Jeno menumpahkan segalanya. Bercerita panjang lebar tentang hari-harinya. Bahkan dia tak sadar sampai menangis. Suatu hal yang sangat jarang dia tunjukkan. Hanya pada Jaemin, Renjun dan Haechan. Tapi lebih sering Jaemin. Pagi itu Jeno meminta Jaemin untuk tak menelpon Haechan atau Renjun. Jeno hanya ingin mencurahkannya pada Jaemin. Jeno hanya tak siap untuk bercerita pada Haechan dan Renjun. Terlebih dia sampai menangis begini. Walau Jaemin pasti akan menceritakannya juga ke mereka berdua setidaknya Jaemin akan menutupi kalau Jeno menangis. Haechan tak mungkin diam jika tau fakta tersebut. Dia pasti akan mengejeknya. Dan jika member dream tau, Jeno lebih tak siap lagi melihat reaksi mereka. Jeno tak mau member tau seberapa sulitnya ia menjadi seorang leader.
***
Jeno membuka pintu dorm perlahan. Jam sudah menunjukkan delapan. Selama itu waktu yang dia butuhkan hanya untuk bercerita pada Jaemin. Sebenarnya Jeno masih belum puas, tapi dia tak mau membuat Jaemin tidak bisa beristirahat. Jaemin bahkan bertelepon saat pulang, bahkan mandi. Karena kalau tidak begitu, maka tidak akan ada waktu istirahat bagi Jaemin.
Jeno pikir para member belum ada yang bangun. Jeno pikir mungkin ia hanya akan menemukan bibi dorm yang menyiapkan makanan dan manajer. Tapi ternyata salah. Dia melihat Jisung yang keluar dari arah dapur sambil memegang gelas. Begitu melihat Jeno, raut wajah Jisung jadi penasaran.
"Dari mana hyung?" Tanya Jisung curiga
"Dari luar. Hanya jalan-jalan sebentar
Jisung tentu saja tak percaya. Tapi biarlah, dia tak mau cari ribut pagi itu. Mengangguk saja dan membiarkan Jeno memasuki kamarnya. Dalam hati Jisung menebak, pasti Jaemin. Jisung tidak bodoh untuk tidak menyadari kalau Jeno sedang punya banyak beban. Jisung yang tahu sedikit tentang jadwal unitnya saja sudah pening sebab terlalu padat. Belum ditambah jadwal pribadi Jeno. Meski tau, Jisung tak memaksa Jeno untuk bercerita padanya. Dia sadar kalau Jeno tak mempercayainya sebesar ia percaya pada Jaemin, Renjun, dan Haechan. Jisung kalau jadi Jeno juga akan bersikap demikian. Jisung juga tahu sebesar apa kepercayaan Jeno pada ketiganya.
TBC
Mian typo bertebaran
Votement juseyo^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Rectangular [[END]]
RandomRectangel atau segi empat. Sebuah bentuk dengan 4 sudut. Berbeda dengan persegi yang cenderung memiliki panjang garis yang sama. Segi empat bisa digambarkan dengan berbagai garis yang berbeda panjangnya. Renjun, Jeno, Haechan, dan Jaemin. Empat tubu...