~Renjun~
Pagi yang begitu cerah di China. Sama seperti hari-hari normal biasanya, pagi ini jalanan cukup padat karena memang sudah memasuki jam-jam masuk kerja dan sekolah. Lalu lalang mobil terlihat semakin menambah kesan sibuk.
"Apa masih jauh?" tanya Renjun pada Kun
"Sebentar lagi sampai harusnya" jawab Kun
"Ah... rasanya mengantuk sekali" ucap Ten
Mereka mengangguk setuju. Begitu mobil berhenti sebab sudah sampai di tujuan, mereka dengan kompaknya mengerang malas. Padahal semalam pulangnya cukup larut dan hari ini harus sudah bekerja di pagi hari begini.
"Aku tahu kalian lelah, tapi ini juga demi pekerjaan kita. Nikmati saja, semoga cepat selesai" ucap Kun sebelum keluar mobil
Hari yang begitu padat untuk unit NCT V. Bekerja lebih awal dan pulang dini hari. Meski bukan pertama kalinya begini, tapi berbagai keluhan pasti tetap akan keluar. Mengeluh lelah, mengantuk, pegal-pegal dan sebagainya. Meski begitu canda tawa masih ada. Gunanya ya untuk menghalau rasa lelah yang mereka rasakan. Ini sudah tengah malam dan mereka baru selesai.
"Terimakasih kerja kerasnya" ucap mereka pada para staff. Membungkuk hormat sambil berjalan keluar
Mobil yang membawa mereka pulang malam ini begitu sepi. Semuanya lelah dan mengantuk. Lebih memilih tidur atau bermain ponsel mencari hiburan. Hendery yang biasanya hyperaktif sekarang tengah tertidur lelap dengan bantal di lehernya serta selimut dari manager.
"Kau tidak tidur?" tanya Yuta pada Renjun disebelahnya
"Tidak hyung. Aku sedang berkirim pesan dengan teman-temanku" ucap Renjun
"Nugu? Dreamies?" tanya Yuta penasaran
"Ne, tapi 00's saja" jawab Renjun sambil tersenyum setelah melihat foto-foto aib yang Haechan kirimkan
"Kenapa belum tidur? Bukankah di Korea sudah lewat tengah malam?" tanya Yuta lagi
"Jeno dan Haechan tidak mungkin tidur jam segini. Mereka kalau ada waktu lebih memilih main game daripada tidur. Yah, meski kadang tidur juga. Kalau Jaemin, disana kan masih siang" jawab Renjun
Yuta hanya mengangguk. Tak mau lebih mengganggu, jadi Yuta memilih sibuk sendiri. Sama-sama bermain ponselnya. Samar-samar dia mendengar tawa kecil Renjun. Walau penasaran ingin tahu apa yang membuat anak itu tersenyum, tapi Yuta enggan bertanya. Biarlah Renjun menghabiskan waktu dengan teman lamanya.
"Yuta hyung?" panggil Renjun. Yuta yang sudah hampir tertidur pun sontak membuka mata dan menatap Renjun. Renjun terlihat serius.
"Ada apa?"
"Boleh aku meminta pendapat?" tanya Renjun
"Tentu. Katakan saja"
"Begini hyung. Aku tahu ini sedikit egois. Aku meminta mereka bertiga untuk selalu menghubungiku. Sesibuk apapun itu, paling tidak lewat pesan. Maksudku itu baik. Mian jika menyinggung hyung, tapi mau bagaimanapun mereka sangat dekat denganku. Ditambah umur kami yang sama membuatnya lebih nyaman. Aku hanya tidak ingin mereka kesepian atau kembali sedih karena kami harus berpisah. Aku takut mereka akan saling melupakan. Masalah utamanya ada di perbedaan waktu dan jadwal. Terutama bagi Jaemin. Intinya aku memang memaksa mereka tapi dengan tujuan baik walau cukup egois. Menurut hyung bagaimana? Apakah yang aku lakukan ini salah? Aku tidak mau kami saling melupakan" ucap Renjun
"Aku tidak bisa membenarkanmu atau menyalahkanmu. Niatmu baik meski sedikit memaksa. Aku mencoba memahamimu. Memang sulit berpisah dengan orang yang sangat dekat dengan kita. Pasti rasanya sama seperti ketika kau harus berpisah dari orangtuamu. Niatmu baik. Mereka mengenalmu sejak lama. Dan karena itulah, mereka pasti memahami tujuanmu. Tapi mungkin lebih baik jika kau bicarakan langsung pada mereka. Kalian sudah sangat dekat dan juga bukan anak kecil lagi. Katakan pada mereka apa alasanmu. Jelaskan semuanya. Mereka juga pasti memahamimu. Lalu diskusikan bersama" ucap Yuta
"Tapi, aku takut kalau itu justru membuat kamu bertengkar" ucap Renjun jujur
"Kalian sudah dewasa. Perbedaan pendapat itu wajar adanya. Yakin saja, mereka tidak akan marah padamu sebab kau punya alasan kuat untuk itu. Kau juga tidak begitu egois sebab itu juga berhubungan dengan mereka. Bicarakan dengan baik. Cari waktu luang dan bicarakan baik-baik" saran Yuta
"Kau mengenal mereka begitupun mereka mengenalmu. Kau menyayangi mereka begitupun mereka yang menyayangimu. Jujur saja aku iri dengan persahabatan kalian yang begitu erat. Percaya pada hatimu. Saranku tidak akan begitu berguna sebab kau yang lebih tahu soal mereka. Jangan terlalu takut memulai terlebih itu untuk hal yang baik" tambah Yuta
"Kau benar hyung. Gumawo hyung. Mian mengganggu tidurmu" ucap Renjun
"Kwencana. Kau bisa menemuiku kapan pun kau mau. Walau aku terlihat menyeramkan tapi aku tidak sejahat itu. Aku heran. Kenapa semuanya pada takut padaku?" ucap Yuta heran. Renjun terkekeh mendengarnya
"Hyung punya image yang menakutkan. Meski begitu tidak semua orang menilai orang lain hanya dari covernya. Jujur saja aku sering melihat hyung yang care dengan member lain sejak di 127 dulu" ucap Renjun
Pembicaraan mereka terhenti sebab sudah sampai tujuan. Renjun kembali mengucapkan terimakasih sebelum memasuki kamarnya untuk membersihkan diri. Member lain maish dibelakang. Berjalan masuk ke dorm dengan lesu sebab masih mengantuk.
***
Renjun sudah selesai mandi. Tubuhnya sudah kembali segar. Renjun duduk diatas ranjangnya dengan tangan kiri yang sibuk mengusap-usap rambut basahnya. Tangan kanannya meraih ponsel. Melihat adanya panggilan tak terjawab dari salah satu 00's dreamies.
"Ne?"
"Kau sibuk?" tanya Renjun
"Tidak. Sedang break sekarang. Tadi ku telpon tidak kau angkat. Kemana?"
"Mandi. Ah, Jaemin-ah, aku sudah melakukannya"
"Bagaimana?"
"Kau benar. Dia tidak semenakutkan itu hahaha" ucap Renjun tertawa
"Apa kataku. Yuta hyung itu baik. Hanya luarnya saja yang menakutkan. Aku tenang sekarang. Kau sudah punya salah satu orang yang bisa kau mintai saran. Kami tidak bisa selalu disampingmu saat kau membutuhkan. Yah, walaupun sedikit tak rela. Tapi aku tau kau tak akan melupakan kami"
"Tentu saja" Renjun tersenyum lega
"Ya sudah kalau begitu. Sana tidur. Cepat tidur, jangan berlama-lama bermain ponselnya. Jaljayo Renjunie. Saranghae. Bye~ bye~"
Renjun tersenyum tipis. Lega rasanya. Sekarang dia punya oang yang bisa dia percayai atas saran Jaemin. Benar kata Jaemin, mereka bertiga tidak bisa selalu berada di samping Renjun. Selalu ada saat Renjun membutuhkan sandaran. Sebab jarak mereka jauh serta memiliki kesibukan maisng-masing. Jaemin benar, Renjun tetap membutuhkan orang disekitarnya untuk menjadi sandarannya walau sementara pun tidak sepenuhnya. Satu orang saja cukup. Dan Renjun menetapkannya pada Yuta.
"Aku baru tahu kalau Jaemin ternyata dekat dengan Yuta hyung. Harusnya tidak heran sih. Mereka kan sudah kenal sejak rookies" gumam Renjun
"Jaeminie, Haechanie, Jeno-ya. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak melupakan kalian. Mari kita bertemu kedepannya. Aku merindukan kalian" gumam Renjun
Mengenai Yuta, sebenarnya Renjun bimbang memilih antara Yuta dan Kun. Renjun awalnya ingin menjadikan Kun untuk sandaran 'semu'nya. Tapi, setelah bercerita pada Jaemin, dia menyarankan antara Ten atau Yuta. Alasannya karena Kun sudah jadi leader. Meski jika diminta pun tak akan menolak, tapi kata Jaemin dia takut kalau akan semakin membebaninya. Lalu mengapa memilih Yuta dibanding Ten, alasannya adalah Yangyang. Yangyang dekat dengan Ten dan mereka sudah bersama sejak lama. Menurutnya Ten pasti juga dijadikan sandaran oleh Yangyang. Jadilah dia memilih Yuta. Dia juga akan menerima dengan tangan terbuka jika seandainya member lain membutuhkan bahunya. Hanya saja untuk menceritakan keluh kesahnya, Renjun pikir satu saja cukup. Yuta tak semenakutkan kelihatannya. Justru dia punya sikap care dan pemikiran yang menurut Renjun cocok dengannya.
TBC
Mian typo bertebaran
Votement juseyo^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Rectangular [[END]]
AléatoireRectangel atau segi empat. Sebuah bentuk dengan 4 sudut. Berbeda dengan persegi yang cenderung memiliki panjang garis yang sama. Segi empat bisa digambarkan dengan berbagai garis yang berbeda panjangnya. Renjun, Jeno, Haechan, dan Jaemin. Empat tubu...