09

3.6K 519 5
                                    

Orang pacaran pasti punya rutinitas ngapel setelah sekian lama tak bertemu karena terpisah jarak dan waktu. Eaa

Apalagi yang kuliah dan merantau. Satu semester tak bertemu rasanya bagaikan sewindu.

Ya nggak mengherankan kalau pasangan agak-agak kita ini melakukan apel mingguan. Dengan Haruto sebagai pihak pengunjung, itupun memakai teror 'katakan putus' baru membuatnya sanggup meninggalkan sang kasur tercinta.

"Selamat siang rekan-rekan sejawat yang suka diskonan!" Haruto yang baru datang langsung bikin keributan.

Dengan tidak tahu diri duduk menyerobot di tengah-tengah orang yang tengah bermesraan. Menyomot cookies warna-warni dengan khidmat, nggak lupa merebut remote dari tangan Noa.

Memang kelakuan dakjal.

"Selamat siang balik ya rekan yang nggak punya otak," sahut Junkyu dari arah belakang membawa minuman dingin.

Haruto tersenyum girang mendapati yang segar-segar. "Nah gini dong, jadi pacar yang berguna bagi bangsa dan negara." Sambil meraih salah satu gelas.

Plak!

"Ambil sendiri lah, tangan masih dua kan?" Junkyu memberikan gelas pada manusia lain kecuali Haruto. Membuat si ganteng itu memasang wajah dengki.

"Tau gini mending rebahan di rumah sambil nonton Maria Oaza Ya Kan. Pembodohan publik!" kata Haruto nggak terima atas segala penindasan yang terjadi.

Nana yang sejak tadi diam akhirnya menjitak kepala calon iparnya itu. "Itu tandanya kamu yang bodoh, yth tuan Haruto." Satu-satunya perempuan diantara mereka berbicara santai.

Junkyu terbahak penuh kepuasan.

"Yang, puas banget ketawamu. Nggak kasihan sama aku yang seperti ini?" tanya Haruto.

Junkyu menggeleng. "Ngapain kasihan, sudah besar nggak boleh manja."

"Ini beda konteks loh, Yang!"

"Utututu sayangnya Junkyu, ngambek ya? Hilih! Nggak peduli."

"Kusumpahin jomblo tau rasa kamu!" kesal Haruto.

Membuat si manis melemparinya dengan tutup toples. "Aku jomblo ya kamu ikutan jomblo lah, bodoh!"

"Mana bisa begitu?!"

"Ya kan kamu pacarku, gimana sih? Oh atau pacarmu lebih dari satu ya, cuktaw saja sih akunya." Junkyu bersedekap dada sok marah.

Haruto balik melempar Junkyu dengan bantal sofa. "Ya kalau bisa nyari selain kamu sih enak. Ini sayang sekali pacarku cuma kamu, mana galak banget, idih!"

Ya begitu, acara ngapel yang harusnya penuh keromantisan berubah jadi ajang perundungan berencana.

Biarpun tersemat kata 'Yang' atau 'Sayang' nggak membuat mereka terlihat seperti pasangan normal lainnya.

Saking absurdnya, keluarga kadang lupa akan status keduanya. Ngeri kan? Emang.

Jangan dicontoh kalau kalian belum punya mantra ketabahan.












—————tbc

Pacaran | Harukyu [1] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang