Pacaran | Harukyu [1] ✔️

13

Minggu baru, suasana baru, status baru. Jomblo bro, titik di mana kita bisa cari yang baru untuk melupakan yang lama.

Eaa.

Tapi enggak buat Junkyu. Dia malah asik panen bawang merah di gunung depan rumah calon kakak ipar.

Saking asiknya sampai nggak sadar kalau Noa sama Nana ngelihatin dengan bingung. Orang putus cinta kok santai tanpa beban.

I just wanna be your boy!

Junkyu angkat teleponnya sambil mendecih sebal. "Kalau nggak penting banting saja hp-nya."

"Ipun sebelas mahal ah, mahasiswa rantau nih." Suara jenaka Jaehyuk terdengar.

"Saipul Jamil ngapain telepon sih? Lagi berjuang buat calon istri nih aku," kata Junkyu.

Jaehyuk ketawa dengar jawaban Junkyu yang lumayan nyeleneh untuk saat ini.

"Calon suami kali, besok ya manis tunggu aku berduit dulu biar bisa cepat halalin kamu." Jaehyuk ketawa kecil, nadanya kedengaran serius.

Kan Junkyu jadi baper.

"Gembel banget mulutnya. Ada apa?"

"Kapan balik Bandung? Anak-anak rencana mau camping empat hari lagi, ikut yuk biar aku nggak kelihatan jomblo," kata Jaehyuk.

Tidak ada salahnya mengajak Junkyu. Mereka juga sama-sama sendiri tanpa ada pawang yang menemani.

Junkyu menimang-nimang dengan serius. "Ayok deh, tapi jemput ke Solo ya. Lagi malas naik bus sama travel," kata Junkyu bercanda.

Tapi malah ditanggapi serius sama Jaehyuk. "Siap! Tapi aku sampai sana agak sore ya, mau ke bengkel dulu lihat motor temen, duitnya lumayan buat beli jajan kita di kos."

"Lah, aku bercanda loh!"

"Nggak apa-apa, santai. Lagian kangen banget nih sama sate samping rumahmu, enaknya nggak ada yang ngalahin."

Jaehyuk sama Junkyu berakhir ngobrol bareng sampai lupa kalau ada banyak orang yang melihat sambil panen bawang dan senyum gemes.

Junkyu kalau bahagia tawanya nular.

Noa heran, pas punya pacar saja adik angkatnya ini nggak pernah kelihatan ketawa selepas itu sambil teleponan. Biasa juga saling lempar argumen penuh makian.

Emang ya, orang baru tuh kadang lebih menyenangkan daripada yang lama.

————tbc