Suara dentingan peralatan makan terdengar mengiringi suasana makan malam di kediaman keluarga Shin malam itu. Empat orang yang terdiri dari tiga orang wanita serta seorang laki-laki terlihat duduk melingkar sambil menikmati banyak hidangan yang tersaji di atas meja makan tersebut.
" Makan yang banyak ya Jihyun-ah "
Nyonya Shin yang tampak anggun dengan dress rumahan berwarna kuning itu berucap sambil menyendok kan beberapa macam lauk ke piring Jihyun.
" Tenang saja imo, aku tidak akan menyisakan setetes pun " ucapnya sambil mengerling jahil ke arah nyonya Shin.
" Oh ya ngomong-ngomong kenapa paman tidak ikut makan malam bersama kita imo ? " tanya Jihyun.
Pertanyaan yang sedaritadi tersimpan dibenaknya akhirnya berhasil ditanyakan juga. Sedari awal ketika tubuh Jihyun menginjakkan kaki di rumah itu, kedua netranya hanya mendapati nyonya Shin, Youngdae serta Yuna.
Pun sampai dengan waktu makan malam tiba, dirinya tidak juga mendapati sosok kepala keluarga itu disana. Mendengar pertanyaan dari Jihyun, nyonya Shin yang tengah menyantap hidangan makan malamnya hanya tersenyum.
" Ah itu, tadi tiba-tiba saja ada panggilan operasi mendadak dari rumah sakit. Jadi paman harus segera pergi dan melewatkan makan malam kita hari ini. Imo minta maaf ya Jihyun-ah karena paman tidak bisa hadir "
Han Jihyun menggoyangkan kedua tangannya " Ah gwenchana-yo imo, aku bisa mengerti kok "
" Appa memang selalu begitu kok unnie. Selalu saja sibuk "
" Yuna "
Shin Youngdae yang sedari tadi hanya diam kini akhinya buka suara. Kedua matanya memincing, tampak tidak suka dengan apa yang baru saja diucapkan oleh adik perempuannya.
" Memang begitu kan, ayah selalu mengatakan akan ikut makan malam bersama kita. Dari jauh-jauh hari pun eomma juga sudah bilang untuk meluangkan waktu agar kita bisa makan malam bersama Jihyun unnie juga, dan ayah mengiyakan. Tapi kenyataannya selalu saja tidak bisa. Ayah pasti menganggap makan malam kita tidak sepenting pasien-pasiennya "
" SHIN YUNA "
Jemari lentik milik Jihyun dengan segera menangkup jemari Youngdae yang tampak mengerat. Mencoba menenangkan pria disampingnya itu supaya emosinya tidak semakin meledak. Sementara di hadapan mereka Shin Yuna tampak begitu terkejut begitu mendengar suara tinggi milik kakak laki-lakinya.
Seumur hidupnya ini adalah kali pertama gadis itu mendengar Youngdae membentaknya.Tubuh Yuna mengerat pada sandaran kursi yang didudukinya. Kepalanya menunduk takut tidak berani menatap ke arah Youngdae. Suasana ruang makan yang tadi terasa begitu hangat kini tiba-tiba saja berubah .
Nyonya Shin yang sedaritadi hanya diam memperhatikan pertengkaran kedua anaknya hanya mampu menghela nafasnya berat. Jemarinya meletakkan alat makan yang ia gunakan ke atas piring yang masih tersisa banyak. Tatapannya hangat, memandang satu persatu wajah Yuna dan Youngdae bergantian.
" Yuna, sebagai seorang dokter ayah punya kewajiban untuk membantu setiap pasiennya. Kalau saja bisa memilih, eomma yakin ayahmu pasti akan tetap milih untuk dapat makan malam bersama kita. Yuna tidak tau kan seberapa sering ayah mengatakan jika ayah begitu menyesal tidak bisa pulang dan berkumpul untuk sekedar makan malam dengan kita di rumah "
" Tapi sekarang coba Yuna pikirkan ? bagaimana bisa ayah makan dengan tenang disini sementara di tempat lainnya ada orang yang meminta tolong untuk diselamatkan. Apa Yuna ingin ayah hanya diam dan tidak melakukan apa-apa ? "
Yuna menggelengkan kepala.
"Nak, eomma tau Yuna kecewa karena ayah tidak bisa makan malam bersama kita sekarang. Namun Yuna juga harus paham, bagi pasien pasien itu mungkin saja ayah adalah satu-satunya harapan yang mereka punya untuk tetap bisa hidup dan berada di tengah-tengah keluarganya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled ; Sinkook
FanfictionEunbi dan Jungkook bertemu dalam satu garis waktu. Eunbi yang belum sembuh dari luka masa lalu dan Jungkook yang jenuh akan hubungan jarak jauh. Buddy Sinb - 2020