11; Daisy

375 54 5
                                    

" Bunga daisy dalam mimpiku

kau yang tak disini 

Aku tidak memilikimu, sampai aku hampir gila "  

.

.

Cling.....

Suara lonceng yang tergantung pada pintu berbunyi nyaring tatkala pintu kayu itu terbuka. Seorang wanita yang sedang sibuk merapikan tangkai-tangkai bunga disana langsung berdiri dengan senyuman hangatnya.

"Ada yang bisa kubantu ? " ucap wanita itu

Pria itu tersenyum tipis. Iris kelam miliknya beralih menatap deretan bunga-bunga segar yang tertata dengan indah pada keranjang-keranjang di sekelilingnya. Matanya melirik sekilas ke arah keranjang dengan batang batang daisy putih yang tampak begitu indah.

" Bisa tolong buatkan sebuket daisy untukku " pintanya pada wanita di hadapannya itu.

Wanita itu tersenyum ramah. Kepalanya mengangguk menyanggupi permintaan pelanggannya.

" Ah apa anda ingin menambahkan kartu ucapan juga ? " tanyanya

Pria itu tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menanggukan kepalanya pelan.

" Eum.. boleh aku sendiri yang menuliskannya ? " ucapnya kemudian

Wanita pemilik toko itu menganggukkan kepala. Tubuhnya berbalik mengambil sebuah kartu ucapan dan bolpoin dari atas meja. Tangannya terulur menyodorkan kedua benda itu pada laki-laki dihadapannya.

" Silahkan "

" Terima kasih "

🌼🌼🌼🌼🌼

Dering ponsel pagi itu membangunkan Jungkook. Pupil matanya mengerjap perlahan menyesuaikan dengan cahaya sinar matahari yang sedikit mencuri celah lewat tirai putih yang masih belum tersingkap. Jungkook menyingkirkan selimut putih yang ia pakai tidur semalam, kemudian mendudukkan tubuhnyabersandar pada kepala ranjang. Kepalanya menoleh mengamati segala penjuru kamar. Butuh beberapa detik untuk membuat Jungkook sadar jika ada perbedaan. Ah benar, ini bukan kamarnya.

Hujan tadi malam sepertinya tidak mengijinkan Jungkook untuk pulang. Bukannya berhenti intensitasnya malah semakin deras menjelang tengah malam. Jungkook bisa saja menghubungi seseorang untuk menjemputnya dan membawanya ke hotel untuk bermalam, namun dengan baik hatinya Eunbi malah menawarkan salah satu kamar tamunya di lantai atas untuk bisa ia tiduri untuk satu malam. Eunbi bilang bukankah tidak sopan jika menghubungi seseorang tengah malam dengan keadaan hujan deras di luar. Dan Jungkook akhirnya mengiyakan.

Tangan Jungkook terulur meraih ponsel yang ia letakkan di samping bantal. Sebelah tangannya yang lain mengacak sedikit rambutnya membuatnya sedikit berantakan. Begitu ponsel itu dinyalakan suara denting notifikasi langsung terdengar bersahutan. Menandakan jika ada begitu banyak pesan dan panggilan yang tidak terjawab mulai dari semalam.

Jungkook menghela nafasnya pelan. Ia sudah menduganya. Jemarinya bergerak mengetikkan beberapa pesan balasan. Setelahnya ponsel itu kembali ia letakkan. Kedua matanya ia pejamkan, menyandarkan kepalanya menghadap langit-langit kamar.

Matanya yang semula terpejam tiba-tiba saja kembali terbuka lebar. Kening Jungkook berkerut samar ketika mendengar suara ribut dari luar. Siapa orang yang pagi-pagi sudah membuat keributan .Dengan penasaran dilangkahkanlah kakinya keluar. Jungkook menuruni tangga dengan langkah pelan, kepalanya menengok ke segala sisi rumah mencoba mencari sumber suara ribut itu berasal.

Untitled ; SinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang