PART 1

1K 148 16
                                    

1 Desember 2019

Suara musik mengalun merdu membuat suasana menjadi begitu tenang dan romantis.

Lelaki  berparas tampan dengan tinggi 183cm sedang berdiri didepan sebuah ruangan, dia tengah menunggu seseorang yang amat-sangat-dicintainya dan sebentar lagi akan benar-benar menjadi miliknya.

Beberapa menit berlalu, pintu ruangan itu terbuka dan keluar lelaki berwajah tampan sekaligus cantik, membuat lelaki yang menunggunya di luar ruangan menatap dengan penuh kagum tanpa berkedip sedikitpun.

“Bright, kenapa kau diam saja?” Tanya lelaki yang baru keluar kepada seseorang yang menunggunya didepan ruangan, bright.

“Aku terpesona~ Gulf kau begitu-…” Bright tidak dapat melanjutkan ucapannya.

Seseorang yang bernama gulf  hanya tersipu lalu berucap “Kau tampan, bright.”

“Tentu. Tentu aku tampan. Aku bright tampan vachirawit. Dan kau cantik, lelaki tercantik yang pernah aku temui.”

Senyum di wajah gulf mendadak hilang digantikan oleh ekspresi wajah marah namun menggemaskan.

“aku laki-laki!! Sekali lagi kau mengatakan kalau ‘aku cantik’, aku tidak akan mau menikah denganmu!! Tuan bright menyebalkan vachirawit.” Gulf merajuk.

“Hahaha. Aku sudah mendengar itu ribuan kali, dan apa? Hari ini kau menikah denganku, karna apa? Karna kau sudah terpesona dengan ketampanan bright vachirawit.”

“Kau sungguh terlalu percaya diri tuan sok tampan.”  Gulf memutar bola matanya malas.

“Itu nyata tuan cantik.” Bright terus menggoda gulf.

“Kau sungguh menyebalkan.”

“Hahaha.” Bright tertawa puas hingga seseorang datang mengintrupsi.

“P’ bright, p’ gulf, apa kalian sudah siap? Semua sudah menunggu kalian.” Ucap orang itu.

“Tentu win. Aku dan gulf sudah siap. Hanya saja pengantin cantikku ini sedikit gugup.” Jawab bright menggoda gulf.

“Kau lagi-lagi memanggilku cantik? Aku tampan!”

“Hahaha.” Win tertawa  “P’ gulf memang tampan, tapi wajah cantik p’ gulf lebih mendominasi.” Tambah win menjelaskan.

“Apa kau butuh kaca untuk melihat wajahmu itu Tuan Win metawin?”  balas gulf tak mau kalah.

“Hahaha. Hentikan ini. Jika kalian telah selesai, segeralah keluar karna semua sudah menunggu. Aku pergi dulu.”  Win pergi meninggalkan bright dan gulf
.
“Apa kau gugup, gulf?” Tanya bright.

“Hari ini adalah hari yang kita nanti selama bertahun-tahun, tentu saja aku gugup.”  Jawab gulf. “Apa kau tidak gugup, bright?”

“Akupun sama. Tapi setelah melihatmu, rasa gugupku hilang.” . “Apa kau sudah siap, gulf?” Tanya bright sembari mengulurkan tangannya.

“Tentu aku siap.”  Jawab gulf lalu menerima uluran tangan bright.
.
.
.
Suara alunan musik mengalun merdu mengiringi langkah gulf yang tengah berjalan diatas altar menuju bright yang telah menunggunya di ujung altar sana.

Bright tersenyum memandang gulf yang benar-benar terlihat sempurna, wajah dan senyuman itu tak ada yang bisa mengalahkan keindahannya.

Bright merasa benar-benar beruntung karna telah memiliki gulf. Namun, senyum di wajah bright sedikit luntur dan tergantikan ekspresi khawatir tapi tak kentara. “Maafkan aku gulf, selama ini aku tidak sepenuhnya jujur mengatakan siapa diriku sebenarnya. Aku hanya takut, orang-orang kejam itu akan menyeretmu ke dalam dunia hitam.” Ucap bright dalam hati dan berharap gulf tidak akan tau sisi gelap dirinya.

BETWEEN uuUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang