1-3

222 25 49
                                    

PART 1

"Kau mengusir Hyung-mu, Soobin-ah?" tanya Seokjin.

Soobin terdiam. "Maaf, sepertinya anda salah orang. Saya tidak punya kakak. Saya anak tunggal."

Seokjin tersenyum tipis. "Dimana Eomma?"

Soobin memalingkan wajahnya.

Terdiam cukup lama.

"Soobin-ah?" panggil Seokjin.

"Eomma meninggal," jawab Soobin dengan enteng.

***

"Aku membencimu, benci Appa. Aku tahu kau selalu mengunjungi toko bunga ini, tapi kau tidak pernah menyapa kami. Eomma juga tahu. Terakhir kali kau ke sini, Eomma masuk rumah sakit, dan hari itu juga Eomma pergi," kata Soobin.

Seokjin berhenti, tidak berbalik menoleh ke Soobin.

"Eomma sakit kanker paru-paru. Dan kami tidak punya uang untuk biaya berobat Eomma. Eomma selalu bilang jika uang itu untuk tabunganku. Aku kira kau akan menyambangi kami sekali saja, dan menanyakan kabar kami. Jika kau memberi kami sedikit uang, mungkin Eomma masih hidup," lanjut Soobin.

***

Seokjin menunduk. "Tapi kau adik kandungku.. setidaknya tinggallah semalam atau dua malam. Appa pasti senang kau berkunjung."

"Pemaksaan sekali. Ck, baiklah."

~












PART 2

"Hyungieee!" pekik Sunoo yang langsung berlari ke arah Seokjin dan memeluknya.

Soobin yang melihat itu dari belakang sedikit cemburu.

"Eung? Hyungie, Hyung itu siapa?" tunjuk Sunoo pada Soobin.

"Adik Hyung. Hyung-nya Sunoo juga. Namanya Soobin," jelas Seokjin.

"Soobin Hyung!" girang Sunoo.

***

"Panggilan hyungie itu seharusnya untukku! Dia hanya menyebut hyung tadi bukan hyungie! Tau begitu aku tidak ke sini," gerutu Soobin.

"Soobin-ah, ppalliwa!" seru Seokjin dari luar.

Soobin berdecak, padahal dia di sini baru 5 menit. "Iya, iya! Sabar!"

***

"Ddeonu mau!!" Sunoo mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan berteriak kencang sampai makanan di mulutnya tidak sengaja muncrat mengenai wajah Soobin.

Soobin menatap Sunoo tajam.

***

"Mungkin Soobin butuh waktu, Appa. Kita saja yang berkunjung ke toko bunganya sesekali sampai Soobin mau pindah ke sini," usul Seokjin.

Gong Yoo tersenyum. "Saranmu boleh juga."

"Bagaimana, saeng? Kau mau kan?" Seokjin memastikan.

~














PART 3

Dia memutuskan untuk pindah.

Hidup bersama ayah dan kakaknya lagi setelah 12 tahun berpisah.

Tentu saja bersama satu setan kecil yang ada di sana.

***

"Ini rumahku, bocah!"

"Ini rumah Ddeonu!"

"Enak saja, sebelum kau ada di sini, aku yang lebih dulu menempati rumah ini!"

"Tapitapi, kan, Ddeonu lebih lama!"

"Kau mau membantahku atau keluar?!" Soobin menunjuk pintu keluar dengan marah.

Sunoo mengerucutkan bibirnya, matanya langsung berkaca-kaca. "Huweeee! Hyung Jelek jahat! Nanti kuadukan pada Jin Hyungie!" kesal Sunoo lalu menghentakkan kaki menuju ke kamarnya.

***

Tangan Seokjin mengelus punggung kecil Sunoo dengan lembut. "Lain kali jangan berbohong, ok.. jika Sunoo berbohong, lalu ada yang menganggap itu serius dan menjahati Soobin Hyung karena membela Sunoo, bagaimana?"

Kepala Sunoo terangkat. "Eh? Benarkah?"

Seokjin mengangguk mantap. "Hu'um. Memang Sunoo mau?"

Sunoo menggeleng cepat. " Orang lain tidak boleh jahatin Hyung-nya Ddeonu! Cuma Ddeonu yang boleh!"

***

"Anniyaaa~ Hyung sudah memaafkanmu. Sekarang lepaskan kaki Hyung ya Sunoo yang menggemaskan.." kata Soobin dengan nada lembut yang dipaksakan.

Sunoo terkikik. "Hyung aneh," katanya lalu melepaskan pelukannya dari kaki Soobin.

Sementara di belakang sana, Seokjin semakin terpingkal dengan wajah super memerah.

Soobin mendengus keras. Keras sekali!

~
Hanya cuplikan

Budayakan vote dan komen.
Hargai karya author^^

Nap Of A Star (lanjutan dari akun @leeh_elena09) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang