Gabut siang hari begini memang paling enak nyeblak. Hawa panas ditambah pedasnya seblak, mirip-miriplah sama simulasi padang maksyar. Sebenarnya ini belum masuk jam istirahat. Kata Suna memang lebih asik nyolong-nyolong ke kantin. Mumpung Pak Washijou lagi sakit pinggang, jadi Cuma dikasih tugas terus ditinggal pergi.
"Seblak memang lebih menggoda daripada soal fisika," ini Osamu.
"Gimana kalau kita bikin Challenge?" si anak ayam Noya mulai bersuara.
"Challenge apa Ya?" Semi mulai menyahut.
"Kita balapan makan seblak, nanti yang minum duluan dia yang ngerjain tugas fisika. Tapi harus pesen yang level sepuluh semua."
"Wah nantangin lambung ni anak, hayuk lah." kalau menolak bukan Semi namanya.
"Yaudah Yaya yang punya ide pesen sana gih " Samu selalu gas asal itu makanan. Tanpa disuruh dua kali si bocah cebol langsung pergi memesan seblak.
"Sun lu wajib ikut kalo mau minta contekan." Atsumu datang membawa beberapa kotak susu. Katanya kalau minum susu habis makan pedas bisa menetralkan gitu.
"Lah kok gitu?" Sebenernya suna males kalau ikut beginian. Udah jelas nanti yang bakal menang Samu.
"Gak bisa pokoknya kalo mau contekan harus ikut" Semi mulai ngegas.
Suna hanya membalasa dengan kerlingan malas. Males ikutan, tapi lebih males kalau disuruh mikir, pokoknya males.
"Mumpung orangnya gak ada mari kita berdoa." Atsumu yang diujung meja berdiri menengadahkan tanganya untuk memipin doa. "Semoga kali ini yang kalah bukan si Kuntet. Selamatkanlah nilai tugas fisika kami ya Allah, Aamiin."
Jadi ceritanya minggu lalu mereka berempat habis nyontek tugasnya si Noya, karena dia selesai duluan. Emang Noya sesat, dia selesai cepet karena ngandalin feeling gitu. Sayangnya feeling dia gak ada yang benar.
Contohnya ada soal begini, diantara sinar alfa, beta dan gama mana yang daya tembusnya paling unggul? jelaskan!
Dijawab Noya Sinar alfa karena alfa selalu menjadi dominan diatas. Dih ngaco dasar Fujo.
Begoknya mereka berempat percaya dan asal copas tulisan Noya.
Noya gak saalah, yang salah pak Washijou karena ngasih soal kelas dua belas. Mana Noya tahu itu sinar apa. Dahlah guru selalu benar, murid yang salah.
"Dan semoga Semi yang kalah ya Allah," Sambung Suna.
"Aamiin ..., Lha kok Gua. Samu aja noh rajin."
"Pelit lu Sem. Kemarin ulangan harian dapat sembilan liam gak bagi-bagi pula." Atsumu kembali duduk sambil membagi susu kotak
"Ogah gua kalo kalian minta contekan Ulangan. Enak aja gua yang pusing lu tinggl nyalin. Lagian nilainya Osamu juga bagus, punya kembaran harusnya dimanfaakan."
"Dih siapa dia? Sorry Gua anak tunggal, kalau Atsumu mungut dibawah pohon trembesi."
"Adek bangsat, Awas gua colong lempermu dirumah."
"Hai para beban orang tua pesanan kalian siap." Noya datang sambil membawa nampan penuh mangkok berisi seblak.
Perlombaan tanpa faedah inipun berlangsung. Sengit tidak ada yang mau mengalah. Menit kelima dan mereka masih keukuh enggan mengambil minuman. Menit ke enam wajah mereka bersemu merah. Menit ketuju Osamu yang biasanya paling bersemangat makan mulai melambatkan gerak sendoknya. Dalam hati mereka bersorak gembira setidaknya untuk tugas kali ini tidak harus menjadi pengikut aliran sesat.
Semi dengan susah payah menggigit ceker ayam berusaha agar bumbu seblak tidak mengotori pipinya namun percuma. Panas banget kuahnya kalau kena pipi, istilah jawanya bisa bikin wedangen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Patok Tenda (UshiSemi)
HumorSemi Eita tak pernah berniat menjadi anak coconut Haikyuu fanfiction Ushijima wakatoshi x Fem! Semi Eita