"Siapa yang mabuk?" Suara yang terkesan tidak niat itu membuat ketiga manusia yang tengah berjongkok menoleh. Ia menatap seolah mereka adalah kecoak.
Orang di depan mereka terbilang sangat tinggi untuk ukuran gadis Indonesia pada umumnya.
Ketiganya bahkan harus mendongak agar dapat melihat wajah yang tertutup masker medis tersebut.
Osamu menunjuk kembarannya.
"Dah pergi sana Nyet," Semi menyenggol Atsumu yang bengong.
Damage cewek tinggi emang gak main-main. Sepengelihatan Atsumu cewek di depanya pasti tingginya lebih dari 175cm. Tahi lalat di atas alis itu membuatnya semakin terlihat manis. Rambut ikal pendek membawa kesan elegan. Sayang tatapan matanya tidak bersahabat.
"Nyet ..."
Bentar, kok bibir Atsumu rasanya nyes-nyes dingin. Apa dia ngiler ya?
"WOI NYET!!!"
"GAK USAH TERIAK-TERIAK SEM, Eh kok pahit?"
"Mulut lo banyak kuman makanya gua semprot hand sanitizer."
Atsumu tarik pemikirannya tadi. Cantik doang tapi satu spesies kayak Semi, gak punya akhlak.
"Makanya Sum jangan ngelamun di bawah pohon trembesi pfftt ...." Semi menahan tawa dengan penderitaan sahabatnya.
"Kau butuh apa? Cepet ngomong gua sibuk."
"Yaelah kak galak amat," Osamu bersuara.
Yang dipanggil kakak menatap tajam Osamu. "Tau gak yang perlu gua urus bukan cuma dia. Gara-gara temenmu Kentut sembarangan hampir satu bis mabok."
"Tadi mau minta tolong dikerokin, gak jadi de- EH KAK UDAH GAK USAH DISEMPROT LAGI KAN AKU BILANG GAK JADI."
"Udah diem, gua gak mau dianggap makan gaji buta."
"Tapi gak usah main semprot kak."
"Baumu kayak kucing habis muntah pasti banyak kumannya"
"Emang tadi dia habis muntah kak, udah sekalian dimandiin aja."
"Diam lu Sam!"
Kejadian semakin brutal. Gadis cantik yang dipanggil kakak tadi menginjak Atsumu dengan posisi tengkurap agar tidak kabur. Sedangkan tanganya sibuk memakai sarung tangan plastik.
"Buka itu baju biar gua sucikan punggung berjamur lo." Kakak tadi sudah mempersiapkan disinfektan dalam botol kecil.
"SAM TOLONGIN"
"Ayo Sem, kita pergi aja. Gak baik untuk mata." Samu menarik Semi yang sedang berusaha melepaskan lilitan sarung.
"JANGAN LARI LO, SINI KATANYA MAU DIKEROKI."
"GAK MAU, GAK JADI LU MAU GREPE-GREPE."
"MATAMU. NAMANYA ORANG MAU KEROKAN YA HARUS BUKAK BAJU."
"Anjir anak PMR ganas Sam," Semi berujar.
"Siapa namanya?"
"Lah gak tanya tadi."
"Loh Kak Sakusa mana?" Noya datang membawa kota P3K. Sepertinya habis disuruh mengambil benda tersebut oleh orang tadi.
"Oh jadi anak PMR yang kau panggil namanya Sakusa? Ada noh lagi main Polisi-polisian sama Atsumu." Ujar Semi sambil menunjuk dua orang yang masih kejar-kejaran.
"Katanya sakit kok masih bisa main kejar-kejaran?" Noya gak habis thinking.
"Dia lagi kena infeksi virus manja, habis disemprot disinfektan langsung sembuh."
![](https://img.wattpad.com/cover/270498399-288-k430039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Patok Tenda (UshiSemi)
HumorSemi Eita tak pernah berniat menjadi anak coconut Haikyuu fanfiction Ushijima wakatoshi x Fem! Semi Eita