Chapter 4

173 45 78
                                    

Thanks untuk penyemangatnya yamayama-chan & KurooTetsurou19  
Thanks juga buat semua readers
.

.

.

Sepertinya keputusan Semi mengekori Kita Shinsuke naik truk adalah bencana. Dia kira bakal naik truk tentara bareng kakak kelas yang lain. Kan keren berasa jadi tahanan perang gitu.

Disinilah ia sekarang, duduk terjepit dengan gulungan tenda dan orang aneh bersurai merah, di depanya ada Ushijima. Ia masih kesal perihal seblak dan soal fisika, kenapa harus bertemu lagi?

Semi merasa seperti penjahat yang tengah diintrogasi. Pemuda merah itu meliriknya dengan tatapan annoying, sambil sesekali menyeringai aneh. Sedangkan Ushijima tak henti mengawasi setiap gerakannya. Ditinggal menoleh sebentar saja bahaya, apalagi banyak properti Pramuka.

Semi melirik minta bantuan pada Kita agar dikeluarkan dari situasi canggung. Gadis cantik itu hanya menggeleng sebagai jawaban. Dia sengaja menjepit Semi diantara mereka berdua, setidaknya aura Ushijima dan Tendo dapat menekan agar tidak berbuat ulah lagi.

Jangan salahkan Semi kalau tidak bisa diam. Anak kota sepertinya mana pernah naik truk bak terbuka, sayang kalau Cuma duduk-duduk. Lagipula angin kencang yang berhembus seakan menggoda.

Lima menit lalu ia masih bebas cosplay filem india. Tidak ada selendang hasdukpun jadi.

 

Sambil berdiri di atas tumpukan tenda Semi merentangkan hasduknya lebar-lebar. Angin yang berhembus sangat mendukung suasana. Dia membayangkan sedang berdiri di atas batu karang di tepi pantai.

"Har dil jo pyar karega hmmmmm~ "

Efek sebelum berangkat tadi emaknya muter DVD lagu india kenceng, Semi serasa earworm.

Kayaknya asik kalau cosplay bareng Ushijima, kan gototnya sebelas dua belas sama pemeran utama pria.

Astofirullah sadar Sem, bukan muhrim.
  
 

[Bayangin UshiSemi cosplay lagu di atas pengen teriak gua :') ]
 
 

Tendo ketawa sambil bersorak, "Kit, adek lo gokil banget, nemu dimana?"

Kita Shinsuke tepuk jidat.

Ushijima panik, takut doi jatuh kalau gak kesangkut ranting pohon.

 
Tapi itu tadi, sekarang beda cerita. Mau berdiri saja udah dipelototi Kita.

Dari angin yang berhembus dan lebatnya pepohonan di kanan kiri jalan bisa ditebak mereka sudah mulai memasuki jalur pegunungan. Semi mengumpat dalam hati saat kendaraan yang mereka tumpangi melewati tikungan tajam. Tubuhnya oleng kedepan dan wajahnya menghantam dada Ushijima.

Keras bund.

Sang gadis bangkit sambil mengusap hidungnya yang memerah.

Tendo, pemuda bersurai merah di sampingnya tak henti tertawa.

"Semi, Kamu gapapa?" Ushijima bertanya dengan nada khawatir.

"Sakit lah, Ini juga dada kenapa ada didepanku?." Ujarnya sambil menabok dada Ushijima.

Sebatas Patok Tenda (UshiSemi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang