2. Surat Jung

28 1 0
                                    

Detik ini..
Tiba2 sja aku ingin mengeluh padamu
Aku lelah menahannya
Aku tak sanggup bertahan sendiri
Aku begitu ingin menyudahinya

Aku mndengar ucapanmu waktu itu
"Aku sudah tak ingin denganmu..!"
Rasanya sakit sekali ditelingaku,
..
Kau sama sekali tak menginginkanku sekarang..

Sejujurnya, jika aku mampu berbicara seperti ini padamu..
"Bisakah kau berikan yg kubutuhkan?
Hanya pelukan.. Itu saja.. Tidak lebih!
Sekali saja.. Biarkan mataku membasahi bajumu sejenak.. Takkan kubuat kau basah kuyub..
Aku begitu tersiksa sekarang..!! "

Andai aku bisa mengatakannya, pasti sudah kukatakan sejak awal..
Tpi untuk apa aku mengeluh pada orang yg bukan lagi kekasihku..

Aku siapa? Aku orang lain sekarang bagimu. Bagaimana bisa aku masih menginginkanmu, sedangkan kau sudah tak menganggap aku ada..

Apa masih ada ruang untukku?
Tidak..
Sudah tidak mungkin lagi aku denganmu
Aku sadar akan itu.. Aku tau batasanku sekarang.. Dan aku tau tempatku dimana!!!

Aku sangat ingin mengeluh padamu.. Huh
kenapa kau harus mengabaikanku.. Kenapa harus bungkam..

Jika saja kau mau mendengarkan penjelasanku dari kesalahpahaman wktu itu.. Psti tk akan sebegini sakit yang kurasa..
Aku begitu tersiksa oleh rindu ini.

Sungguh Rei, aku tk pernah main2 dengan rasa ini. Tapi aku juga tidak bisa memaksamu, aku mengerti perasaanmu, kau sakit hati karena kau menyayangiku dan aku akan berusaha menghargai keputusanmu yg tak ingin lagi menemuiku..

Aku selalu berharap, jika Tuhan mengizinkan kita bertemu lagi. aku ingin kau mau mendengarkan penjalasanku dan disaat itu pun akan kuputuskan aku tk akan pergi..

Tapi untuk sekarang aku harus pergi untuk membiarkanmu meredam amarahmu dan sakit hatimu..

Selamat tinggal Rei..
Aku harap kita bisa bertemu kembali

BY Jung

WE MEET AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang