9. Mengikuti Kata Hati

23 0 0
                                    

"Aku ingin
Dihadapan sang surya yg mulai hilang
Kuteriakan bahwa aku lelah
Aku tak kuasa bertahan
Karna trlanjur rapuh
Utk tegak berpijak diatasnya

Kau tau
Apa pikirku jika aku menyerah
Pasti aku akn lupa dgn ini
Dan menemukan seorang yg kuharapkan

Tapi aku salah
Semakin aku menjauh
Semakin hati ini memunguti
Kenangan lama yg hampir pulih
Menjadi romansa kembali
Dan rindu tak pernah bosan menemani

Tapi setidaknya
Aku mngerti rasa ini
Aku begitu memahami bahwa aku,
Bukan main2 mencintai mu
Bahkan smpai detik ini
Aku masih ingat genggamanmu
Yang merasa bersalah
Akan suatu hal...

Aku tak pernah menyesal
Akan hatiku jatuh untukmu
Tapi mengingatmu
Adalah duri bagi asaku

Jadi, aku harus membuat perubahan untuk ini
Aku tidak bisa terus menghindar seperti ini"

-Rei-







"Apakah kalian berciuman?" spontan Rei melontarkan pertanyaan itu. Seperti kembali pada situasi

lalu saat ia melihat foto yang membuat hatinya membara.

Jung sedikit tersenyum, pasalnya laki-laki itu menangkap sinyal-sinyal cemburu. Perlahan ia tangkup kedua pipi Rei dan sedikit mendekatkan wajahnya. Sejenak ia menatap mata gadis itu dengan tatapan lembut, seperti memberi energi untuk meredam api disana. Setelah itu sorot matanya turun tepat di topik permasalahan. Rei sedikit curiga dengan tatapan Jung yang beralih, ia mencoba menjauhkan wajahnya. Jung yang menyadari itu langsung melingkarkan tangannya di pinggang ramping Rei dan menariknya untuk lebih dekat lagi. Jangan tanya apa yang dirasakan Rei, sekarang ini ia sedang berusaha menepis pikirannya yang tidak-tidak dan menahan gejolak yang ia rasakan sedari tadi.

Kini deru napas mereka menyatu, lalu Jung berkata "Percayalah.. ini selalu kujaga untukmu, karena kaulah pemiliknya." seperdetik setelahnya, Jung memulai pergerakan berikutnya. Dengan berani Jung mendaratkan kecupan dibibir Rei, hingga berhasil membuat sang gadis membelalak tak percaya. Tidak ada lumatan, tapi hanya kecupan yang mendalam. Jung ingin memeritahukan betapa cintanya ia pada gadis itu. Karena terbawa emosi, Rei perlahan memejamkan matanya dan mulai merasakannya. Kini mereka mulai memperdalam asmara itu sampai keduanya tak sadar jika air mata bahagia itu sudah meluap ke permukaan. Berlangsung cukup lama, sampai akhirnya Rei melonggarkan tautannya. Lalu mereka menyatukan kening mereka sejenak, lalu diakhiri dengan pelukan hangat

"Rei..." panggil Jung sambil mengusap surai Rei

"Heem." sahut Rei lembut yang masih nyaman

"Maafkan aku, dan terimakasih sudah mau kembali."

"Tidak, jangan berterimakasih. Aku yang seharunya berterimakasih dan meminta maaf padamu."

"Untuk apa ?" tanya Jung sembari melepaskan pelukannya. "Aku yang membuat kesalahpahaman Ini, aku yang salah tidak berhati-hati menjaga hatimu."

"Tidak Jung, aku yang salah karena termakan dengan tipuan itu dan tak mempercayaimu. Aku juga tidak mau mendengarkanmu."

Sekejap Jung terdiam, ada beberapa pertanyaan yang terlintas dipikirannya. Dengan hati-hati ia berusaha mengucapkannya. "Boleh aku bertanya ?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WE MEET AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang