Fuxk You Boss!! [END]

Chapter 9

WARNING !!

Pairing : Ushijima x Iwazumi

Bahasa semi baku

Banyak umpatan, cacian dan ambigu

M-preg

Vote n komentarnya kali aja kita bisa berteman ehe

.

.

.

Pov's Author

Iwazumi dengan semangatnya mengganti pakaian dengan pakaian baru yang diberikan oleh ushijima, lalu mencuci pakaian kantornya untuk besok bisa digunakan lagi

"ck, dimana tempat cuci pakaian sih" ucap iwazumi bingung sendiri, diapartement ushijima ini banyak sekali ruangan kosong yang belum digunakan.

Iwazumi menemukan ruangan dengan pintu berwarna hitam dengan nomor pintu 4, lalu membukanya ternyata ruangan khusus untuk mencuci.

Walaupun ruangan tersebut terlihat tak pernah digunakan, dengan ukuran yang minimalis dibandingkan ruangan lainnya.

Beberapa menit setelah mencuci dan mengeringkan, perut iwazumi lapar sekali dia ingat bahwa tadi tak makan kecuali makan siang.

Iwazumi bingung apakah dia harus meminta izin untuk makan, tapi ushijima tak keluar dari kamarnya.

"sial, aku lapar. Biarlah dia marah, paling tak akan sampai mengusirku" ucap iwazumi meyakinkan dirinya.

Iwazumi berjalan menuju dapur, melihat kulkas ushijima yang besar dan tinggi bahkan melebihi iwazumi.

"sepertinya aku memasak omelet saja" gumama iwazumi riang lalu menyiapkan bahan masakannya

Omelet iwazumi sudah masak, aromanya tercium sangat menggoda. Untuk urusan masak iwazumi terbilang jago karena tinggal sendiri jadi iwazumi harus bisa masak sendiri untuk menghemat biaya.

Omelet baru diletakkan dipiring yang disiapkan oleh iwazumi, baru saja ingin berjalan menuju ruang makan iwazumi dikejutkan oleh suara seseorang

"sedang apa kau?" tanya ushijima melihat iwazumi di ruang dapur dengan aroma yang menggoda

"oh, aku lagi masak" ucap santai iwazumi

"buatkan saya juga" ucap ushijima lalu duduk dikonter dapur berhadapan langsung dengan iwazumi

"t-tapi aku.."

"apa?!"

"tak ada silahkan ditunggu tuan" ucap ramah iwazumi tapi dalam hati mengumpat, dirinya lapar..

Iwazumi menyiapkan bahan masakan lagi didepan ushijima yang duduk diam tenang melihat kearahnya.

"jangan terlalu pedas"