Telat sadar,
Aku pikir hal yang paling sulit adalah menjadi biasa dan baik-baik saja dengan semua kenangan yang membuat hatiku panas, mataku berkaca-kaca, dan yah, sedikit sesak?
Itu sedikit membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan jujur saja, aku belum bisa melewati bagian ini. Jika mengingatmu, jantungku berdetak dengan cepat, panas, dan sedikit nyeri. Rasanya seperti aku sedang menahan letusan gunung.
Mungkin kau bangga dengan keadaanku yang seperti masih meratapimu. Tapi, biar kuperjelas, aku tidak merindukanmu. Sedikitpun tidak. Aku hanya sangat marah, prihatin, dan sesal terhadap diriku yang bodoh sekali waktu itu. Ya, aku pikir semua orang pasti paham bagaimana rasanya ketika sadar jika sudah rugi besar. Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELUM BERHENTI
PoetryDearest, hariku belum berhenti meskipun kita sudah usai. Kini aku paham jika akhir adalah juga awal yang baru. Aku semakin terdewasakan oleh jebakan kenangan yang enggan ku lupakan. Terimakasih telah pernah menjadi tokoh yang berperan penting di kis...