-10🏠

392 43 0
                                    

HAPPY READING💘

"EH ANJ—" kaget Leo dengan menutup matanya dan Ardhan yang langsung membalikan badannya.

Setelah Gaia pergi ke kamarnya. Ardhan dan Leo langsung berbalik dan menatap Ganendra dengan pandangan mengejek.

"Bener kan kata gue Ar! Untung kita samperin kalo engga udah dah" ujar Leo sambil menarik Ardhan masuk ke dalam rumah Gaia.

"Lo berdua!" tunjuk Ganendra ke Ardhan dan Leo dengan tatapan yang sengit.

"Ganggu tau ga sih?!" lanjut Ganendra.

"Gini nih Ar, kalo lahir ga di adzanin. Gatau malu banget deh, padahal abis nyosor anak orang" sebal Leo.

"Untung ga di grebek, kalo iya di arak lo!" omel Ardhan.

Ketika mereka bertiga asik adu bacot. Datanglah Aira yang emang hari ini memiliki janji bersama Gaia untuk pergi nongkrong dan menemani Gaia yang ingin membeli novel terbaru.

"Tumben pintu rumahnya kebuka" heran Aira.

"Yaudah masuk aja kali ya, siapa tau Gaia udah nungguin gue dari tadi"

"Dipikir pikir songong juga gue main masuk aja, tapi yaudahlah kebanyakan mikir anjir gue" ujar Aira sendiri.

"Gaaaaaiiiiii—" teriak Aira terputus karena melihat di dalam rumah Gaia rame oleh cogan cogan.

"Eh siapa nih? Rampok ya?"

"Tolong tol—" teriak Gaia terpotong karena mulutnya di bekap oleh Leo.

"Gausah teriak! kita tetangganya Gaia. Lo temennya kan?" jelas Leo sambil melepas bekapan tangannya.

"Seriusan?" tanya Aira untuk memastikan.

"Iya" jawab Ardhan dengan santai.

"Loh bang Ardhan? Kok disini?" tanya Aira saat melihat abang sepupunya ada di rumah Gaia.

"Iya, temen gue si Ganendra tetangga barunya Gaia" jawab Ardhan.

"ANJRIT GANTENG!" ujar Aira saat melihat Ganendra dari atas sampe bawah.

"Gila! Ternyata bener kata ibu ibu gossip waktu itu, tetangga Gaia emang ganteng" gumam Aira pelan.

"Wah bisa bisanya nih Gaia nyembunyiin mas mas ganteng. Gue harus minta klarifikasi nih sama Gaia" ujarnya menggebu gebu.

"Loh kemana Gaia?" tanya Aira.

"Aduh anu anu itu..." jawab Leo sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gan jelasin dong" ujar Ardhan.

"Apaan sih lo semua di tanya malah pada kayak orang bego!" kesal Aira.

"Ngambek lari ke kamar" ujar Ganendra sambil duduk di sofa rumah Gaia dan diikuti oleh kedua temannya.

"Lah? Kok bisa?" tanya Aira dengan heran.

"Bisa. Tadi gue cium terus kepergok" jawab Ganendra santai.

"Dih cium. Nyipok kali" ujar Leo tanpa dosa. Ardhan yang mendengar, mencoba menahan ketawanya.

Aira yang mendengar penjelasan Ganendra langsung melotot dan mencari benda untuk ia gunakan menghajar Ganendra. Ganendra yang melihat Aira sudah bersiap akan menghajarnya, segera bangun dari duduknya dan lari keluar rumah Gaia. Ke dua temannya juga mengikuti Ganendra karena tidak mau kena masalah.

"BRENGSEK LO! KURANG AJAR. LIAT AJA NANTI GUE KASIH PELAJARAN!" teriak Aira sambil memegang tongkat baseball punya abangnya Gaia.

"Gan tungguin anjir! Main tinggal aja lo" ujar Leo sambil ngibrit ke luar rumah Gaia bersama Ardhan.

Gitu gitu Ardhan juga takut bila berurusan dengan adik sepupunya yang mempunyai mulut seperti mercon. Lagian Ardhan juga males kalo harus berdebat. Buang buang waktu saja.

"Gila tuh cowok! Ganteng doang, eh engga ganteng banget" ujar Aira sambil cekikikan sendiri.

Aira yang melihat semuanya keluar, langsung menaiki tangga untuk ke kamar Gaia yang berada di lantai 2. Sebelum ke kamar Gaia, ia menaruh kembali tongkat baseball tersebut yang ia gunakan untuk mengancam para tetangga Gaia.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

"Galak banget sepupu lo, Ar." ujar Leo.

"Emang, makanya gue males" jawab Ardhan.

"Ganteng doang sama adek takut" ejek Ganendra.

"Ganteng doang tapi suka asal nyosor tetangga" balas Ardhan tidak mau kalah.

"Gan gue ga habis fikir sama lo, ternyata lo bisa juga kayak gitu ya. Ganendra sudah besar ya bund" ujar Leo dengan nada mengejek.

"Khilaf gue" jawab Ganendra dengan santai tapi mukanya memerah.

"TAI" ujar Leo dan Ardhan serempak.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Aira sudah berdiri di depan kamar Gaia dan mengetuk pintunya,

Tok Tokkk~

Gaia yang masih shock dan sedang duduk di depan meja rias mendengar pintu kamarnya di ketok. Ia menoleh dan melihat pintu kamarnya...

"Gai, ini gue Aira. Gue masuk ya?" tanya Aira.

"Masuk aja, Ai." jawab Gaia.

Ketika masuk kamar Gaia, Aira langsung menatap Gaia dari bawah hingga ke atas dan berhenti di bagian bibir Gaia. Gaia yang merasa bibirnya diperhatikan oleh Aira langsung salah tingkah dan wajahnya memerah.

"Dih ngapa lo?" tanya Aira, pura pura tidak tahu. Ia ingin sedikit menggoda Gaia.

"Ah? Engga, gapapa" jawab Gaia dengan gelagapan. Gaia malu jika harus bilang sama Aira.

"Sepertinya bibir lo bengkak. Lo abis jatoh lagi?" tanya Aira dengan jahil.

"Anu, itu apa. Iya gue jatoh tadi" bohong Gaia.

"Oh gitu? jatohnya di bibir tetangga ya?" tanya Aira to the point. Setelah bertanya, Aira tidak tahan untuk tidak tertawa karena melihat ekspresinya Gaia yang kaget dengan muka semerah tomat menahan malu.

"Gausah bohong lo, Gai! Gimana rasanya di cipok tetangga?" tanya Aira jahil.

"IHH AIRA NYEBELINNNNN!" teriak Gaia sambil membekap bibir Aira yang masih tertawa.

"Cie cieee Gaia" goda Aira sambil berlari ke kasur Gaia.

"Jangan cie cie! Ga suka" ujar Gaia dengan sewot.

"Ah masa? Tapi tetangga lo oke juga Gai. Ga bohong gue, dia cakep. Dan lo harus tau dia temennya bang Ardhan, abang sepupu gue yang pernah lo taksir dulu" ujar Aira.

"Bodoamat! Ga peduli" jawab Gaia dengan kesal dan langsung turun ke bawah meninggalkan Aira yang ada di kamarnya.

"Lah ngambek tuh bocah. Di tinggal lagi gue" ujar Aira sendiri.


TO BE CONTINUED🦖


Terimakasih untuk yang sudah baca🦋

Hello, Asoka?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang