5 / untuk apa?

354 73 5
                                    



bukan ini yang kumau..

tubuh haruto melemas, ia tidak bisa merasakan sekujur badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tubuh haruto melemas, ia tidak bisa merasakan sekujur badannya. jarinya tidak terasa, kepalanya berat, tetapi seketika semuanya menjadi ringan karena ada yang mengangkatnya sedetik sebelum ia akan jatuh ke pasir panas.

ia juga mendengar dua lelaki yang meneriaki namanya, dan itu terdengar sungguh.. familiar.

suara yang ia rindukan, yang sudah lama tidak ia dengar.

aroma yang ia sering cium juga, namun sudah sungguh lama tidak ia hirup.

namun, ia hanya dapat mengalami itu sebentar, tatkala tidak lama kesadarannya pudar, ia tidak lagi merasakan angin yang meniupnya, serta teriakan panik dari pria yang mengangkat dirinya.

---

jaehyuk mengambil ponselnya, ia segera menelpon oknum yang telah menyelamatkan haruto ditengah perairan tadi.

ia tengah duduk di kursi pengemudi mobil, dan segera menancapkan gas untuk melajukan diri ke rumah sakit terdekat dengan pantai tersebut. menekan tombol hijau di bagian bawah benda pipih yang sedang dipegang, ia menaruh ponselnya di sisi telinganya.

ya tentu, ia cemburu, kesal, sedih, tapi ia tetap khawatir. kesehatan dan keselematan haruto adalah yang terpenting, jadi ia harus melupakan arti kata 'gengsi' untuk saat ini.

ketika telfonnya tersambung, ia cukup terkejut karena ternyata yang mengangkat bukan oknum yang ia telfon, melainkan orang lain, "halo, mas jean? maaf, kak jevon-nya lagi nyetir-"

"gausah banyak bicara, gimana keadaan hafiz?"

"woah, santai dong mas. ini hafiz masih di mobil saya, kita otw rumah sakit. jangan ngomong gitu sama juna," sahut orang lain di sambungan tersebut.

"juna? yang pertama tadi itu juna?" heran jaehyuk.

"iya mas, saya juna. anu, mas jean bukannya sedang nyetir, saya matikan ya telfon nya, nanti kita ketemu di rumah sakit. mari, mas," lalu orang di sambungan sebelah secara sepihak. 

'ga sopan banget sama yang lebih tua..' batin jaehyuk sembari menyerngit.

---

kedua kelopak mata haruto terbuka, memperlihatkan dua manik coklat yang memantul cahaya dengan indah.

indra pendengarannya mulai terbuka, ia bisa mendengar ocehan dari dua orang, salah satunya sangat familiar. ia baru saja ingin menarik tangannya untuk mengucak matanya, namun sebuah infus melarangnya untuk melakukan hal tersebut.

sosok yang sedari tadi menemaninya melihat kondisi haruto yang sudah terbangun, ia segera menanyakan kabar sang insan yang terbaring lemah diatas kasur putih.

"udah gapapa?"

haruto menyipitkan matanya heran, apakah dia benar orang yang ia pikirkan?

"jevon?"

jeongwoo mengangguk, lalu langsung berkata, "sabar ya, mas jean kejebak macet, harusnya bentar lagi nyampe kesini-"

tepat saat ia menyelesaikan kalimatnya, sebuah ketukan di pintu terdengar.

"nah, itu udah dateng. aku pamit ya, fi?" ia pamit seraya mengangkat tas gendongnya, "yuk juna?"

haruto sekarang bisa melihat jaehyuk yang datang dengan muka yang cukup menyeramkan, menurutnya. matanya dengan tajam melihat kearah haruto, bibirnya seakan-akan dirapatkan.

matanya mengikuti tubuh jaehyuk yang kini menarik kursi kecil, dan duduk di samping kasur haruto.

"kamu sering kena penyakit tipes?"

haruto hanya mengangguk kecil.

"dan kamu ga pernah mau kasih tau itu ke aku?" kesal jaehyuk, "aku sampe harus tau duluan lewat pihak yang dulu pernah menjalin hubungan intim dengan kamu."

"sorry-"

"no, ini bukan masalah kamu minta maaf atau ngga. it's about whether you are serious on our relationship, or not," potong jaehyuk.

"aku serius lah, mas! kalo aku ngga serius, kita ngga akan nikah sekarang!"

"buktinya? kamu bahkan masih belum bisa kasih tau aku semuanya, dek. kamu belum bisa ngelepas dia, bahkan mas bisa lihat raut muka kamu yang sedih pas jevon keluar dari ruang rumah sakit ini. mas juga bisa lihat kamu yang terheran-heran itu siapa yang bareng sama jevon."

haruto terdiam. well, dia tidak bisa mengelak.

tapi, dia bisa melawan.

"that's why i said sorry! itu cara aku janji kalo aku akan berusaha sebisa mungkin. give me time, mas-" "berapa lama lagi? i've waited for 2 years, hafiz."

kurang puas, haruto teriak, "siapa juga sih yang bisa gampang melupakan seseorang karena terpaksa melakukan perjodohan?!"

jaehyuk diam. ia cukup sadar diri bahwa kekasihnya ini menikah dengannya karena hasil dari perjodohan.

"bukan ini yang aku mau, mas."

mendengar itu, jaehyuk  menjadi sendu, tapi juga semakin panas dibuatnya.


"terus, buat apa semesta memberi kamu untuk aku? kalo emang ini bukan apa yang kamu mau, kenapa sih kamu harus datang ke kehidupan aku dan berakhir kaya gini?"

"terus, buat apa semesta memberi kamu untuk aku? kalo emang ini bukan apa yang kamu mau, kenapa sih kamu harus datang ke kehidupan aku dan berakhir kaya gini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lalu untuk apa kau datang?



a.n. waduh, kdrt verbal. sekali lagi, salahkan lirik lagunya yang mengundang saya membuat perkelahian antar rumah tangga. see u tomorrow. <3

✔︎ waktu yang salah - jaeharu songfict.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang