8 / semesta.

542 79 7
                                    



beri kisah kita sedikit waktu,

semesta mengirim dirimu untukku.

haruto yang masih didalam mobil, terheran-heran atas tingkah suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

haruto yang masih didalam mobil, terheran-heran atas tingkah suaminya.

maksudnya apa menelpon hanya untuk memberi kabar seperti itu lalu langsung mengangkatnya kembali? 

tapi, dari suara yang dikeluarkan oleh yang lebih tua, ia bisa menebak bahwa lelaki itu sedang stress, ia sedang tidak baik-baik saja. dan jika jaehyuk keluar rumah, menyetir dalam kondisi seperti itu, haruto tahu kemana lelaki itu akan pergi.

ia ingin langsung menyusul, tapi ia juga tahu bahwa mereka sedang melakukan masa break.

maka dari itu, ia mengurungkan niatnya untuk pergi menyusul setelah selesai ketemuan dengan teman seperkuliahannya. that boy needs time to refresh himself.

"fiz, udah telponannya?" tanya seseorang id mobil tersebut. namanya arjuna.

"udah, kak. maaf ya, jadi keganggu tadi ngobrolnya."

"yo wes santai aja toh? lagipula di mobil ini kan bukan cuman berdua doang, ada mahen, ada jevon sama pacarnya-"

"BUKAN PACAR!" selak jeongwoo.

orang yang duduk di sebelah jeongwoo hanya tertawa, lalu lelaki bernama mahen langsung menyaut kembali, "halah bukan pacar ndasmu, setiap hari kerjaannya ngalus mulu, ya ngga juna?"

sang empunya nama hanya terkekeh kecil.

"udah sih ah. anyways, tadi kenapa, fi?"

haruto yang sedari tadi hanya menatap ponsel nya tiada henti akhirnya tersadar, lalu langsung menoleh ke arah jeongwoo.

"ga, mas jean nelpon," jawabnya lesu, "nanti pas acara selesai aku langsung pulang ya?"

jeongwoo hanya membulatkan mulutnya, tidak bertanya lebih lanjut karena ia tau ini masalah pribadi. namun, ia tidak hanya menutup suara.

"fi, kalo ada apa-apa, kalo mau cerita, bilang aja ke aku atau juna ya? kita pasti ngasih saran yang terbaik buat kamu," katanya, sambil tersenyum indah.

haruto hanya mengangguk pelan, membalas mereka dengan senyuman yang manis.

---

sekarang, haruto sudah berdiri didepan pintu kayu berwarna putih, yang pastinya bukan rumahnya sendiri.

ia tahu bahwa jaehyuk, jika sedang dalam keadaan yang tidak enak, akan berlari ke tempat, ke rumah pertamanya dimana ia akan merasakan aslinya kehangatan sebuah keluarga.

rumahnya dulu, saat belum memiliki keluarganya sendiri. 

betul, sekarang haruto sudah berada di rumah ibu dan ayah dari jaehyuk. haruto tau soal ini, karena ia ingat jaehyuk sering bercerita soal dirinya yang selalu lari ke rumah orangtuanya ketika kondisinya tidak stabil saat kuliah.

"eh, nak hafiz. masuk nak, nyariin jean ya?" sapa ayah jaehyuk.

"iya, pi. mas jean-nya dikamar?"

"iya, di kamarnya sendiri. sana samperin, udah cukup lama juga harusnya udah tenang dia. omongin baik-baik ya, kalau mau nginep juga ga masalah," sambut ayah jaehyuk ramah.

"makasih, papi. hafiz nyusul mas jean dulu ya, mari," pamit haruto sopan, lalu bergegas ke arah kamar jaehyuk di bagian belakang rumah.

ia mengetuk pintu dengan pelan, lalu langsung membuka pintunya untuk melihat jaehyuk yang sedang menenggelamkan kepala kedalam bantalnya sendiri. tubuhnya tengkurap penuh, ia sampai sempat khawatir. apakah pria tersebut dapat bernafas dengan baik?

"mas je?" panggilnya, sembari mendekati pria yang lebih tua, lalu ia mengusap rambut dan tengkuk suaminya.

"aku udah bilang jangan cariin aku."

haruto terkejut. suaranya terdengar purau, terbata-bata, seperti seseorang yang baru saja menangis.

"hey.. i'm sorry, okay? kita berdua masih new to everything about our relationship, kita ini belum terbiasa. kamu ngga bisa mengambil kesimpulan bahwa satu hal yang aku lakukan bersama seseorang itu akan menjadi tanda bahwa kamu harus menjauh, ngga," timpal haruto.

"cerita kita gabisa berhenti secepat itu, mas. as i said, we are new to this whole thing. jadi, give our story together a little bit more time yeah? semesta mempertemukan kita sampai bisa kaya gini, bukan untuk apa-apa, mas," lanjutnya, masih mengusap tengkuk jaehyuk, "perasaan kita itu ngga salah. ngga ada yang melarang kita untuk saling cinta. hanya saja, waktunya yang kurang tepat. you have to understand that you can't be an egoist, and i have to learn to thank you for all that you have done, and appreciate your hardwork."

mendengar paragraf panjang dari sang suami, jaehyuk langsung menampakkan mukanya dari bantal, menoleh ke arah haruto. matanya merah sembab, bantalnya basah, poninya acak-acakan. hal tersebut membuat haruto tertawa.

"kok malah ngetawain sih?!"

"iya iya ngga, maaf ya. abisan lucu banget," jawab haruto sambil terkekeh gemas.

"udah ya? jangan dipikirin la- MAS JEAN!"

omongan haruto terputus, tatkala sang suami yang mendadak bangun dari acara tengkurapnya dan langsung memeluk pria yang lebih muda, mengecup keningnya lalu menatapnya dalam-dalam.


"maafin mas juga, ya? ayo kita bangun cerita bersama dan mengakhirinya dengan indah. kali ini, tanpa waktu yang salah."

kita adalah rasa yang tepat,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kita adalah rasa yang tepat,

di waktu yang salah.



a.n. noh, double up. triple up deng karena malem ini aku juga mau up epilogue (kayanya). hehe.

anyways MABOK HARUTO selca dia menggemaskan sekali.

jaehyuk juga selca like kalian berdua gabisa selca bareng aja???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jaehyuk juga selca like kalian berdua gabisa selca bareng aja???

✔︎ waktu yang salah - jaeharu songfict.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang