Part 3 Sedikit?

45 22 15
                                    

"Kesabaran adalah Obat terbaik dari segala Kesulitan"
~ AR

******
Mereka berdelapan pulang ke rumah masing-masing. Di perjalanan Renata dan Shafira terasa sangat jauh, karena mereka berdua takut dimarahin sama orang tuanya.

"Fir, gimana nih? Gue harus ngomong gimana sama bunda? Haduh, dimarahin abis-abisan gue." Ucap Renata namun Shafira juga memikirkan hal yang sama.

"Sama gue juga re, lu tau Abang gue kan? Gue sih paling takut Ama kemarahan Abang gue, huwaaaa..." Rengek Shafira ke Renata.

"Ehhh anjerrr, gue juga sama ini gimana? Btw gue ga tau Abang lu anjay. Kan kita baru mengenal 1 Minggu di SMA."

"Yeuhh Paul, lu itu udah kenal lama ama gue. Dari SMP, nih bocah cepet tua ya."

"Emang ya?"

"Mana gue tau"

"Yaelah fir, canda kok gue inget lu. Masa iye Renata yang cantik ini melupakan dirimu"

"Heleh... Dahlah ini gimna urusannya?"

"Ya gimana lagi, harus terima konsekuensinya. Kalo diumpetin juga, tetep aja bakal ketauan."

"Iya juga sihhh, haelahhhh...."rengek Shafira dengan keras

"Astaghfirullah Fira, udah sih terima saja."

"Terima apa?"

"Terima nasib hahahaha"

"Ehh btw kita ga naek bus nih?" Ucap Shafira yang baru menyadari bahwa mereka berjalan.

"Lahh iya ini, yaudah lanjut jalannya. Didepan ada halte bus juga." Ucap Renata, mereka berdua pun melanjuti perjalanannya.

Bus tiba.....

Mereka berdua hanya terdiam di dalam bus, tidak seperti biasanya. Karena mereka masih memikirkan tersebut.

Sampailah rumah Shafira, Shafira turun dari bus. Dan Renata masih didalam bus, karena rumahnya masih lumayan jauh dari rumah Shafira.

Sesampainya tiba dirumah Renata.

"Bismillah deh, semoga bunda ga ada dirumah" ucap Renata yang berjalan pelan-pelan masuk ke dalam.

"Ehem..."

"Suara siapa itu? Kok ga ada wujudnya" ucap Renata dengan berhati-hati

"Ehem, Renata..."

"Astaghfirullah.." ucap Renata yang kaget kemudian ia melihat kebelakang tiba-tiba...

"Aaaaaaaaaaaa...." Teriak Renata yang ketakutan

"Woyyy berisikk lahhh, haduhh kuping gue bisa-bisa tuli nih"

"Ehhh kak Dina..." Ucap Renata yang baru membuka matanya dan melihat kak Dina, Renata yang lanjut berjalan.

"Bentar-bentar deh, kayak ada yang salah. Kak Dina?" Ucap Renata dengan berpikir.

"Kak dinaaaaaaa..... Astaghfirullah baru inget kalo punya kakak." Ucap Renata yang sambil meluk kak Dina. Yang baru datang ke rumah.

"Dasar bocil, inget nya apa tau."

"Aaaaa kakak aku sangat raindu sama kakak. Tapi kak, aku lebih rindu nya sama oleh-oleh dari kakak," balas Renata yang lepas dari pelukan kakaknya dan kena jitakan kepala dari kakaknya.

The Mission ArtefakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang