Genre : Sad, Angst, Romance, Teen fiction, Highschool Life.
⛔ visualization ⛔
͡☆゚.*・。゚
Kesadaran seringkali selalu disusul penyesalan.
☆゚.*・。゚
Hari itu penghujung tahun, jika ditilik dari dunia pendidikan, seharusnya semua kegiatan belajar mengajar telah tuntas dilaksanakan. Dan memang begitu adanya. Ulangan akhir semesterpun selesai diselenggarakan Sabtu lalu, dan kini dua hari setelahnya seluruh siswa tetap diharuskan datang ke sekolah.
"Ini sih classmeet diadain supaya guru guru gampang nagih yang susulan"
Celetukan Hera sukses memalingkan atensi Nindy, "Masa?"
Hera hanya mengangkat alisnya, menandakan kalimat, 'setau gue sih gitu'. Sedangkan Nindy disampingnya hanya dapat menggeleng. Jeda cukup lama disana, karena memang tak ada yang dapat mereka lakukan, toh lomba vokal grup yang diikuti keduanya baru diselenggarakan lusa. Hingga sebuah notifikasi muncul di ponsel Hera.
"Nin! Nin!" Pekiknya heboh, "Kak Ekal chat gue!"
"Katanya sekarang dia sama Kak Rendi, Kak Nanda, Kak Jarron lagi ada di Bogor"
Netra Nindy sontak berbinar, "Eh? Serius?"
Hera mengangguk semangat. Kak Haekal merupakan kakak Hera yang lulus 6 bulan lalu. Sedangkan nama nama tadi yang Hera sebutkan merupakan teman teman Haekal yang sebagian merangkap menjadi kekasih dua mudi ini. Mereka berempat 6 bulan lalu sempat menjadi kakak kelas bagi Hera dan Nindy sebelum akhirnya lulus dan masuk perguruan tinggi yang sama.
Dengan segera Nindy melihat ponselnya yang mendapat sebuah notifikasi, "Dari Kak Rendi, iya katanya mereka ada Bogor"
Namun air muka Nindy seketika berubah saat melihat baris kalimat selanjutnya dari Kak Rendi, "Tapi nanti malam mereka balik Bandung lagi, Ra"
Hera mendengar itu langsung membuka roomchat Kak Haekal dan Kak Nanda bergantian dengan panik, "Kok si Ekal gak bilang apa apaan?"
"Kak Nanda gak chat lo emang?"
"Chat juga sih, tapi gak mungkin gue ngomel panjang lebar ke Kak Nanda, hehehe"
Nindy menggigit ujung kukunya sebentar, sebelum sebuah jentikkan berbunyi sempurna di depan wajah Hera, "Bolos yuk!"
Sempat ada raut keterkejutan dari wajah Hera, namun segera berganti dengan pandangan yang sama dengan Nindy. Pagi itu mereka sepakat untuk menjadi siswi begajulan. Dengan cepat mereka menyusun strategi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah | oneshot
Fiksi UmumIni hanya sekelebat kisah. Tak menyeluruh, namun cukup untuk membuat hati luruh. Hanya sekumpulan sekelebat peristiwa yang tak begitu panjang. Apa kamu berkenan melahap kisah mereka?