Alan dan Alana.

15 2 0
                                    

Genre : Sad, Romance, Teen fiction, Highschool life.

Cast / Visualization :
- Kim Bomin as Alana.
- Choi Bomin as Alan.

visualization

⛔visualization⛔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertarung dapat dilakukan di berbagai latar. Entah di ring tinju, lapangan sekolah, atau di pasar yang riuh nan ramai seperti di film laga. Namun bertarung tak melulu soal otot, terkadang bagi manusia manusia dengan kekuatan fisik minim, pertarungan otak lebih lihai dan sering mereka lakukan.

Bahasa ambisnya, olimpiade.

Namun otak Alana tak se-encer itu untuk dapat mengikuti olimpiade setiap bulan seperti jadwal menstruasinya. Selama 2 tahun kurang eksistensinya sebagai murid SMA, baru kali ini ia menemui siswa siswa ambis sinting dari sekolah lain. Walau diselenggarakan pihak swasta, namun mata mata para pelajar disini cukup untuk menggambarkan sudah seberapa muak mereka belajar untuk ini.

Alana menutup buku latihan soal yang ia pelajari hingga muak satu bulan kebelakang. Sudah cukup, ia masih mau mengerjakan soal soal itu dalam keadaan waras nanti. Teman teman seperjuangannya yang lainpun terlihat telah menutup buku buku mereka, tak semua, beberapa yang memegang prinsip 'nanggung bentar lagi juga gila' masih setia mencorat coret buku latihan soalnya.

"Menurut lo yang bakal dapet siapa?" Karina membuka suara.

Jingga mengangkat bahunya, "Kalo biologi paling Alea, matematika Alan, kimia Safiq, udah itu nama nama yang paling ketebak"

"Alan? Anak mana?" Tanya Alana, karena dari ketiga nama itu hanya nama Alan yang tak ia kenal, terlebih satu bidang dengannya.

Misha sedikit mengangkat dagunya, "Anak 101, arah jam dua dari lo, yang lagi makan sari roti"

Netra Alana mengintip sekilas, niatnya. Sebelum netra mereka bertemu dan membuat Alana membuang wajahnya malu. Sial.

Hal yang sedikit memalukan itu langsung terdistraksi oleh Chandra yang berlari kearah gerombolan Alana dan kawan kawannya.

Nafas Chandra tersengal, ia masih mencoba mengatur nafasnya hingga akhirnya mulutnya terbuka, "Delay, baru mulai 3 jam lagi, semua mata pelajaran"

"Delaynya lama banget 3 jam???" Heran Nayla mendengar ucapan Chandra dengan mata terbelalak. Alana hanya dapat menempelkan tubuhnya ke dinding, Nayla yang langganan olimiliade sejak kelas 10 saja sampai se terkejut itu.

"Kata Bu Tris gitu, ada kendala di soal, jadi kita musti nunggu" Jelas Chandra lagi. Sedangkan semua orang disitu pasrah, ya memang sedikitnya dapat mereka syukuri karena mereka memiliki waktu tambahan untuk mendalami materi mereka.

Alana merenggangkan tubuhnya sedikit, lalu menatap teman temannya, "Gue misah dulu ya?"

Teman temannya mengangguk, begitupula Chandra yang hanya menyuruhnya mematikan mode senyap di ponselnya. Alana bergegas berjalan, mengamati para siswa yang masih dilanda keterkejutan yang sama dengannya. Raganya tak terarah, hanya bersantai merasakan atmosfer perlombaan. Dirasa mulai pegal, ia memutuskan mengistirahatkan kakinya sebentar, ia mencari tempat duduk diantara riuh siswa siswi yang lain.

Kisah | oneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang