Ramalan

Klan yang baik

Zhanyi

Mature

Fantasy

::

::

::

Yibo dan Zhan menghentikan langkah sesampainya berada di desa terdekat. Berkeliling sejenak mencari sebuah kedai yang dapat mereka singgahi untuk mengisi perut.

Sayang, desa yang mereka singgahi ini merupakan desa miskin yang minim bahan makanan. Ketika mereka berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain, mereka akhirnya berada di depan sebuah rumah yang terlihat lebih layak daripada rumah rumah sebelumnya yang nyaris roboh.

Zhan pun berinisiatif untuk mengetuk pintu atau apa pun itu agar bisa bertemu dengan pemilik rumah.

TOK TOK TOK

" Permisi!!"

Belum ada jawaban.

" Permisi!!"

KRIEET

Pintu rumah terbuka menampilkan sosok lelaki paruh baya dengan pandangan sayu ke arah mereka.

Kali ini Yibo yang maju sekedar ingin mengorek informasi.

" Permisi, Tuan, kami ini pengelana sedang mencari kedai di desa ini. Kata para penduduk di sini kami bisa mendapatkan makanan. " Jelas Yibo dengan santun.

Sang lelaki tua langsung menoleh ke kiri dan kanan. Dirasa situasi aman, dia memberi kode kepada Zhan dan Yibo untuk masuk.

" Duduklah di meja, biar kuambilkan makanan. "

Ruangan berukuran 5x6 meter itu memiliki 2 buah meja segi empat dengan empat bangku yang mengelilinginya. Mungkin dahulu tempat ini benar benar merupakan kedai, tetapi apa yang membuat sang pemilik menjadi ekstra hati hati seperti ini merupakan misteri yang harus mereka pecahkan.

Sekita 10 menit, sang pemilik membawa sebuah nampan yang berisi dua buah mangkuk besar berisi bubur nasi yang masih panas. Di belakangnya seorang wanita yang seumuran dengan sang pemilik membawa sebuah nampan lain berisi teko beserta cangkirnya.

" Hanya bubur nasi ini yang bisa kami hidangkan anak muda. " Sang pemilik buka suara sambil menyerahkan bawaannya.

" Terima kasih, Tuan. "

" Ini hanya ada air putih. "

" Ini sudah cukup, Nyonya. "

Xiao Zhan ingin menangis daripada bahagia saat ini juga. Bukannya tidak bersyukur, tetapi semangkuk bubur nasi yang super encer dengan topping  jamur kuping inilah yang akan mengganjal perutnya sementara setelah perjuangan berjalan selama beberapa jam yang lalu.

Hukuman macam apa yang menimpanya hingga ia bisa terdampar di dunia misterius plus menjalani kehidupan super sulit ini.

Melirik ke arah samping, Yibo mulai menyantap makanannya dengan perlahan tanpa banyak ekspresi dia melahap makanannya satu sendok demi satu sendok yang lainnya. Seakan akan itu adalah makanan terenak yang pernah ia makan. Sangat anggun dan elegan, bahkan jakunnya yang halus bergerak naik dan turun dengan sensual.