Empat belas.

651 80 4
                                    

Didalam mobil, Tzuyu sangat tidak fokus mengemudikan mobilnya sesekali dia memikirkan penjelasan untuk Sana agar Sana tidak salah paham.

"Semoga Sana mau dengerin penjelasan gue, lo bodoh Tzu bodoh!! harusnya lo inget janji lo sama Sana, harusnya lo tolak kemauan cewe lain dan ngertiin perasaan Sana!!" marah Tzuyu pada diri sendiri.

Tzuyupun tidak sengaja mengerem mobilnya dengan mendadak karna dia tidak melihat jika lampu rambu sedang merah, yang membuat pengemudi dibelakangnya mengklakson berkali-kali.

"Haduhh!! lo harus tenang Tzu, jangan gegabah gini...lo bisa bikin diri lo celaka." kata Tzuyu.

Tzuyu tidak tahu dimana Sana pergi, yang dia pikirkan adalah pergi kerumahnya dan berharap Sana ada dirumah.

"Apa Elkie sengaja nglakuin ini semua? apa dia sengaja bikin hubungan gue sama Sana rusak? tapi kenapa dia nglakuin itu...yang gue tau dia itu orang baik, heuhh kenapa gue harus gak enakan kalo nolak permintaan dia, harusnya lo tolak dengan tegas seolah-olah cuman Sana pujaan hati lo." gerutu Tzuyu.

~~~~

Taxi yang dinaiki Sana akhirnya sampai dirumahnya, dan segeralah Sana memasuki rumahnya agar tidak terlihat oleh Tzuyu.

Disaat yang bersamaan pula, mobil Tzuyu datang dan berhenti dirumah Sana, didalam mobil Tzuyu melihat Sana yang lari masuk kedalam rumahnya, dan tanpa pikir panjang Tzuyupun keluar dari mobilnya dan  berlari mengejar Sana.

"Sayang tunggu!!" teriak Tzuyu, namun tidak diperdulikan oleh Sana.

Glekk...

Sanapun menutup pintu dan menguncinya agar Tzuyu tidak dapat masuk, dan didepan pintunya juga Sana terduduk dilantai serta mengeluarkan semua air matanya yang sudah ia tahan dari tadi.

"Sayang, buka pintunya!!" suruh Tzuyu sambil mengetok pintu Sana.

Sana tidak memperdulikan omongan Tzuyu diluar pintu, dia hanya menangis lemas di dalamnya.

"Dengerin penjelasan aku Yang, kamu cuma salah paham...aku gak bermaksud nglakuin itu...buka pintunya sekarang."

Tzuyu terus-terusan menyuruh Sana membukakan pintu dan mengetoknya terus menerus berharap Sana membukakan pintunya namun hasilnya nihil. Sana sama sekali tidak menghiraukan permintaan Tzuyu.

Tzuyupun akhirnya menyerah dan badannya sudah terasa lemas dengan keadaan, berlututlah dia didepan pintu rumah Sana dan menangis pelan serta terus-terusan mengetok pintu Sana.

"Buka pintunya sayang...aku minta maaf, jangan kaya gini...please buka pintunya." ucap Tzuyu sambil menangis terisak-isak.

Sana menyadari jika Tzuyu sedang menangis, namun dia tetap tidak ingin membukakan pintu untuk Tzuyu.

(Aku gak akan pernah buka pintu ini buat kamu lagi Tzu! sampai aku tau kapan kamu akan berhenti nyakitin aku, lebih baik sekarang aku harus jauhin kamu demi diri aku sendiri, aku egois tapi aku gamau terus-terusan sakit hati.) ~batin Sana.

"Aku akan tetep disini sampe kamu buka pintu ini, dan aku gak akan pernah pergi dari sini." kata Tzuyu tegas.

Mendengar itu, Sanapun mendekatkan tubuhnya pada pintu dan menjawab perkataan Tzuyu.

"K-kamu harus pergi dari sini Tzu...d-disini bukan tempat k-kamu lagi." ucap Sana terbata-bata.

Mendengar jawaban Sana, Tzuyu mendekatkan tubuhnya dipintu karna ingin sekali berbicara dengan Sana.

"Sayang kamu disitu? kamu denger aku kan? please buka pintu ini dan kita omongin baik-baik." kata Tzuyu.

"Ga ada lagi yang harus diomongin Tzu...udah cukup penjelasannya, aku udah paham kok, lebih baik sekarang...kamu jauhin aku."

Gang Girl [SaTzu]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang