prolog

74 9 2
                                    

¡! BUAT YANG MAU BAWA-BAWA LAPAK LAIN SILAHKAN ANGKAT KAKI!

¡! TYPO BERTEBARAN!

"RAGA!" teriak salah satu siswi di ujung koridor yang tengah berlari. Ia berhenti tepat di hadapan Raga, nafasnya tersenggal akibat berlari sejauh itu.

"Ada—ada yang berantem Raga!" ujarnya terbata.

Raga membuka lebar indera pendengarannya, takut-takut dirinya salah dengar. "Berantem?" beo nya.

"IYA RAGA CEPETAN!" geram gadis itu. "Mereka di kantin," lanjutnya menjelaskan.

Raga yang mendengar hal itu langsung berlari menuju kantin.

Sampai di pintu kantin, ia dapat melihat keramaian di ujung, sudah di pastikan mereka berada di sana. Raga melangkah dengan santai melewati orang-orang yang tengah mengelilingi mereka.

Keadaan semakin ricuh akibat siswi-siswi yang salah fokus karena kedatangan Raga. Aroma farfum yang ia miliki mampu memikat seluruh kantin.

"Ets! kalem bang kalem!" ucap Raga menengahi kedua siswa yang sedang beradu kekuatan.

Aldi yang berada disisi kanan Raga, mendengus kesal karena dirinya belum puas memukul lawannya itu, Yoga.

"Kenapa sih pakek berantem?" tanya Raga dengan suara seperti wanita. Ya, tentunya hal itu mengundang gelak tawa dari seluruh kantin.

Raga memang seperti itu, tidak pernah serius dalam hal segenting apa pun itu. Dirinya sangat santai menghadapi semua masalah, seperti saat ini.

"Dia—" ujar Aldi, "ngerebut gebetan gue!" lanjutnya.

"Cuman gebetan kan? belum jadian," sahut Yoga acuh.

Prok prok prok!

Raga bertepuk tangan lalu membekap mulutnya sendiri dan membuat mimik wajah terkejut. "OMG! JADI KARENA SATU BETINA?"

"Yaelah bro! cuma karena betina aja lo pakek gelut!" sambung Raga, "ceweknya cakep gak? anak sini?" tanya nya lagi sambil mengangkat sebelah alisnya.

Aldi dan Yoga mengangguk. Hal itu membuat Raga jadi semakin penasaran siapa yang membuat temannya ini bertengkar hanya karena hal betina. Emang ya betina selalu salah.

Matanya mencari keseluruh kantin dan bertemu tepat pada gadis di hadapannya. "Lo ya?" tuding Raga pada adik kelas itu.

Gadis yang di tunjuk itu menggeleng kepalanya cepat, lalu berlalu pergi dari hadapan Raga.

Aldi menghela nafas, "Dia!" tunjuk Aldi pada gadis di belakang Raga yang tepat bersebelahan dengan Aldi.

Raga menatap gadis itu dari atas sampai bawah, setelahnya ia tertawa puas. "HAHAHA!"

"Modelan sapu lidi gini lo rebutin?" tanya Raga tak habis pikir.

Lili, gadis yang barusaja dihina oleh Raga itu menatap nyalang dirinya.
"Bukan gue bodoh! tapi disebelah gue!" sahut Lili tak santai.

"Ck." umpat Raga. "Bodo ah gue ga peduli, sekarang damai aja."

"Lo minta maaf deluan!" ucap Aldi pada Yoga yang memang salah.

Yoga berdecih tidak suka, "gue gak sudi." sahutnya.

"Yaudah ayo ke ruangan bimbingan konseling," ajak Raga menarik kedua lelaki itu.

"Ga!" panggil Yoga sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Raga.

Raga tidak mengusiknya. Sifat Raga yang satu ini bila sudah membuat keputusan tidak dapat di ganggu gugat lagi, jika ada yang menentang dirinya maka ia tidak segan-segan memaki orang tersebut.

TBC.

> Vote, komen, dan share ke teman-teman kalian!
> Jangan lupa follow dulu [ bagi yang belum ]
> Mohon maaf jika terdapat kata yang tidak nyaman.

RAGA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang