004

9 7 1
                                    

Bel istirahat barusaja berbunyi. Lola membereskan alat tulisnya. Setelah selesai Lola berniat mengisi perutnya. Ia merasakan rangkulan di punggung miliknya. Lola menoleh ke arah kiri dan benar saja tangan kekar sudah melingkar di bahunya.

"Ayo ikut gue," ajak Raga menarik tubuh Lola untuk ikut bersamanya.

Lola hanya mengikuti arahan Raga yang menuju ke kantin. Sampai di kantin seperti biasa, Raga tidak memesan makanan. Ia hanya menemani orang makan, lalu setelahnya dirinya membeli permen sebanyak yang ia mau.

Lola barusaja menghabiskan makanannya. Ia menatap Raga bingung, "kenapa lo gak makan?" tanya Lola.

"Gue gak mau mengkhianatin masakan bunda." jawab Raga jujur.

"Maksud lo?" Lola tidak mengerti ucapan Raga sama sekali.

"Kalau gue makan makanan yang bukan di masak bunda, itu artinya gue berkhianat sama masakan bunda." jelas Raga yang di pahami Lola.

"Sinting." sahut Lola.

"Udahkan? ayo ikut gue." ajak Raga untuk meninggalkan kantin.

"Udah,"

Mereka meninggalkan kantin, sebelumnya Raga sudah sempat mampir terlebih dahulu untuk membeli permen.

Saat ini mereka berdua tengah berjalan di koridor.

Raga memberikan satu permen kepada Lola. Sebelumnya sudah Raga emut dahulu permen tersebut sebelum dirinya beri ke Lola. Lola menerimanya dengan senang hati.

"Eh!" Raga tidak menyangka bahwa Lola akan menerima bekas darinya.

"Apa?" tanya Lola.

Raga kembali mengambil permen itu yang belum sempat tersentuh oleh Lola. "Lo hampir aja mau ngambil frist kiss pertama gue." ujar Raga.

Lola membulatkan matanya. Maksud Raga apa lagi? dirinya kan tidak berniat untuk mencium Raga. Ah lelaki ini ribet sekali!

"Tapi gue gak cium lo!" elak Lola.

"Secara enggak langsung," jeda Raga. "Permen ini-"

"Apa?" tanya Lola penasaran.

"Bekas bibir gue." lanjut Raga.

Lola memukul lengan Raga kuat. Bisa-bisanya ia hampir di tipu oleh Raga. Untung saja lelaki ini jujur kepada dirinya tadi, atau tidak akibatnya akan fatal.

"Sakit anjir!" adu Raga.

"Gila lo!" sahut Lola.

"Sorry Lolipop," Raga memberikan permen baru kepada Lola. Gadis itu menerimanya kembali dan memastikan permen itu masih tersegel belum tersentuh oleh Raga.

Lola membuka bungkus permennya. Mengambil isi permen dan memberikan bungkusnya kepada Raga. Raga menggelengkan kepalanya lalu membuang bungkus itu pada tempat sampah.

"Mau kemana?" tanya Lola yang sudah lelah mengikuti Raga.

"Patroli sekolah." sahut Raga.

Lola hanya menyahutinya dengan ber 'oh ria' ia sedang malas berdebat. Tiba-tiba hujan turun begitu derasnya, sampai koridorpun basah karena percikan nya. Lola menghindari hujan tersebut dengan mendekati Raga agar sedikit minggir tanpa sengaja Lola memeluk lengan Raga.

Raga yang melihat Lola berlindung kepada dirinya membuat nya memiliki ide jahil. Raga mendorong Lola hingga pakaian gadis itu basah terkena hujan. Lola yang tidak terima menarik tangan Raga untuk ikut bersamanya. Karena tubuh Raga yang besar membuat Lola tidak dapat menarik tubuh Raga, alhasil Lola tergelincir.

RAGA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang