"cepat!" Teriak Arsa dengan jengah menunggu Adara yang tak kunjung tiba, haruskah ia menyusul hingga di kamar Adara?
Tidak mungkin! Tak lama suara sepatu membuat Arsa melihat siapa pemilik suara bising itu, mata Arsa hanya melirik sekilas menatap sosok Adara yang berada menuruni tangga.
Tidak baik jika bukan mahram melihat dengan intens, apalagi ini dengan seorang yang tak di kenali.
Jiwa alimnya keluar.
Hanya karna dare sialan membuat Arsa kalang kabut untuk mengajak Adara kerumahnya, apa yang di katakan nanti kepada mamanya? Tidak mungkin jika ia bilang calon istri.
"Ayo berangcus," Adara berjalan mendahului Arsa yang masih termenung, kali ini dua insa itu berada di satu mobil milik Arsa, ya kali milik Adara. Mimpi!
Flashback
Seperti biasa perjalanan pulang hanya di isi oleh angin yang berhembusan, Adara melajukan dengan kecepatan rata-rata sembari menikmati angin dan orang berlalu lalang di sebelah motornya.
Grekk.....
"What?" Ringis Adara ketika melihat bensin motornya habis, kenapa tadi tidak mengecek terlebih dahulu?
"Gimana nih," gumam Adara, perjalanan dari sini hingga ke tempat bensi sangat jauh, tidak mungkin Adara mendorong.
Gadis bermata coklat itu nampak berfikir, memikirkan sesuatu yang membuatnya sedikit tidak membebankan diri sendiri.
Cittt....
Suara mobil hitam terpakir mulus disebelah Adara, dengan jiwa kepo Adara melihat siapa pemilik mobil itu.
'ck. ini lagi, dunia luas kenapa cuman ada satu tipe.' Decak Adara tak suka.
"Kesini lo,"
"Tuyul bisa ngomong juga," ujar Adara berlagak seperti ketakutan.
"Tuyul botak lo, gua ganteng gini di katain tuyul." Cercah Arsa dengan tak suka, dirinya sangat jelas tampan rupawan gini.
Adara segera pergi dengan mendorong sepeda motornya, susah payah tenaganya ia keluarkan demi bergerak maju, tapi nihil hasilnya baru beberapa tanjakan sudah tumbang.
"Panas banget," keluh Adara seraya menggunakan tangan kirinya untuk mengipas wajahnya, dan yang kanan untuk menutupi sinar ultraviolet agar tidak menembus pori-pori terdalam.
"Makanya kalo dibilangin jangan ngeyel," makhluk astral itu sudah di dekatnya, wah jangan-jangan dia punya ilmu gaib!
"Apa sih!" Judes Adara masih sama dengen gaya tadi, Arsa hanya mencebik bibirnya dengan menirukan gaya Adara.
"Mau lo apa?"
"Nolongin."
"Ooo," hanya kata itu yang terucap, tak ada kata lain selain itu untuk cuaca saat ini.
Arsa berjalan menuju mobilnya, dan terhenti ketika Adara tak berjalan di belakangnya.
Wait?
"Woy monyet sini!" Teriak Arsa tak bisa selow, yang di teriaki hanya jalan malas seraya mengakat alisnya.
"Masuk!"
"Motor gw gimana Jamal? ngadi-ngadi lo yah," sengit Adara, jelas jelas motornya masih terparkir di pinggir jalan.
"Ada temen gua yang angkut," ujar Arsa santai, Adara pun masuk di dalam mobil Arsa.
Jika tidak mungkin makhluk ini akan mengoceh terus menerus.
KAMU SEDANG MEMBACA
A'rsa
Teen FictionEntah apa yang terjadi jika seorang gadis lugu nan tertutup akan dirinya, bertemu dengan seorang cowok most wanted di sekolah sekaligus jago dalam tawuran antar sekolah. Bugh. Satu pukulan mendarat di sudut bibir Adara, Adara tak mengerti mengapa sa...