Biarkan menjadi cerita, jika damai itu hampa!
- Adara Anantasya Putri -
•
•
•
•
•Pagi yang cerah telah bersinar kembali, Adara berjalan di koridor dengan santai, terlihat masih gelap di sepanjang jalanan.
Mungkin masih pagi jadi tak banyak siswa yang datang, lebih memilih siang dikarenakan terang.
Di balik jendela yang cerah, Adara mencari keberadaan seseorang yang semalam bersamanya.
Kemana dia? Apa tidak masuk?
Mau bertanya pun malas, nantinya akan dikira suka lagi.Sesampainya di kelas segera Adara duduk dan menghadap jendela, pagi ini sangat nyaman untuk tidur.
Setan mana yang merasuki Adara hingga terlelap ke jalur mimpi.
Brakkk
Sontak Adara membuka mata, apa ini? tidak sopan sekali membangun kan seseorang dengan gebrakan.
Adara menatap malas, jika kalian berfikir itu adalah Arsa, salah!
"Kemarin lo ngapain naik satu motor bareng Arsa?"
"Kepo," cukup singkat namun membuat sang cewek itu memanas.
Tak tinggal diam, sang cewek menarik rambut Adara, runtuh kodrat level rambut Adara.
"Lepasin," tidak sakit bagi Adara, namun sang empu menambah kekuatan untuk mengakibatkan rasa sakit.
Adara menendang perut Syara hingga tersungkur, ketika menendang tak sengaja melihat nama tag di dada, Adara hanya mengangguk lalu pergi.
Banyak siswa melongo melihat aksi tersebut, sedangkan Adara santai dan memilih ke kantin sebentar untuk membeli minuman
Tegukan air mengalir lolos sampai keperut Adara, terdapat sensasi menyegarkan.
"Doorrr..." Suara dan tepukan tangan di pundak membuat Adara terkejut, bukan suara pistol melainkan suara Zea.
"Lo berantem Dar?" Adara hanya mengangguk.
"Tau nyata Lo boncengan?" Lagi Adara hanya mengangguk.
"Enak banget di bonceng most wanted, rasanya gimana Dar? Ada sensasi apanya?" Dipikir air es kali yah sama Zea.
"Biasa aja, lagian Arsa juga siswa biasa,"
"Engga usah lebay deh!" Ujar Adara meninggalkan Zea, Zea hanya mendengus kesal.
Apa Adara tidak tau bahwa dia menjadi hot topic satu sekolah?
Apalagi aksi beberapa jam lalu, bikin semakin menggelegak.Daggg
"Upsss..."
"Ga sengaja loh," dengan lagak dibuat Syara berjalan mendahului Adara yg meringis karena lengan tangan terkena tembok bata.
Tak tinggal dia Adara menyenggol Syara hingga menyebur ke kolam bebek, sudah terdapat lumut yang banyak, diyakini tidak dibersihkan oleh sekolah 2 bulan.
"Uppss, sengaja." Adara meninggalkan dengan enteng, segera ia ke kelas untuk mengikuti pelajaran.
•••
"Ra, lo tadi ga gila kan?" Tanya Zea mengguncangkan tubuh Adara perlahan, takut-takut jika Adara gila tadi pagi.
"Engga lah apaan si," Adara seperti gadis pms saja marah seperti ini.
"Lo laper apa gimana?"
"Laper, kantin gas."
"Karet perut lo? Tadi udah makan sekarang minta makan lagi." Dumel Zea, apa ibu temannya ini masih menjadi manusia dengan memiliki anak yg perut karet?
"Bawel."
"He mulut lo."
"Kak Arsa ayokkkk."
"Bruk, tassss."
Suara sorak kericuhan di lapangan utama, Adara dan Zea berlari menerobos beberapa orang yang disana agar terlihat siapa yang sedang adu jotos.
Mata Adara terberlak saat ia melihat Arsa sedang berkelahi dengan seorang berandalan, sebut saja begitu.
Karena dari penampilannya gitu."Kenapa?" Tanya Adara pada murid disebalah yang sedang menyaksikan perkelahian, tidak ada guru yang melerai.
"Tadi kak Arsa engga sengaja numpahin minuman," ujar anak perempuan itu, apa hanya karena hal sepele?
Tiba-tiba adu jotos itu meminggir hingga di depan Adara sedangkan yang lain mundur, tak lama anak cowok itu ambruk di depan Adara dan Arsa.
"STOP!" Tegas Adara, anak cowok tolong anter dia ke UKS.
Beberapa gerombolan beriuh tak suka karena sudah selesai, sedangkan Arsa menarik lengan baju Adara menjauh ke taman.
Apa ini? Niat awal kekantin kenapa menjadi di taman?
Arsa duduk di bangku panjang taman, mengobati luka yang ada di tangan kirinya sendiri, mata Adara tak kedip melihat itu.
Jika kalian berfikir Adara akan mengobati oh tentu tidak itu hanya halu!
"Lo jangan gitu, duduk." Ujar Arsa malas, Adara menurut duduk dan termenung melihat awan di atasnya.
Indah, indah sekali jika seseorang di balik awan itu di sampingnya. Tapi itu tak kan terjadi, semuanya sudah berkehendak lain.
Adara tersenyum lembut, "kenapa?"
Takutnya cewek disampingnya ini Kesambet pohon di belakang."Kepo lo," Adara berdiri lalu meninggalkan bangku itu dan berjalan cepat untuk ke kelas.
Tidak lucu jika Adara di hukum nanti karena telat masuk, syukunya semuanya aman.
•••
Posisi Adara duduk bersandar di kursi BK.
Yasp! Dapat panggilan dari guru cantik tapi tidak di ruangan cantik.Disana sama-sama salah katanya, tanda tangan untuk pertama kali seumur hidup di ruang BK, dari SMP Adara tidak pernah ke ruang BK karena masalah.
Biarkan menjadi cerita, jika damai itu hampa!
Bukan begitu?
"Pulang bareng gua," Arsa berlari menuju lapangan dan bertos kepada temannya.Adara menuju taxi dan pulang dengan taksi yg ia tumpangi, Arsa di belakangnya sudah seperti di kawal saja .
Bukan ratu tetapi memiliki raja yang tepat, tapi lebih baik dengan taxi karena akan menambah keributan di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A'rsa
Teen FictionEntah apa yang terjadi jika seorang gadis lugu nan tertutup akan dirinya, bertemu dengan seorang cowok most wanted di sekolah sekaligus jago dalam tawuran antar sekolah. Bugh. Satu pukulan mendarat di sudut bibir Adara, Adara tak mengerti mengapa sa...