17 - KA

934 62 1
                                    

Happy reading!

•••

Reno memakan makan siangnya dengan melamun hingga membuat Ibunya geleng-geleng kepala. Bahkan akibatnya dia sangat lambat sekali makan, tidak seperti biasanya. Dari lusa memang Reno menginap di rumah orang tuanya. Gunanya supaya dia lebih bisa membujuk orang tuanya supaya perjodohan antara dirinya dan Amel dibatalkan.

Ria memegang tangan Reno, membuat cowok itu tersadar dari lamunanya. "Kenapa Ren?"

Reno mendengus kecil. Dia meletakkan sendok beserta garpunya lalu menatap Ria memelas. "Ma ..., Reno gak mau di jodohin sama Amel."

Ria menghentikan kunyahannya, beliau menatap Reno bingung. "Kenapa Ren? Bukanya kmu udh setuju?"

Mengerutkan dahinya, Reno membalas ibunya dengan tatapan bingung. "Kata siapa Ma?"

"Papa ..., kemarin waktu kamu tiba-tiba pergi Papa bilang sebenarnya kamu udah setuju cuman gengsi aja."

Reno semakin dibuat bingung. Setuju? Sejak kapan? Bahkan Papanya saja tidak pernah berbicara berdua dengannya.

Cowok itu berpikir sebentar, mengingat-ingat apakah dirinya pernah berkata seperti itu pada Papanya atau tidak. Dan hasilnya nihil, Reno benar-benar tidak pernah berkata seperti itu. Mungkin Papanya berbohong untuk menenangkan keluarga Amel.

"Setuju kan?" tanya Ria sekali lagi. Reno menggeleng cepat. Bagaimana pun dia tidak akan setuju bila di jodohkan dengan Amel. Bukan hanya Amel, dengan wanita manapun secantik apapun gadis itu, Reno tidak akan pernah mau menjalin hubungan rumah tangga atas dasar perjodohan.

"Kak Amel cantik tau Bang, kenapa gak mau coba?" celetuk Naina yang langsung di pelototi oleh Reno.

Ria yang melihat interaksi kedua anaknya hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Memangnya kenapa kok nggak mau sama Amel?" tanya Ria lembut.

"Ma ..., Reno sukanya sama Kiara bukan Amel."

Dahi Ria sedikit berkerut, merasa tidak asing dengan nama Kiara. "Yang dulu pernah mampir kesini itu?"

Dengan cepat Reno mengangguk membenarkan. Cowok itu meminum air putihnya karena dia sudah selesai makan. Walaupun tidak habis yang penting sudah makan lah.

"Gak mau coba dulu sama Amel?" tanya Ria sekali lagi.

Reno menggeleng dengan bibir cemberut membuat Naina yang duduk di sampingnya berdecak geli.

Ria menghembuskan nafasnya pasrah. Beliau juga tidak ingin memaksa anaknya, sang suami yang memiliki sikap keras kepala susah sekali untuk di bujuk. "Nanti Mama coba ngomong sama Papa," kata Ria pada akhirnya.

Senyum Reno mengembang senang. Cowok itu menghampiri Ria lalu memeluk beliau erat. Tak lupa memberikan kecupan kecil di pipi Ria. "Makasih Mamaku."

Ria hanya mengangguk sebagai jawaban. Melihat anaknya sesenang ini, beliau bisa menebak kalau anak laki-lakinya benar-benar sudah menemukan seorang wanita yang mengisi hatinya. Beliau tidak ingin hanya karena perjodohan membuat senyum di bibir Reno hilang.

"Lanjutkan makanmu Ren, itu masih banyak."

"Reno udah kenyang, mau pergi bareng temen-temen."

"Yasudah, hati-hati yaa." Reno mengangguk. Setelah memberikan satu kali kecupan lagi, Reno berlari ke atas di mana kamarnya berada. Dia dan juga ketiga temannya sudah berjanji akan bermain futsal bersama. Bermain futsal jam 4 sore, sekarang masih jam 2 siang nongki-nongki dulu boleh lah.

•••

Cafe fullsun hari ini mengeluarkam sebuah produk baru hasil karya Kiara. Sebuah puding dengan eskrim di atasnya dan sedikit di taburi messes pastinya akan menggunggah selera. Berjauhan dengan Reno membuat dirinya sedikit memfokuskan pada cafe. Tidak terasa ternyata sudah hampir seminggu Reno tidak menampakkan batang hidungnya di depan Kiara. Hal itu membuat Kiara sedikit senang dan sedikit sedih. Ingatan tentang dirinya yang menyatakan perasan masih membekas di dalam otaknya.

[REVISI] Kiara AstramegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang