Happy reading!!
•••
Sudah pukul satu malam dan Kiara masih saja terjaga. Perlu kalian tahu sejak Reno meninggalkan dirinya dan kembali kerumahnya senyum tidak luntur dari wajah Kiara. Dirinya terlalu senang dengan adanya hubungan baru antara dirinya dan Reno.
Sedikit tidak menyangka ternyata dirinya malah berakhir dengan Reno. semoga saja nanti masalah antara mereka berdua akan cepat selesai. Kiara rasa sekarang perasaannya pada Reno semakin bertambah.
Bayangan bagaimana sikap Kiara dulu terlintas di kepala. Dia terkekeh pelan. Jika di ingat-ingat lucu sekali, padahal dulu dia sangat anti bertemu dengan Reno bahkan menyebut namanya saja dia malas. Tapi sekarang hanya dengar namanya saja Kiara sudah rindu.
Kiara menekuk kakinya lalu memeluk lututnya. "Beneran gila nih gue."
"Dia tuh sebenernya ganteng kalo anteng, macam anak kucing," Kiara tertawa di akhir kalimatnya. Tingkahnya sudah seperti anak remaja yang sedang di mabuk cinta. Kiara tidak bohong karena memang dirinya sedang jatuh cinta. Rasanya seperti dia kembali pada masa pubertas.
Disampingnya, Intan sedang tertidur pulas. Kepalanya menoleh menatap Intan lalu mengelus kepalanya lembut. "Apa ini saatnya gue bilang soal Intan?" gumamnya.
Dahinya berkerut menandakan dirinya sedang berpikir. Mungkin nanti saja saat waktunya sudah tepat untuk mengatakan soal Intan. Sekarang hubungannya dengan Reno masih terlalu awal. "Semoga aja Reno mau nerima Intan sebagai anak gue, bukan adik gue."
Oke sebaiknya Kiara tidur sekarang jika tidak ingin terlambat bangun besok. Bagaimana pun caranya, dia harus tetap tidur sekarang. Kiara berdoa sebentar lantas memejamkan matanya dan mulai tidur. Semoga saja besok bisa menjadi hari yang paling menyenangkan buat dirinya dan yang lainnya.
"Good night dunia," gumam Kiara sebelum benar-benar terlelap.
•••
Pukul 5 pagi Kiara sudah bangun. Selagi Intan masih tidur, dia akan menunaikan ibadah sholat subuh baru kemudian membantu ibunya memasak. Baru nanti Kiara akan mempersiapkan keperluannya dan anaknya.
Walaupun kantuk masih terasa di matanya dan rasanya masih ingin bergelung dengan selimut tebal miliknya, Kiara tidak peduli. Semua ini salah Reno jika saja malam itu dia tidak memeluk dan menciumnya sudah dipastikan Kiara bisa tidur dengan nyenyak.
Ahh tidak juga sih, Kiara juga senang diperlakukan seperti itu. Lagi-lagi senyumnya mengembang ketika mengingat bahwa dirinya dan Reno sudah jadian.
Andai saja dia tidak malu pasti sudah dia umumkan kepada semua orang kalau Reno sekarang adalah miliknya.
Kiara tidak sabar bagaimana ekspresi Amel bila dia tahu kalau dia dan Reno pacaran. Sebenarnya Kiara tidak sejahat itu, ya kalau Amel saja bisa jahat padanya mengapa dia tidak.
Kiara bukan tipe cewek yang pendendam, hanya saja untuk kali ini dia merasa sangat kesal dan merasa kalau Reno adalah hak miliknya. Wanita seperti Amel tidak boleh dekat-dekat dengan Reno. Bukan apa-apa, hanya saja Kiara takut kalau di masa depan nantinya ada sesuatu dengan Reno.
Sudahlah, itu semua tidak penting. Setelah menunaikan ibadah sholat subuh, Kiara menemui ibunya. Wanita paruh baya itu sedang mengiris-iris bawang putih.
"Kiara bantu apa Ma?"
Mega menoleh sekilas kemudian kembali fokus pada pekerjaannya. "Goreng telur aja, bumbunya udah tau kan tempatnya dimana?" Kiara mengangguk meski tau kalau ibunya tidak tau.
"Mama mau masak oseng tempe dulu, kalo udah selesai itu ati ampela dibuat bacem aja."
Lagi-lagi Kiara mengangguk. Dengan telaten dia melakukan apa yang ibunya suruh. Setelah semua hidangan jadi, Kiara dan Mega menata makanan di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Kiara Astramega
RomanceKehidupan seorang Kiara Astramega, seorang mahasiswi yang sudah memiliki anak. Bukan karena kecelakaan atau sudah memiliki suami. Ada alasan tersendiri mengapa Kiara memutuskan untuk mengadopsi anaknya. Kiara yang lebih sering memprioritaskan anakn...