5 - KA

1.7K 118 1
                                    

Happy Reading!

Lelah. Satu kata yang bisa menggambarkan perasaan Kiara saat ini. Ia juga sudah berulang kali duduk untuk mengistirahatkan kakinya. Sudah hampir sejam dirinya terus mondar-mandir menelisik setiap rak-rak perpustakaan, tapi ia tak kunjung menemukan buku yang ia cari.

Akibat terlambat kemarin lusa, ia jadi disuruh untuk membuat makalah oleh dosennya. Ingin rasanya ia berteriak kesal. Ayolah, kakinya sudah pegal sekarang.

"Sebelah mana sih, astaga!" keluh Kiara. Ia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku.

Kepala Kiara sontak menoleh pada pintu masuk saat pintu itu terbuka. Disana berdiri seorang cowok dengan setumpuk kertas-kertas di tangannya. Kiara tak tau pasti, tapi melihat dari sisi cowok itu tampak familiar di matanya.

Kiara mengedikkan bahunya acuh. Siapa itu untuk sekarang tidak penting. Ia ingin memusatkan pikirannya pada buku yang sedang ia cari.

"Apa gue beli aja ya?" gumam Kiara. "Tapi boros, gue gak mau."

Kiara memang pandai dalam mengelola keuangan. Selain untuk kuliah, uangnya juga untuk menghidupinya dan gadis kecilnya. Selama masih bisa pinjam, kenapa harus beli?

Walaupun keluarganya termasuk keluarga yang berkecukupan, tapi dirinya tidak akan memghamburkan uang secara cuma-cuma. Kiara akan mengeluarkan uangnya jika ada hal yang sangat penting atau bila dia ingin.

Gadis dengan rambut di kuncir kuda itu menghembuskan nafasnya kesal. Kepalanya ia taruh pada lipatan tangan di atas meja. Ia harus bagaimana? Capek, tapi masih ingin mencari buku itu.

"Hai Ki," sapa seorang cowok yang suaranya familiar di telinga Kiara.

Gadis itu pun mengangkat kepalanya. Dahinya berkerut bingung melihat cowok yang sudah duduk di bangku seberang tempat ia duduk. Hanya di batasi dengan meja saja.

"Ngapain lo disini?" tanya Kiara seraya menegakkan badannya.

"Nganterin tugas Bu Susi, tadi gak sengaja ketemu terus beliau minta tolong," jawab cowok itu. "Lo ngapain?"

Raut wajah Kiara berubah sendu. "Bantuin gue dong Ren."

"Kenapa, hm?"

Kiara mengerjapkan kedua matanya dua kali ketika mendengar kata 'hm' yang keluar dari mulut Reno. Ini hanya perasaannya saja atau bagaimana? Kata itu terdengar lembut di telinganya. Kiara berharap, itu hanya perasaannya saja. Tidak mungkin Reno yang petakilan berkata selembut itu.

"Cariin gue buku ini." Kiara menunjukkan ponselnya yang berisi chatnya bersama dengan sang dosen. Disana tertulis sebuah judul buku yang harus Kiara buat makalah.

Reno mengangguk sekilas setelah membaca ponsel Kiara. Cowok itu berdiri dan mulai menjalankan misi  mencari buku untuk Kiara.

Setelah memastikan Reno pergi, Kiara langsung menempelkan pipinya pada meja. Matanya terus memperhatikan Reno yang fokus pada rak-rak.

Beberapa menit kemudian, Reno sudah kembali dengan buku yang berada di genggamannya. "Nih."

Kiara kembali menegakkan badannya. Ia menatap tak percaya pada cowok yang sekarang menyodorkan buku ke arahnya. Secepat itu?

"Kok lo cepet banget sih carinya? Perasaan tadi gue gak ketemu-ketemu dah," ujar Kiara sembari menerima buku itu.

"Kan itu bukunya di rak paling atas Ki, lo gak nyampe ya? Makanya olahraga."

Kiara berdecih mendengar penuturan Reno. Selama ini juga dirinya olahraga. Tapi memang porsi tubuhnya saja yang hanya sebatas pundak Reno.

"Tau deh yang tinggi," sindir Kiara.

[REVISI] Kiara AstramegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang