21 - KA

934 65 1
                                    

Happy Reading!!

•••

Mereka sampai pada pukul 10 tepat. Menunggu Anna dan segala tetek bengeknya memang lama sekali, belum lagi macetnya jalanan pada weekend seperti ini. Rasanya paha Kiara kebas sekali karena dalam perjalanan Intan tertidur.

"Makan dulu kali ya?" Tanya Reno pada Kiara yang dibalas anggukan pelan gadis itu. "Itu Intan dibangunin Sayang."

"Eh!! Ini taruh mana?" Teriak Raffael membuat Intan terkejut  lalu bangun.

Reflek Kiara menggeplak kepala Rafaell. "Bisa santai gak? Anak gue kaget!"

"Anak?"

"Ah eum itu..., Ntar gue jelasin iya."

Reno mengusap lengan Kiara, seakan berkata kalau 'Tidak apa-apa' lalu menarik tangannya untuk duduk di karpet yang baru saja di gelar Raffael.

Anna membantu Kiara untuk mengeluarkan beberapa kotak berisi nasi dan lauk yang sudah dibawa dari rumah. Sahabatnya sedikit kerepotan karena memangku Intan. Gadis kecil itu tidak mau diturunkan, sepertinya masih mengantuk.

"Intan, duduk sama Om sini," ajak Reno yang langsung dituruti gadis kecil itu.

Kiara tersenyum senang. Dengan segera dia menyelesaikan kegiatannya karena pasti Intan sudah sangat lapar.

"Pacar lo gak ikut Gas?" Tanya Anna disela-sela dia mengusap-usap piring dengan serbet.

"Gak, katanya ada urusan." Bagas yang sedang rebahan dengan mata tertutup pun menjawab tanpa membuka matanya.

"Ya bagus lah kalo Bagas gak bawa pacarnya. Seenggaknya, gue tuh gak ngenes-ngenes amat ya di sekeliling kalian semua," sahut Rafaell sembari mengunyah bakwan buatan Ibu Kiara. "Sumpah ni bakwan terenak yang pernah gue makan."

Kiara yang mendengarnya pun berdecak malas. "Lebay lo," katanya kemudian menoleh menatap Intan. "Mau makan apa,  Sayang?"

"Udang goreng," jawab Intan semangat seakan dia lupa akan rasa kantuknya.

Reno terkekeh sembari mengusap-usap kepala Intan. Gadis kecil itu begitu menggemaskan.

"Kalian tuh udah kayak bapak anak sama ibu njir," celetuk Rafaell membuat Kiara melempar sendok ke arah cowok itu. "Jangan ngomong kasar heh!" Katanya yang dibalas cengiran cowok itu.

"Ngomong-ngomong katanya mau jelasin, Sayang?"

Kiara yang sedang minum tiba-tiba tersedak mendengar penuturan Reno. Dengan cekatan Anna yang duduk disampingnya langsung mengusap punggung sahabatnya. "Kalo belum siap, jangan Ki."

Kiara mengangguk patuh. Sebelum memulai penjelasannya, Kiara lebih dulu menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. "Jadi gini..., Intan tuh anak gue."

Hening beberapa saat hingga jawaban Atha memecahkan semuanya. "Lo..., Udah itu?"

Ucapan Atha membuat Anna yang duduk disampingnya itu mencubit pinggang pacarnya kuat. "Sakit," ucap Atha.

Senyum kecil Kiara terbit kemudian menggeleng pelan. "Waktu itu gue masih SMA, masih labil banget, dan juga masih ceroboh. Saat itu malam minggu, kebetulan gue baru pulang dari ulang tahun temen, gue gak sengaja nabrak mobil isinya satu keluarga." Semua mendengar dengan tenang, kecuali Anna yang memang sudah tau.

"Keluarga itu, keluarganya Intan. Waktu itu dia masih usia 8 bulan. Hanya dia yang selamat, kedua orangtuanya meninggal ditempat kejadian. Gue gak bodoh dengan ninggalin mereka gitu aja. Posisinya di sana udah sepi banget. Gue telfon bokap gue, beliau marah besar sama gue."

[REVISI] Kiara AstramegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang