⅌ Chapter 3 :⊰ Senpai.

3.6K 460 22
                                    

⸙͎۪۫ ⊰ Bab 3.
⸙͎ ೫ Senpai.
[ Kakak kelas ]
.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

"Mencarimu."

[Name] menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk. Menatap Gojo dengan pandangan bertanya. Lantas berkata, "Mencariku? Untuk apa?"

Gojo kian melebarkan senyuman. "Apa kamu masih melawan kutukan?" tanya si surai putih.

"Iya." [Name] mengangguk.

"Masih berinteraksi dengan penyihir lain?"

"Iya."

"Eeeh, siapa yang paling sering kamu hubungi?"

"Nanami!"

Melihat binar mata [Name] membuat Gojo bungkam. Raut wajahnys pun berubah, tanpa sadar mengepalkan satu tangan yang ada dalam saku hingga memperlihatkan urat-uratnya yang mengerikan.

"Ohh ...." Gojo memalingkan wajah. Tak lama kemudian mengubah raut muka menjadi ceria.

[Name] memandang bingung.
"Gojo-san, kamu terlihat tidak senang."

"Huh?"

Gojo sudah pastikan perubahan raut wajahnya ini tidak akan disadari oleh [Name] lagi. Gadis itu bisa menangkap perubahan wajahnya dengan cepat dan mengatakannya secara terang-terangan pada Gojo. Kadang, Gojo tidak tahu harus mengatakan apa sebagai jawaban.

"Hm? Ada apa?" tanya [Name] setelah melihat Gojo yang diam.

"Tidak ada."

"Begitu, ya," si gadis tersenyum kecil. [Name] melihat jam di ponselnya, mengerjab sebentar, lalu menatap Gojo kembali.

"Maaf Gojo-san, aku harus pergi!"

"Eh? Kemana?"

"Sekolah. Aku sudah terlambat, lihat," [Name] menunjukkan angka jam di ponselnya pada Gojo.

"Jadi sebenarnya kamu ini buru-buru, ya?"

[Name] menggeleng. "Tidak, kok. Aku sudah terbiasa telat seperti ini.” Nadanya terdengar tenang.

Jawaban tidak terduga dari [Name] membuat Gojo mengatupkan bibir.

"Sampai jumpa, Gojo-san!" Ia melambaikan tangan, [Name] tersenyum lebar sampai matanya tertutup.

"Dadah!!" Gojo balas melambaikan tangan. Saat [Name] hilang dari pandangan, Gojo kembali mengubah ekspresinya.

"Nanami, ya?" gumamnya.

.
.

"NANAMIIII!!!"

"Gojo-san, tolong jangan memanggilku dengan suara keras seperti itu."

"Cih."

Gojo duduk di sofa, menaikkan kedua kakinya diatas meja sementara Nanami Kento membaca koran. Menengadah keatas, Gojo membuka mulut.

"Nanami~ apa kau sering ketemu dengan kouhai imutku?" tanya Gojo.

"Aku tidak ingat kenal dengan orang bernama kouhai imut, Gojo-san."

"Satu-satunya teman perempuanmu yang paling imuuuut itu, loh, Nanami."

"Oh, [Name]-san?"

"Kau juga menganggapnya imut??!!" Gojo menunjuk Nanami. Memasang ekspresi tidak terima. Merubah posisi duduknya menjadi berjongkok di atas sofa.

Nanami membalikkan halaman koran.
"Kau bilang 'satu-satunya teman perempuan,' hanya [Name]-san yang kuingat," ucapnya tenang. Tidak terganggu dengan Gojo.

One More ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang