⅌ Chapter 8 :⊰ Sick.

2.7K 350 31
                                    

⸙͎۪۫ ⊰ Bab 8.
⸙͎ ೫ Sick.
[ Sakit  ]
.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

Kelopak mata terbuka menampilkan manik hitam kelam seperti malam penuh bintang. Mengerjab beberapa kali untuk menyesuaikan pencahayaan yang masuk, [Name] lantas bangkit dari baringnya dengan bersandar pada sandaran ranjang. Mata kemudian melihat keluar jendela, ternyata hujan masih turun, mungkin belum berhenti semenjak siang kemarin sampai sekarang.

Si gadis menuruni ranjang, [Name] berjalan hendak masuk ke kamar mandi, tapi rasa pusing di kepala melanda membuatnya sedikit oleng ke samping. Perasaan [Name] tidak enak. Nafasnya panas dan juga memberat, matanya juga terasa perih. Apa dia sakit?

[Name] memaksa untuk bangun dan tetap berjalan ke ruang ganti, di mana kamar mandinya berada. Ia mencuci wajahnya dan menyikat gigi dengan susah payah seraya menahan rasa pening di kepala. Kemudian mengganti pakaian yang ia gunakan semalam.

[Name] lupa membersihkan diri semalam setelah terkena hujan kemarin. Meski tidak separah Gojo, ternyata dia terkena demam.

“T-tunggu! Gojo-san?!”

[Name] berlari keluar. Kalau dirinya terserang sakit seperti ini, maka berarti Gojo yang banyak mandi hujan lebih parah.

[Name] mengetuk pintu kamar tamu tempat Gojo tidur semalam. Ia menyandarkan kepalanya pada pintu saat perasaan tidak enak kembali menyerang. Beberapa saat kemudian, Gojo membuka pintu dengan rambut yang basah sehabis mandi.

“Huh? Kucing kecil? Ada apa?” tanyanya dengan tangan yang bergerak mengelap rambut menggunakan handuk.

“Kamu tidak apa-apa?!”

Gojo bungkam. Mendapati pipi [Name] yang memerah begitu juga hidungnya.

“Aku baik-baik saja.”

“Syukurlah ....”

Dia mengangkat sebelah alis. Gojo menatap [Name] dari bawah ke atas. Lantas membungkukkan badannya kemudian mengikis jarak di antara ia dan [Name] hingga wajah mereka nyaris saling bersentuhan.

“Kamu mengkhawatirkanku, kucing kecilku~?” Nafasnya panas, lanjut Gojo membatin.

Wajah [Name] semakin memerah, menunduk dalam dan memanikan jari-jarinya dari balik punggungnya.
“Iya ...,” jawabnya lirih.

“Heee,”-ia menegakkan kembali tubuhnya dengan tangan yang mengelus puncak kepala [Name]-“Jangan khawatir karena aku yang terkuat!” ucapnya dengan segala kepecayaan dirinya.

“Kamu benar. Kalau begitu aku akan memasak sarapan dulu.” Lengkungan indah terbentuk pada wajahnya yang manis.

Saat [Name] hendak melangkah. Gojo segera memegang pergelangan tangan kanan sang gadis untuk menghentikannya menggunakan tangan kiri. Alisnya mengeryit saat merasakan rasa panas yang menjalar.

“Kenapa, Gojo-san?”

Gojo menarik gadis itu sedikit kasar mendekat ke arahnya dengan tangan kanan menarik belakang kepala [Name] hingga menyatukan kening mereka berdua.

“Kamu demam, [Name],” ucap Gojo dengan nada sedikit merendah.

“Tidak apa. Aku baik-baik saja,” tolak si gadis, mendorong dada Gojo untuk melepas dirinya.

“Jangan paksakan dirimu. Kamu saat dalam keadaan seperti ini selalu bikin kacau sekitar, tau.” Tangan kanan Gojo berpindah ke pipi [Name] dan mencubitnya.

“... dan itu membuatku khawatir.” Pupil mata [Name] bergetar setelah mendengar perkataan Gojo. Perasaan senang membuncah dalam diri.

Melihat wajah merah [Name] membuat Gojo merasa tidak tahan. Ia bergerak memisahkan kening mereka dengan beralih menggigit gemas pipi [Name] yang seperti warna apel merah sekarang.

One More ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang