01

1.8K 363 98
                                    

❝ Dia merawatku tanpa mengeluh, sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia merawatku tanpa mengeluh, sendirian...


dan...

... kesepian. ❞





● ● ●





Tangisan bayi kembali terdengar memenuhi rumah minimalis diseberang jalan.

Pria berhelaian surai hitam nampak berlari mendekati kamar dengan pintu pink. Meninggalkan segelas susu serta sepotong sandwich yang telah tergigit sebagian.

Dengan sigap ia mendekati dapur dimana disana terdapat botol susu yang masih berada didalam air panas. Suara tangisan sang anak yang makin keras membuat Iwaizumi nyaris saja menabrak kulkas. Beruntung saja, Iwaizumi bisa menahannya walau akhirnya air panas itu menyiram bagian telapak tangan.

Kran air ia putar, menanti air yang keluar untuk menyiram bagian tangan yang terkena air panas.

Sembari menanti rasa sakitnya reda, satu tangan Iwaizumi segera memasukan beberapa sendok susu bubuk kedalam botol dan menuangkan air hangat didalamnya.

Didalam kamar, Mirai makin menangis keras. Rasa lapar membuat bayi berumur satu bulan itu makin mengeraskan suara, seakan meminta agar sang ayah datang dengan sebotol susu hangat.

"Ah, ayah membuat Mirai menunggu, ya?"

Tangisan Mirai kian terhenti kala Iwaizumi memberikan sebotol susu padanya. Iris matanya terus menerus menatap sang anak dengan penuh kasih sayang. Tangannya yang tersiram air panas tadi kian memerah, mungkin akan segera melepuh jika tidak segera diobati.

Iwaizumi akan mengobatinya nanti saat Mirai sudah tertidur.

Ditepuknya pelan kaki mungil sang anak agar dia bisa lebih cepat terlelap. Hampir sepuluh menit menunggu, kini susu dibotol telah tersisa sedikit. Dan Mirai sendiri sudah mulai tertidur, efek kekenyangan dan menangis tadi malam membuat bayi mungil itu tertidur pulas.

"Hah... akhirnya...."

Helaan nafas keluar dari bibir Iwaizumi. Perlahan, ia ambil botol susu itu. Sedikit sulit sebab sang anak terlihat masih menyedotnya walau tidak ada lagi susu didalamnya. Mungkin ini kebiasaan bayi, Iwaizumi sendiri pun tidak tahu. Yang jelas sekarang dirinya bisa bekerja dengan tenang.

Kembali ke aktivitas sebelumnya, Iwaizumi kini berhadapan dengan laptop diatas meja.

"Sampai mana pekerjaan ku tadi? Ah, ini dia."

Menjadi seorang single parent memang sulit, apalagi Iwaizumi harus mengurus Mirai yang masih berumur satu bulan. Hal itu membuat dirinya tidak bisa lagi bekerja ditempat sebelumnya.

AYAH | H. IWAIZUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang