Bukan masih berharap pada orangnya, tapi kenangannya masih menetap dihati. Bukan namanya yang masih terukir, tapi sikap perhatian dulunya selalu terbayang.
Segala cara dilakukan. Menyibukkan diri, membuka lembaran baru, namun lagi.
Aku gagal, aku gagal melupakan kenangan itu.
Katamu, lepaskan yang menyakitiku. Namun mengapa kamu juga termasuk orang yang menyakitiku? Dan sekarang, aku dilema.
Ingin melupakan, namun bayangmu selalu terlihat. Ingin mengikhlaskan, namun pelukmu seolah masih menghangat.
Lantas, harus apa kah aku?
Hai my ex? Bagaimana kabarmu saja, rasanya enggan aku bertanya. Hanya do'a yang disampaikan.
Mungkin, kamu memang menyakitkan namun kamu juga terindah disatu tempat terdalam.
