Hai, apa kabar? Masih adakah dari pembaca yang menunggu dan menantikan cerita ini? Sejujurnya aku selalu ingin update cerita ini, hanya saja selalu terhalang dengan kegiatanku dan mood. Hampir setengah tahun aku tidak melanjutkan jalan cerita ini. 5 Juli 2021, akhirnya aku kembali ke dunia oren. Cerita ini akan aku lanjut tapi aku tidak janji akan menyelesaikannya secara cepat.
Bagi pembaca yang selalu menanti cerita ini, Aku ucapkan terimakasih banyak. Terimakasih atas dukungan untuk cerita yang jauh dari kata bagus. Aku juga minta maaf karena tidak bisa update dengan cepat. Aku tidak mau bertele-tele mengucapkan rasa terimakasih dan maafku. Semoga kalian masih bisa menikmati cerita lama yang belum usai dan entah kapan selesai.
....
"Kau sedang mengemasi barang-barang Aiden?"
Kegiatan Soeun terhenti saat Mike sudah masuk dan membawa sebuah dokumen yang menyatakan tentang kesehatan Aiden dan segala riwayat sakit yang pernah di derita anak itu.
"Ya dan aku sudah memesan tiket pesawat untuk kembali ke Malibu bersama Aiden pukul satu nanti."
Mike memandang tidak percaya. Nada suara wanita itu berbeda. Dingin dan datar, bahkan Soeun tidak memadang kearah mereka saat bicara. Tapi yang membuat mereka terkejut adalah, wanita satu anak itu akan kembali ke Malibu tanpa berkompromi dengannya. Mike tidak tinggal diam mengingat perjalanan dari Manhattan ke Malibu bukanlah perjalanan singkat yang dapat ditempuh waktu satu atau dua jam.
"Tidak bisa, Soeun. Perjalanan ke Malibu memakan waktu enam jam dan itu akan sangat berisiko untuk Aiden," cegah Mike sambil menahan tangan Soeun.
"Rumah kami di sana, Mike. Jadi jangan halangi kami untuk kembali pulang," Soeun melepas cengkraman Mike ada lengannya.
"Apa Kimbum tahu tentang ini?"
Soeun menghembuskan napas kecil itu dan ia menatap Mike tajam. Mengingat kejadian dua hari lalu saat kedua pria itu saling berjabat tangan di hadapannya. Lalu ia tidak mendapat jawaban atas kegusarannya. Hal ini membuat Soeun yakin akan satu hal, Mike mengetahui satu bagian dari masa lalunya dan pria itu bersikap seolah tidak tahu apa-apa.
"Sejak kapan kau mengenal pria itu, Mike?"
"Kau mau menghindar lagi?"
"Seberapa jauh kau mengetahui tentang masa laluku?"
Mereka hanya saling melempar pertanyaan tanpa saling memberi jawaban. Suasana tidak enak itu tercipta dari rasa takut yang menyeruak dari dalam diri Soeun. Dia tidak mau orang lain tahu akan masa lalunya dan ia segera mungkin pergi dari sini atau sejauh mungkin agar tidak ada lagi yang bisa menemukannya. Mike terdiam. Bukan karena ia tidak jawabannya, hanya saja ada orang lain yang lebih tepat untuk menjawab itu semua.
CEKLEK
Pintu itu terbuka dan masuklah sosok yang sama sekali tidak diharapkan oleh Soeun. Dia berniat pergi tanpa berpamitan atau lebih tepatnya ia ingin pergi tanpa diketahui. Maka dari itu, Soeun memilih untuk waktu penerbang pukul satu siang yang dimana pria itu pasti akan sibuk dengan pekerjaannya dan ia bisa dengan leluasa menjauhkan diri dan Aiden dari pria itu.
Kimbum menatap ada ketegangan yang terjadi antara Mike dan Soeun. Air mukanya yang tadi gembira berubah menjadi serius. Apalagi ada dua buah tas yang sudah tergeletak rapih di sana. Dengan segara Kimbum mendekat ke arah mereka dan berdiri tepat dihadapan Soeun.
"Bukankah sudah aku katakan untuk menungguku kembali. Kita akan pulang bersama dan jangan membantahku, Kim Soeun."
Soeun berdecih, "Kau pikir kau siapa bisa mengaturku. Hubungan kita sudah berakhir dan kau tidak memiliki hak atas diriku dan -"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTWINED - destiny is tied up
FanfictionPercayalah, tidak ada yang bisa merubah atau melawan semesta, bahkan jika kamu mencoba untuk lari, bersembunyi dan menghilang. Semua itu akan berakhir sia-sia. . Gadis itu berpikir bahwa ia pandai dalam melarikan diri, bersembunyi dan menghilang. Ma...