Tangan itu bergerak dan menyadarkan Soeun yang masih setia menggenggamnya. Remasan pelan itu memberikan sengatan yang cukup membuat hati Soeun semakin lega dan tidak lagi sesak. Kini ia menunggu pria yang ia tunggu kesadarannya membuka mata.
“Kau sudah sadar?”
Pria itu masih kesulitan untuk membuka matanya, mungkin pengaruh obat tapi dia ingin cepat-cepat membuka matanya karena ia mendengan suara lembut yang berada tepat di sisinya. Kim Soeun, wanitanya berada di sampingnya dan ia mulai merasakan bahwa genggaman wanita itu sangat erat pada tangannya dan usapan lembut pada keningnya.
Mata elang itu sudah sepenuhnya membuka walau masih ada kunang-kunang yang berputar tapi wajah Soeun sudah menyeruak memenuhi pandangannya. Apakah wanita itu menemaninya selama ia tertidur? Kimbum juga dapat merasakan bahwa salah satu tangan menghangat. Bolehkah ia berharap lebih mengenai wanita itu. Tetapi kini dalam bayangannya melintas pada kejadian sebelum ia tak sadarkan diri. Kini ingatannya beralih pada satu nama yang menjadi sangat penting dalam hidupnya – Aiden. Pria itu itu teringat pada sosok yang ia donorkan darahnya.
“So...eun,”
“Jangan bergerak, Kimbum. Mike bilang kau harus istirahat karena tubuhmu belum stabil dan kau mengalami dehidrasi.”
Soeun segera mencegah aksi Kimbum yang mencoba untuk bangkit dari tempat tidur tapi pria itu keras kepala dan sekarang ia menuntun tubuh besar itu untuk bisa bersandar dengan nyaman di ranjang. Tangannya juga mengambil gelas air putih yang sudah disediakan rumah sakit dan seorang suster berpesan untuk memberi Kimbum minum karena pria itu pasti akan mengalami suara serak dan sakit tenggorakan karena belum ada cairan yang mengalir sejak semalam.
“Sudah merasa lebih baik?”
Kimbum memberi anggukan kepala menjawab pertanyaan Soeun yang mengkhawatirkan dirinya. Bolehkan Kimbum bahagai karena ia dapat melihat perhatian wanita itu.
“Terimakasih sudah menyelamatkan Aiden, Kimbum.”
Di sisa tenaganya Kimbum menarik lengan wanita itu untuk duduk di sampingnya. Soeun tidak melawan atau menolak tindakan itu. Dia dapat merasakan bahwa tangan yang tadi ia genggam itu sudah meraih wajahnya dan mengangkatnya.
Cup.
Airmata Soeun luruh saat ia bisa merasakan kembali kecupan hangat pria itu setelah lima tahun berlalu. Jujur, Soeun tidak benar-benar membenci pria itu hanya saja kekalutan dan ketakutannya menjadi kunci ia membenci pria itu. Tapi saat ini pria itu kembali muncul di hadapannya dan memecah ketakutannya menajdi rasa lega.
Selang beberapa detik Kimbum menyalurkan rasa rindu yang ia punya melalui kecupannya pada kening Soeun, ia melepas kecupan itu dan menyatukan kening mereka. Begitu banyak pertanyaan yang membuat ia bertanya-tanya apa yang membuat wanita itu memilih untuk meninggalkannya.
“Diantara kita sudah tidak perlu lagi ada kata terimakasih dan maaf.”
“Tapi Bum, karenam –”
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTWINED - destiny is tied up
FanficPercayalah, tidak ada yang bisa merubah atau melawan semesta, bahkan jika kamu mencoba untuk lari, bersembunyi dan menghilang. Semua itu akan berakhir sia-sia. . Gadis itu berpikir bahwa ia pandai dalam melarikan diri, bersembunyi dan menghilang. Ma...