Nine

2.7K 349 44
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
Tiga bulan sudah Jisoo tinggal di Jeju, ia tidak pernah pulang ke Seoul karena merasa belum siap jika bertemu dengan Jiyong maupun Jennie.

Sering Jiyong menelepon Jisoo karena bagaimanapun Jisoo adalah putri kesayangannya namun Jisoo seringkali mengabaikan panggilan darinya dengan alasan sibuk, Jiyong hanya bisa pasrah dengan sikap Jisoo padanya.

Jennie sangat merindukan Jisoo tapi ia tidak tahu sama sekali tentang kabar Jisoo karena no ponsel Jisoo sudah tidak aktif begitupun akun sosial media milik Jisoo, ia tidak berani meminta no ponsel Jisoo pada Chaerin apalagi pada Jiyong, ia belum jujur pada Jiyong tentang perasaanya, begitupun Jiyong ia tidak ingin bertanya pada Jennie tentang perasaanya pada Jisoo, Jiyong ingin Jennie yang jujur sendiri karena Jiyong masih berharap jika dengan kebersamaan mereka setiap hari akan merubah perasaan Jennie dan Jennie akan jatuh cinta padanya. (Mimpi lu bang)

Hari ini Jisoo sangat tidak konsentrasi dengan pekerjaannya, ia mendengar kabar dari Chaeyong jika Jennie sering keluar masuk rumah sakit karena kandungannya yang lemah disebabkan oleh kondisi Jennie yang stress, entah kenapa ia begitu khawatir padanya.

Jisoo pun memilih untuk pergi dari kantor dan pulang karena percuma pikirannya tidak bisa fokus pada pekerjaanya.

"Wendy ya aku pulang dulu"

"Kau sakit bos?"

"Hmm kepalaku sakit"

"Ya sudah lebih baik bos istirahat saja, biar pekerjaan aku yang handle"

"Gomawo, aku pergi dulu"

Jisoo tidak langsung pulang ia malah memacu mobilnya ke pantai di ujung pulau Jeju yang tidak begitu ramai apalagi di weekday seperti sekarang.

"Kenapa Jennie ya, kenapa? sejauh apapun aku menghindarimu tapi kenapa kau selalu memenuhi pikiranku, bagaimana aku bisa melupakanmu, argghhhhhh" Jisoo menundukan kepalanya di atas lutut dengan air mata yang berderai, ia terduduk di pasir putih pantai dengan ombak yang sesekali menghampiri kakinya.

"Apa kau sudah bahagia sekarang Jennie ya? apa kau bahagia diatas penderitaanku? hiks hiks apa gunanya lagi aku hidup, aku tidak bisa jika hidup tanpamu Jennie ya, aku mencintaimu sungguh hiks hiks Jennie ya mana janjimu yang akan selalu bersamaku, mana Jennie ya?! kau jahat aku membencimu! kau sama jahatnya dengan daddy, dia sudah tahu perasaanku tapi dia tetap mempertahankanmu! dia egois, dia bahagia diatas penderitaanku, aku membencimu Kim Jiyong,,, aku membencimu,,,,
hiks hiks mommy,,,,, bawa aku pergi bersamamu,,, aku sudah tidak sanggup lagi hiks hiks,, mommy hiks hiks tunggu aku,,,,,"
-
-
-
-
Irene Pov

Aku melihat gadis itu dari tadi siang, ia tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya, aku tahu pasti dia sedang memiliki masalah berat karena dia terduduk di tepi pantai dengan mata nyalangnya menatap lautan lalu baju kantor yang dipakainya, salah kostum jika memang ia hanya ingin menikmati pantai, sesekali ia tertunduk dan mengusap air matanya yang keluar aku tidak berani menghampirinya selain aku tidak mengenalnya kebanyakan orang menyendiri di pantai itu untuk menenangkan diri, aku pun kembali masuk ke dalam restaurantku.

Entah berapa lama ku habiskan waktuku di dalam restaurant untuk sekedar mengecek pemasukan dan pengeluaran dari restauranku, aku kembali keluar setelah pekerjaanku selesai, matahari semakin tenggelam senja pun menjelang, deburan ombak pun makin riuh terdengar, ku dudukan diriku di kursi diteras restaurantku, astaga wanita itu masih berada disana dengan hempasan ombak yang mulai membesar.

Entah kenapa aku cukup mengkhawatirkannya, ia tetap tidak bergeming untuk tetap berada disana meskipun sesekali tubuhnya terhempas ombak yang cukup besar dan membuatnya semakin menjauh dari pantai.

STEPMOM 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang