I. Stick you

341 48 6
                                    

Hari  Minggu yang cerah biasanya Jimin sudah memulai pekerjaan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari  Minggu yang cerah biasanya Jimin sudah memulai pekerjaan rumahnya. Memang biasanya minggu, didedikasikan Jimin untuk Seulgi agar wanita kesayangan nya itu dapat  beristirahat seharian tanpa perlu memikirkan pekerjaan rumah yang sehari-hari dikerjakannya. Karena semua itu akan Jimin yang mengerjakannya.

Ya.. Hitung-hitung jadi suami siaga katanya..

"Sayang.. Sayang, kamu dimana?!" Teriakan dari lantai dua mengalihkan perhatian Park Jimin yang sedang memotong kentangnya untuk sup sarapan pagi ini.

"Aku di dapur sayang lagi masak!" Balasan dari Jimin tak ditanggapi namun segera suara langkah kaki yang berisik menandakan orang tersebut buru-buru untuk mencari dimana Jimin berada.

Hug

"Kamu disini" Ucap Seulgi yang kini sudah memeluk erat pinggang Jimin dan menenggelamkan wajahnya ke punggung tegap lelaki itu. Sementara Jimin hanya tertawa melihat tingkah menggemaskan istrinya tersebut.

"Masak apa?" Kini Seulgi mengintip dari balik punggung Jimin dan melihat lelakinya tengah memotong beberapa buah kentang.

"Hmm? Aku masak sup. Katanya kau mau sup" Jawab Jimin yang kemudian mengarahkan tangannya ke pipi Seulgi yang kini sudah menempel di pundak Jimin.

Seulgi hanya diam saja sesekali meringis karena Jimin mencubit pipinya gemas. sebenarnya kesal juga akibat di cubit terlalu kencang biasanya pipi Seulgi akan memerah dan keram. Walaupun dia berdecak kencang juga Jimin seperti tuli, dan tak menghiraukan decakannya.

Yang ada, setelah Kini memasukan potongan kentangnya ke panci dengan air yang menggejolak dia langsung menghadap ke Seulgi dan menciumi gemas Seluruh wajah Seulgi termasuk sesekali melumat bibir cerry Seulgi.

"Gemesnya Seulgi ku pagi ini~" Teriak Jimin tertahan setelah itu kembali mengecup bibir Seulgi.

"Ih maunya di bilang sexy, bukannya gemes!" Rajukan Seulgi hanya di balas tawa renyah Jimin.

"Iya.. Deh kamu sexy dan gemes."

***

"Yang bener bersihinnya Jimin"

"Iya"

"Itu bawah sofa juga"

"Hmm"

"Ihh jangan tiba-tiba nunduk nanti aku jatuh!" Kesal Seulgi yang kini ada di atasnya sambil memeluk tubuh erat Jimin yang sedang merangkak, membersihkan rumah dengan penyedot debu.

"Pegangan yang erat makanya" Balas Jimin. Sebenarnya dia sama sekali tidak keberatan soal Seulgi yang akan selalu menaikinya ketika dia sedang membersihkan lantai. Karena Seulgi sangat ringan.

"Nahh ayo sekarang majuu~ bawah meja tv~" Teriak Seulgi riang, sambil menunjuk dengan semangat kebawah meja televisi.

Dan lagi-lagi Jimin hanya terkekeh dengan kelucuan istrinya

***

"Mau aku bantu?" Entah dari mana Seulgi tiba-tiba mucul di belakang Jimin saat laki-laki itu sedang mencuci piring sehabis mereka memakan kue stroberi yang Seulgi beli kemarin.

"Sini, kamu bantu pengangin pinggang aku aja supaya nggak di ambil orang" Ucap Jimin jahil.

Seulgi segera maju walaupun mulutnya mencibir "bilang aja mau di peluk-peluk" Segera dia mendaratkan tangannya untuk memeluk pinggang Jimin yang tertawa melihat tingkah istrinya.

"Nah gitu dong, kalo gini kan aku nggak takut pinggang aku hilang"

"Dasar modus!"

***

"Jimin"

"Hmm.."

"Kok bulan munculnya cuma malem ya?" Mulai lagi, Seulgi dengan keingintahuan nya yang random.

"Ya karena udah takdir Seul, kayak kamu sama aku udah takdir untuk Sama-sama hahaha.. Aw  kok suaminya di cubit sih?!" Protes Jimin dengan suaranya yang teredam karena tubuh nya yang tengkurap di tindih Seulgi di atasnya yang melihat bulan.

"Lagian punya suami, bisanya gombal mulu!" Protes Seulgi tak mau kalah setelah menghadiahi Jimin cubitan di pinggang pria itu.

"Kamu juga, kalo di romasntisin pipinya suka merah, kamu suka kan?! Ngaku!"

"Udah Jimin, akunya jadi malu" Ucap Seulgi dan memang benar pipinya telah memerah kini dia sembunyikan di pundak Jimin.

"Aduhh gemes banget sih Park Seulgi~"



Hahaha iya deh pasangan Bucin

Illustration || SEULMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang