Sambil bergelayut manja pada lengan suaminya yang sedari tadi mendorong trolli, Seulgi berusaha mengingat belanjaan titipan Sahabatnya, Seungwan.
"Jangan lupa minyak gorengnya yang 2 liter, susu full cream yang 1 liter, pewangi yang di pake Jungkook kemarin nyuci jaketnya yoongi juga jangan lupa Seul."
"Iya Seungwanie, ada lagi nggak yang mau di titip?" Tanya Seulgi.
"Hmm.. Sama telur deh Seul 1 kilo trus mentega yang 250 gram aja oke? Nanti pulang kita buat cupcake!" Sahut Seungwan dengan antusias.
"Okayy deh" Jawab Seulgi tak kalah antusias yang mana membuat Jimin mengusak rambut istrinya karena gemas.
Aduhh, kalo mau romantis an nggak tau tempat nih patsuri
Setelah menyelesaikan sesi telponnya Seulgi segera menuntun Jimin ke rak yang terdapat barang mereka butuhkan.
Seulgi memindai setiap merek dan wangi dari pelembut yang berjejer rapih di rak. Ya, Sahabat nya itu memintanya mencari pewangi yang selalu di pakai oleh Jungkook karena katanya, setelah adiknya itu memulangkan jaket yang dia pinjam. Seungwan sangat suka dengan wanginya.
Nggak buat dia mual, maklum lagi ada dedek bayinya.
Setelah semua belanjaan Seulgi dan Seungwan hampir rampung, Seulgi berusaha menggapai pewangi tersebut di rak paling atas yang sialnya tubuhnya tidak sampai.
Jimin terkikik di belakangnya, "Sayang, nggak mau di ambilin?" Sementara Seulgi yang sok menjadi wanita tinggi itu menolak keras. Dia bisa kok, kalo jinjing sedikit lagi.
Tapi saat jemarinya sudah menyentuh botol tersebut, dia terkejut ternyata ada tangan lain yang mengambilnya dari belakang.
Siapa lagi kalau bukan Park Jimin.
Setelah itu Seulgi berbalik badan, dan langsung melihat badan menjulang Jimin di hadapannya dengan seringaian nakal. Mana jaraknya tipis sekali sama Seulgi.
"Siapa suruh sok tinggi, kalo botolnya jatuh kena kamu gimana?" Bisik Jimin.
Seulgi menggembungkan pipi meronanya karena malu sekaligus tersipu oleh kedekatan mereka.
"I-iya kan aku bisa-
Cup!
Jimin mengecup bibir cherry Seulgi karena gemas.
Untung saja supermarket nya sepi karena memang bukan akhir bukan jadi tidak ada yang melihat, kecuali CCTV
"Ayo katanya mau cepet makan Ttopokki." Jimin yang merasa tidak bersalah, berjalan santai sambil mendorong trolinya menuju kasir.
***
Pip
Pip
Jimin mendengus sebal melihat adegan di depannya ini. Bagaimana tidak? Kasir pria yang sedang bertugas itu terang-terangan menatap Seulginya.
Garis bawahi, Seulginya. Istrinya
Di depan matanya sendiri.
Apa pria itu pikir, Jimin hantu apa.
Pip
"Nona cantik sekali" Oh makin panas hati Jimin mendengar pria itu melempar pujian ke istrinya.
"Terimakasih" Seulgi membalasnya sambil tersenyum. Jimin terbakar.
"Nona terlihat awet muda dan langsing" Pujian pria itu, bagaimana Seulgi tak tersenyum di cap langsing dan muda. Pasti semua wanita akan tersenyum.
Pip
"Nona apakah nona-"
"Sayang, ayo masih lama yaa?" Kasir dan Seulgi tentu saja terkejut dengan suara super manja dari Jimin.
Seulgi tersenyum dan mengelus pipi Jimin, "sabar ya, sebentar lagi selesai"
Jimin kemudian menatap tajam kasir tersebut "Kasir nya nggak profesional banget, barang segini aja ngitungnya lama!" Ketus Jimin yang mana membuat Kasir itu meneguk ludahnya sendiri. Perasaan tadi suaranya manja deh? Kok jadi sangar?
"Totalnya 26.000 won"
Belum sempat Seulgi memberikan kartu ATMnya pada si kasir, Jimin lebih dulu merebutnya dan memberikannya pada kasir. Mana sudi dia lihat Seulgi bersentuhan oleh kasir menyebalkan itu.
Setelah menerima kembali kartu nya, Jimin mengambil belanjaannya dan hal yang tidak terduga terjadi.
Cup!
"Yuk pulang sayang!" Ajak Jimin seenaknya setelah mengecup mesra pipi istrinya. aduh benar benar tak tau tempat si Jimin tuh.
Mana diliatin hampir semua orang lagi, wajah Seulgi lantas memerah.
Setelah menyusul Jimin yang sudah sampai pintu berniat Mengomeli suaminya, Seulgi mendengar lagi suara Jimin.
"Pokoknya kita nggak usah belanja di sini lagi, kasir nya nggk cepet kerjanya udah gitu ganggu istri orang lagi. Pokoknya kita nanti kalo belanja yang jauh sekalian. Aku nggk mau disini lagi! "
Rentetan kalimat yang ucapkan Jimin membuat Seulgi paham.
Ahh, Suaminya ini tengah cemburu.
***
H
ari ini Jimin memang tidak membawa mobil. Karena jarak dari apartemen dan supermarket hanya satu kali naik bus jadi anggap saja mereka belanja sambil berkencan.
Jimin dan Seulgi sedari tadi berdiri menunggu bus. Namun kemudian Seulgi kasihan melihat Jimin yang harus membawa dua kantung belanjaannya dan Seungwan.
"Jimin, sini biar aku bawa satu" Tawar Seulgi sambil menunjuk dirinya Sendiri.
"Eh Seul, tapi ini berat." Ya Jimin menolaknya sambil menjauhkan tangannya yang sedang Seulgi gapai.
"Nggak papa, aku bisa." Ucapnya yakin. Jimin agak ragu sebenarnya lalu mencoba memberikan yang ringan.
Eh, kok berat banget?
Isinya batu?
"J-jiim, aku nggk kuat deh" Ucap Seulgi yang segera memberikan lagi kantung nya.
"Kamu ini, kan udah ku bilang. Ini tuh berat hehehe" Jimin malah tertawa.
Uh, Seulgi bertekad dalam hati harus olahraga lebih agar kuat..
Bahkan untuk mengangkat suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illustration || SEULMIN
Fanficwhat do you think about this cutest couple?! serangkaian kisah pendek tentang kehidupan Seulgi dan Jimin yang terinspirasi dari Art @Gyung_studio Seulmin Short Story Seulmin x Gyung_Studio ___________________ Jimin BTS as Park Jimin Seulgi Redvelv...